🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽
Di bagian hutan terdalam terdapat sesosok werewolf yang baru saja membuka matanya. Senyum sinisnya terpatri di mulutnya. Ia bangkit dan merubah wujudnya ke dalam wujud manusianya.
"Yang Mulia, " bisik Jaehyun dan Ryukyu bersamaan sambil berlutut di hadapan Junhyeok yang telah menetap di dalam gua ini selama 10 tahun terakhir ini.
Seseorang yang dipanggil Yang Mulia itu turun dari atas batu menuju anak sungai kecil yang ada di sebelahnya. Ia berjongkok dan tangannya langsung ia masukkan ke dalam aliran air itu. Merasakan pergerakan air yang tenang, tetapi cepat seperti ambisinya selama ini.
"Waktunya aku kembali ke tahtaku, " katanya sambil tersenyum menang sambil memainkan air disana.
Ryukyu dan Jaehyun hanya bisa menunduk mendengar perkataan Junhyeok. Mereka sadar bahwa waktu mereka tinggal sedikit untuk membuat Sunwoo kembali ke tahtanya.
"Ayo kita kembali ke kerajaan dan rencanaku tinggal selangkah lagi demi tahta. Oh ya, kemaren aku sudah melihat Gea. Bayi cantik itu tetap saja sebuah kesalahan. Aku yakin dia bukan putri kandung Erick, "
"Bagaimana Yang Mulia bisa berpikir seperti itu? " tanya Jaehyun penasaran karena selama ini dirinya hanya mengetahui bahwa Natasha hanya berhubungan dengan Erick saja.
"Apakah kau lupa jika werewolf tak bisa memiliki anak dengan werewolf yang bukan matenya?"
Pertanyaan retoris Junhyeok membuat Jaehyun dan Ryukyu berpikir. Dengan siapa Natasha berhubungan hingga memiliki anak. Kemudian mereka sadar bahwa Natasha lahir karena upacara kegelapan dan itu berarti Natasha tak memiliki mate.
"Sepertinya Natasha seperti penyihir kegelapan lainnya. Menghasilkan keturunan tanpa berhubungan badan, " tambah Junhyeok.
.
.
"Tugasmu sudah selesai Youngkwang. Kau bisa turun dari tahtaku, " kata Junhyeok tepat setelah membuka pintu aula yang membuat semua atensi para menteri mengarah padanya.
Bisik-bisik mulai terdengar. Semua orang mengetahui bahwa Junhyeok meninggal sepuluh tahun yang lalu karena serangan jantung mendadak di sebuah pagi yang tenang. Bahkan semua orang melihat bagaimana tubuh Junhyeok dikubur ke dalam tanah tanpa proses kremasi.
"Kalian kaget karena aku masih hidup? " tanya Junhyeok dengan sunggingan senyum kecilnya.
Juyeon dan Changmin bangkit dari kursi mereka dan menatap Junhyeok bingung. Bagaimana bisa orang yang mereka berdua kubur bisa bangkit lagi dan bahkan bisa berdiri tegak seperti ini?
"Bagaimana bisa?? " tanya Juyeon sambil menutup mulutnya kaget.
"Aku masih hidup karena aku memang masih hidup. Aku pergi hanya untuk bertapa. Jika kalian tak percaya, tanyakan saja pada Youngkwang saja! "
"Tapi tetap saja Anda tidak bisa mengambil tahta ini, " ucap Changmin cepat. Ia sadar apa tujuan Junhyeok kali ini.
"Aku kan raja sebelumnya dan aku masih memiliki hak untuk tahta itu! " Kata Junhyeok dengan ngototnya.
"Maaf tapi kita harus menunggu Nona Gayoung sadar kembali untuk ritual pengangkatan Raja, " putus Juyeon.
Junhyeok tertawa sinis saat mendengar pernyataan itu. "Apakah dia bisa dibilang ketua dan ibu yang baik? Orang yang membuat kekacauan seperti ini adalah putri angkatnya, dan kalian masih menunggu dia sadar? Gila ya? "
Juyeon mendekat pada Junhyeok dan langsung berkata, "Apakah Anda sendiri memang Ayah yang baik sampai-sampai berani mengatakan bahwa Nona Gayoung bukan ibu yang baik? Walaupun Anda dibesarkan oleh mendiang Raja Eungoo yang lemah lembut, Anda tetap tumbuh seperti Pangeran kebanyakan yang haus akan tahta. Bukankah begitu? "
Lalu Juyeon tersenyum miring melihat wajah pucat pasi Junhyeok. Ia melanjutkan lagi perkataannya, "Nyatanya Anda tak pernah menduduki posisi putra mahkota, Pangeran. Kalian semua pasti masih ingat bahwa mendiang Raja Eungoo sama sekali tak pernah mengatakan bahwa Pangeran adalah putra mahkota, "
Para menteri mulai berbicara sendiri-sendiri. Membenarkan apa yang diucapkan Juyeon. Mereka sama sekali belum pernah mendengar Raja Eungoo menyatakan bahwa Junhyeok adalah penerus tahtanya. Mereka hanya pernah tau bahwa Sunwoo yang justru dilatih bak seorang Putra Mahkota.
"Ckck, kau pikir putra dari mendiang ayahku tidak hanya aku saja ? Nyatanya hanya ada aku dan aku sangatlah pantas untuk tahta itu, " Kata Junhyeok dengan congkaknya.
"Yang Mulia Pangeran Junhyeok yang terhormat silahkan Anda berdiri di hadapan kaca dan berkaca. Apakah Anda pantas mendesak kami mengadakan pengangkatan Raja disaat putra Anda sendiri sedang sekarat? " balas Changmin geram.
"Sepertinya kalian berdua sudah terpengaruhi oleh Gayoung, pendukung setia Sunwoo. Bukankah selama ini dia sangat jelas mendukung Sunwoo untuk naik tahta. Bukankah itu bukan sikap ketua klan ? "
Changmin sudah tak tahan lagi untuk memukul wajah tua Junhyeok. Ia ingin sekali memukul pria itu, tapi langsung ditahan oleh Juyeon. Juyeon tak ingin ada pertumpahan darah disini hingga Gayoung sadar.
"Changmin hentikan! Bukankah kita harus menyambut sang pembohong besar? "
Semua atensi langsung berpindah pada orang yang baru saja menyuarakan pendapat tadi. Kaget itulah yang mereka rasakan saat melihat siapa yang baru saja datang.
"Nona Gayoung, " bisik Juyeon dengan senyuman saat melihat Gayoung berdiri di ambang pintu bersama sebuah gulungan besar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Mate
FanfictionSunwoo, pangeran kedua Kerajaan Moon yang telah melewati 20 tahun dari waktu dimana seharusnya ia bertemu matenya. Gayoung, alpha klan netral dengan segenap jiwanya mengabadikan dirinya terhadap kerajaan juga belum bertemu matenya. Dan mereka mend...