Bab 8

108 21 1
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

.











.












.






.

Di sebuah tempat terpencil dan gelap terlihat sesosok bertopeng hitam membuka topengnya. Ia mendecih kesal saat mengingat dirinya tak bisa mengirim debu emas lagi pada Gayoung.

"Kekuatan Nona Gayoung yang kau bendung beberapa puluh tahun yang lalu pastinya membludak beberapa waktu lagi, " kata seseorang lainnya yang duduk tak jauh dari sosok topeng hitam itu.

"Aku masih bisa membendung nya! Aku adalah mate dia! "

"Benar dia mate - mu sebelum kamu mengorbankan dia agar kekuatanmu menjadi sempurna. Saat ia dilahirkan, dia bukan lagi takdirmu lagi. "

"Diam Jacob! Mau sampai kapanpun dia tetap mate ku!"

Pria yang baru saja membentak seseorang yang bernama Jacob langsung memakai topeng hitamnya lagi dan pergi keluar dari ruangan itu. Tangannya mengepal marah. Menyalahkan takdir yang membuat dirinya kehilangan matenya sendiri.

.



.




.



.

Sunwoo kini bingung harus kemana. Di kediaman orang tua Ratu sedang dilakukan upacara penghormatan pada leluhur mereka dan tentunya ia tidak mungkin ikut. Ingin berjalan-jalan di pasar tapi lupa membawa sekantong emas miliknya. Sungguh membingungkan!

"Pangeran kenapa hanya duduk di pinggir jalan? Nanti dikira gembel lho, " Ucap Gayoung terkikik geli saat melewati jalan ini.

"Aku hanya merasa bosan dan tak tau harus berbuat apa. Makanya aku hanya duduk luntang-lantung demi membunuh kebosanan ini, "

Gayoung mendekat pada Sunwoo dan memberikan sebuah buku tua. "Itu manuskrip yang diam-diam kuambil dari gudang bawah istana. Disana ada beberapa hal aneh yang perlu Anda ketahui, "

Sunwoo mengangguk dan berdiri. Ia bergegas menarik Gayoung menuju rumah Gayoung sendiri. Tanpa mereka sadari, sepasang mata yang sedang mengawasi mereka dan menggertakkan giginya marah.

Setelah sampai di depan rumah Gayoung, Sunwoo cukup kaget saat melihat Eric sedang menyiram tanaman hias milik Gayoung.

"Apa sahabatku sendiri sedang PDKT dengan ibu mertuaku? " Kata Eric saat menyadari Sunwoo menggenggam jemari Gayoung di sela-sela jarinya.

"Jangan mengada-ada Ric. Lagipula jangan memanggilnya dengan sebutan ibu mertua. Aku geli saat mendengarkannya. Yang kau sebut ibu mertua usianya saja 2 tahun di bawahmu, Ric"

Eric berpura-pura kaget dan berkata, "jadi, aku harus bilang amazing gitu! "

Gayoung yang sudah lelah memilih masuk rumah meninggalkan dua laki-laki itu dan segera masuk ke ruangannya untuk mengecek sesuatu.

"Tuh kan. Aku ditinggal Gayoung. Memang menyebalkan kau, " Ucap Sunwoo mencebik kesal.

"Hahahhaha, kalau kau menyukainya coba saja bilang. Siapa tau dia juga menyukaimu? " Kata Eric.

"Sepertinya itu tidak mungkin. Apa kau tak sadar dengan jubah yang dipakai Gayoung? Itu bukan jubah Gayoung dan tadi aku mencium bau feromon alpha laki-laki? "

"Mungkin itu jubah itu milik Tuan Tae sehingga tercium bau feromon Tuan Tae di jubah tadi. Semalam Nona keluar menuju kediaman Tuan Tae untuk membahas sesuatu, "

"Oalah. Tapi, mengapa Tuan Tae memilih mengundurkan diri dari jabatannya? "

Eric mencoba mengingat jawaban Natasha atas pertanyaan Sunwoo yang pernah juga ia tanyakan pada Natasha.

"Ah yang kutau dia memilih menikah dengan matenya dan mereka punya anak. Tapi, sayangnya yang tau siapa anaknya hanya Nona Gayoung dan tetua saja. Selain itu, Tuan Tae juga merasa sudah terlalu lama menjabat. Bukankah dia sudah 689,5 tahun menjabat? Kurasa memang dia pantas untuk pensiun,"

.

















.












.










.

Sesosok pria duduk bersimpuh di lantai. Tangannya menyalakan beberapa lilin yang melingkarinya. Tak lupa ia juga membakar kemenyan tak jauh darinya.

"Tumben sekali kau memanggil tuanku secepat ini, " Celetuk Jacob yang tengah duduk di atas sebuah patung.

"Ck yang kubutuhkan tuanmu bukan kau! " Ketus pria itu.

"Aku hanya memperingatkanmu. Jangan melakukan kesalahan yang sama lagi. Aku hanya mengingatkan saja lho, "

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? "

"FYI, kekuatan Gayoung semakin kesini semakin muncul. Kau tak bisa selamanya  mengandalkan Tuanku untuk membendung itu, " Kata Jacob.

"Aku harus tetap membendungnya agar kejadian 80 tahun yang lalu hanya aku, kamu, dengan Tuanmu saja yang mengingatnya, "

Jacob mendecih sebal. Sedari awal ia bertemu pria di hadapannya ini, ia tau kalau dia adalah pria penuh ambisi kekuasaan terbalik dengan Sunwoo. Ah aku sangat kasihan jika melihatnya,

.














.








.








.

Gayoung membuka portal baru dan masuk ke dalamnya. Ia langsung disambut oleh pelukan seorang pria yang dulu pernah menjadi salah satu gurunya selama 5 tahun.

"Kak Jae, apa kabar? " Tanya Gayoung.

Tangan Jaehyun langsung menarik Gayoung ke sebuah meja. Mereka berdua langsung duduk di kursi yang ada.

"Aku baik saja. Ah, tumben sekali kamu kesini pagi ini. Biasanya kamu hanya kesini saat matahari mulai tenggelam, "

Jaehyun menggerakkan tangannya sambil mengucap mantra. Tak lama, sepiring roti datang dengan cara terbang.

"Aku hanya ingin bertanya sesuatu. Pasti kau tau jawabannya, " Pinta Gayoung.

"Sure. Kamu bisa bertanya apapun padaku Mon amour, "

Gayoung menarik nafasnya perlahan lalu berucap, "kau pasti tau aku ingin mendengar apa?"

Jaehyun tersenyum saat mendengar itu. Ia tau cepat atau lambat Gayoung akan menemuinya dan bertanya hal seperti itu. "Mari akan kuceritakan segalanya tanpa kebohongan sedikitpun, "

TBC

Hidden MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang