Sunwoo, pangeran kedua Kerajaan Moon yang telah melewati 20 tahun dari waktu dimana seharusnya ia bertemu matenya.
Gayoung, alpha klan netral dengan segenap jiwanya mengabadikan dirinya terhadap kerajaan juga belum bertemu matenya.
Dan mereka mend...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽
.
Sesosok pangeran kecil sedang berlarian di istana bersama Jiyeon yang kini sudah menjadi gadis. Jiyeon sering ke istana guna menemani sang ibu yang kini menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Istana.
"Pangeran Siwoo, kakak sudah lelah. Lebih baik kita minum dulu, " ajak Jiyeon.
Siwoo menurut dan duduk di sebelah gadis werewolf itu. Mata Siwoo menoleh ketika mendengar suara aula dibuka lebar. Ia melihat kedua orang tuanya berjalan keluar.
"Ayah, ibu~" Teriak Siwoo sambil menghambur ke pelukan Sunwoo dan Gayoung.
"Hey, jagoan ayah! Apa kau lelah? " tanya Sunwoo sambil menggendong sang putra.
"Tidak. Siwoo hari ini semangat karena ibu sedang disini. Biasanya kan siang hari begini ibu ada di Klan Netral, " kata Siwoo yang membuat Gayoung merasa bersalah. Gayoung memang harus tetap ada di Klan Netral karena tugasnya menjadi seorang ketua belum lah selesai.
Jika diingat-ingat hari ini tepat 7 tahun setelah kematian dari Pangeran Junhyeok. Setelah ia mengeluarkan cahaya birunya semuanya kembali menjadi yang seharusnya. Tak hanya Pangeran Junhyeok yang meninggal, Natasha juga demikian karena memang sedari awal Natasha tidak dilahirkan.
"Apakah Yang Mulia Ratu baik-baik saja?" tanya Juyeon pada Gayoung yang sedari tadi hanya diam. Bahkan mereka berdua telah ditinggalkan oleh rombongan Sunwoo.
"Aku tidak apa-apa ketua. Bagaimana dengan acara pertunanganmu dengan Jiyeon? Gadis itu beberapa kali datang padaku dan memintaku mengajarkan tarian pedang, "
"2 bulan lagi kami akan bertunangan setelah Erick kembali dari tugasnya menelusuri tanah terlarang. Itu merupakan permintaan Jiyeon sendiri. Dia ingin ayahnya melihat momen indahnya itu, " jawab Juyeon.
"Apa kau pernah menyangka jika matemu adalah Jiyeon? " tanya Gayoung.
"Tidak. Aku dulu berpikir bahwa Jiyeon sudah seperti putriku sendiri. Tapi jika dilihat-lihat wajah Jiyeon sangat mirip dengan Vanya. Tapi sifat mereka sangat jauh berbeda, "
"Aku meminta maaf atas nama Vanya karena dia kau mengalami banyak hal berat, " Kata Gayoung sambil menbungkuk. Dengan cepat, Juyeon meminta Gayoung bangkit. Mana mungkin ia membiarkan seorang ratu membungkuk padanya.
"Itu sudah berlalu. Aku juga mengucapkan bela sungkawa atas kematian orang tua Anda beberapa hari yang lalu, " ucap Juyeon. Ia memang tak sempat melayat karena ia sedang dikirim ke wilayah bagian paling barat istana untuk membuka lahan pertanian yang baru.
"Terima kasih. Semoga mereka sekarang hidup tenang di atas sana, "
"Ibu!!!! " teriak Siwoo berlari bersama Jiyeon.
"Kenapa ibu masih disini? Kupikir ibu pergi lagi tau, " ucap Siwoo cemberut.
"Tidak. Ibu hanya berbincang sebentar pada Ketua Juyeon. Mari kita menuju ruangan ayah, " ajak Gayoung.
"Ayo!! " kata Siwoo dengan semangat.
"Ketua Juyeon, Jiyeon kami pamit dulu ya. Nikmati waktu kalian berdua ya? " goda Gayoung dan pergi. Meninggalkan Juyeon maupun Jiyeon yang sedang malu.
Gayoung berjalan dengan cepat bersama putranya. Melewati beberapa lorong dan berakhir memasuki sebuah ruang baca milik Sunwoo. Tanpa permisi, Siwoo langsung menghamburkan diri pada sang ayah.
"Ayah, katanya ibu rindu" kata Siwoo yang membuat Sunwoo terkekeh. Mana mungkin sang istri merindukannya karena sudah 3 hari Gayoung meliburkan diri dari aktivitasnya menjadi ketua dan digantikan oleh putrinya Haknyeon.
"Bilang saja kalau Siwoo yang rindu. Bagaimana jika kita nanti mengunjungi kakakmu saja? " tanya Gayoung. Sudah lama keluarga kecil mereka tak mengunjungi Pangeran Youngkwang yang kini memilih menjabat sebagai Ketua Administrasi Kerajaan.
"Tidak bisa sayang. Mereka sedang sibuk merayakan ulang tahun Sooyoung di rumah mereka dan tak mungkin kita tega mengganggu acara itu, " jawab Sunwoo.
"Ayah.... Ibu.... Siwoo mau bermain dengan Kak Jiyeon lagi, " ucap Siwoo saat melihat Jiyeon melewati ruangan ini bersama Juyeon. Lalu ia berlari keluar meninggalkan kedua orang tuanya.
"Rasanya sangat melelahkan bukan? " tanya Sunwoo sambil menarik Gayoung menuju pangkuannya.
"Aku tidak lelah Yang Mulia. Jangan khawatir, " Balas Gayoung sembari tersenyum.
"Apa kau tau aku merasa Siwoo memiliki kemiripan dengan Hyunjae? " tanya Sunwoo.
"Benarkah? Aku tak pernah merasakannya. Tapi, aku merindukan Kak Jae. Dia baik bahkan sangat baik, " jawab Gayoung sambil memeluk Sunwoo.
"Mari kita mampir ke makamnya besok, "
"Baiklah Yang Mulia. Aku mencintaimu, "
Sunwoo kaget dengan pernyataan cinta tiba-tiba dari Gayoung. "Aku juga mencintaimu. Jangan tinggalkan aku sendirian, "
" Tentu saja. Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan selalu ada di hatimu, "
.
.
.
237 tahun kemudian
Siwoo menatap makam ibunya. Rasanya baru kemaren ia masih meminta ibunya menggendongnya, tapi kenyataannya sang ibu telah berpulang ke tempat yang lebih abadi 23 tahun yang lalu.
"Pangeran, ayo kita pulang! " ajak Sunwoo sambil merangkul bahu sang putra.
"Aku masih tidak menyangka ibu akan meninggalkan kita ayah. Ibu pernah berjanji akan datang di pernikahanku dan melihat tumbuh kembang cucunya kelak. Tapi, kini ibu telah pergi di saat aku bahkan belum menemukan mateku sendiri Ayah... " .
"Ibu sudah bahagia, nak. Sudah cukup lama ibumu menderita disini. Dia akan menangis di atas sana jika melihat putra kesayangannya ini menangis, " hibur Sunwoo sambil mengelap air mata sang putra. Bohong jika ia merasa tak kehilangan. Ia bahkan masih merasa ini adalah mimpi selama 23 tahun ini.
"Mari kita pulang ayah," ajak Siwoo. Mereka berdua keluar dari area pemakaman. Atensi Sunwoo teralihkan pada Siwoo yang mendesis dan seperti menahan sesuatu.
Siwoo berjalan dengan cepat menuju seorang gadis yang tengah menyiram beberapa tanaman di makam ini.
"Mate! " ucap Siwoo dengan intonasi beratnya yang membuat gadis itu menengok. Alangkah terkejutnya ia melihat gadis itu sangat mirip dengan sang ibu. Tangannya langsung memeluk gadis itu dengan erat.
Sementara itu, Sunwoo tersenyum melihat keduanya. Ia senang jika reinkarnasi Hyunjae dan reinkarnasi Gayoung dapat bersatu seperti ini. Aku berharap akhir kisah kalian sangat indah,
The End
Semoga kalian gak kecewa sama endingnya gini. Terima kasih yang udah sempatin waktu untuk baca, vote, dan comment.
Jaga kesehatan terus ya dan semoga hari kita menyenangkan.