Bab 3

163 22 0
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

.




































.

Sunwoo dan Gayoung masih setia mengobrol di salah satu meja. Membicarakan pertahanan kerajaan yang harus ditingkatkan kembali karena banyak sekali orang yang ingin menggulingkan Raja.

Hingga Natasha berlari disusul Eric yang hanya berjalan biasa. Natasha langsung memeluk Gayoung dengan sayang. "Nona, apa kau akan tetap mengunjungiku saat aku tinggal dengan Eric? " tanyanya.

Gayoung mengelus rambut Natasha dengan sayang. "Tentu saja. Aku kan mencintaimu sebagai putriku, " kata Gayoung. Ia melirik Eric yang membungkuk memberikan penghormatan layaknya seorang pria terhadap mertuanya.

"Eric, aku harap kamu bisa menjaga Natasha melebihi aku menjaganya. Jika kalian butuh sesuatu, pintu rumahku selalu terbuka untuk kalian, " kata Gayoung sembari melepaskan pelukan itu.

"Tentu saja, Nona. " balas Eric sambil merangkul Natasha.

Tak lama, kedua orang tua Eric datang. Mereka membungkuk pada Gayoung. "Kami akan membawa putrimu ke Klan Kanan. Apakah perlu ilmu sihir dia lepaskan? " tanya Ibunya Eric.

"Tidak perlu karena dia perlu sadar bahwa sekalipun dia sudah menikah dengan Eric dia tetaplah anggota klan kami." jawab Gayoung sembari menggores jarinya dan darahnya ia balurkan di belakang telinga Natasha.

Hal yang dilakukan Gayoung pada Natasha barusan merupakan sebuah tradisi yang menandakan bahwa orang tua dari mempelai pihak wanita sudah memperbolehkan mempelai pria membawanya pergi.

.



















.



















.










.

2 tahun kemudian...

Gayoung melangkahkan kakinya menuju gerbang kerajaan. Ia baru saja kembali setelah setahun penuh di medan pertempuran melawan para werewolf liar tanpa aturan. Di sebelah kanan kirinya, ia dan pasukannya disambut meriah karena membawa kemenangan.

Setelah ini, aku harus melihat keadaan Natasha beserta anaknya, batin Gayoung saat melihat Sunwoo yang tengah berdiri menyambut dirinya.

"Selamat atas keberhasilanmu nona Gayoung, " kata Sunwoo sambil memberikan tos yang biasa digunakan antar pria.

"Terimakasih Pangeran. Tapi, maaf bolehkah Anda minggir. Saya ingin menemui Raja dengan cepat dan bisa segera menengok Natasha, "

Sunwoo meminggirkan badannya dan membiarkan Gayoung masuk. Tiba-tiba, kepalanya terasa sangat pusing ketika mencium feromon Gayoung. Feromonnya terlalu kuat untuk seorang werewolf wanita.

Setelah berhasil menguasai dirinya sendiri, Sunwoo berjalan menuju sang Kakak berada. Ia melihat Gayoung tengah membungkuk sembari menyerahkan beberapa harta jarahan saat perang.

"Pangeran, aku memiliki tugas untukmu dengan Gayoung. Aku ingin kalian berdua mencari sebuah manuskrip tua yang berisikan aturan kerajaan kita pada awal berdiri, " kata Raja saat melihat Sunwoo berjalan menujunya.

"Baiklah Yang Mulia, " ucap Sunwoo bersamaan dengan Gayoung.

Mereka berdua undur diri dari hadapan Raja dan langsung pergi ke ruang bawah tanah. Sebenarnya ruang bawah tanah sudah hampir lebih dari 1 abad tidak dibuka karena ruangan itu sudah dipenuhi oleh manuskrip - manuskrip tua sehingga mereka berdua berpikir pastinya manuskrip yang mereka cari ada disana.

"Berapa umurmu, Gayoung? " tanya Sunwoo penasaran.

"Umurku tahun ini akan menginjak 95 tahun Pangeran, " jawab Gayoung sembari menyihir semua obor di lorong gelap ini agar menyala.

"Umurku sudah 97 tahun dan kita sudah melewati batas usia untuk bertemu mate, " kekeh Sunwoo. Tapi Gayoung mendengar ada nada kesedihan didalamnya.

"Kadang makhluk kita itu kejam. Memberikan dikte bahwa setelah kita melewati usia 77 , kita tak bisa bertemu mate" ucap Gayoung sembari menunduk agar dapat masuk ke sebuah pintu kecil.

Sunwoo yang di depannya mengiyakan dalam diam. Ia tau sebuah tradisi di kerajaannya kebanyakan werewolf yang tak memiliki mate memilih mengabdikan diri pada klannya masing-masing. Sementara pangeran dapat memilih werewolf wanita yang ia mau, tapi sayangnya dirinya bukan salah satu dari itu.

"Dari kata-kata barusan, kau sepertinya masih menunggu matemu? " tanya Sunwoo penuh selidik. Ia penasaran bagaimana reaksi Gayoung jika ditanya seperti itu.

Gayoung hanya bisa terdiam di tempat setelah mendengar pertanyaan paling sensitif menurutnya. Setelah sadar ia telah tertinggal oleh Sunwoo agak jauh, ia memilih melanjutkan langkahnya dan melupakan pertanyaan Sunwoo tadi.

Akan tetapi, rasa kaku dan panas tiba-tiba menjalar dari telapak kakinya hingga ujung kepalanya. Tangannya yang masih bebas perlahan menjulur ke depan meraih Sunwoo yang terus berjalan lurus. Tapi terlambat, tubuhnya terjatuh ke lantai marmer dengan kuat karena tak kuat menahan sakit yang ada.

Sunwoo berbalik karena tak mendengar suara Gayoung lagi dan hanya mendengar suara gedebug yang sangat keras. Ia kaget menemukan Gayoung yang tengah merintih kesakitan sambil memegang kepalanya di lantai. Kakinya langsung berlari, mendekat pada Gayoung.

Saat Sunwoo berjongkok, mata mereka berdua beradu. Ajaibnya, manik mata mereka berdua berubah menjadi biru laut dan tubuh mereka tiba-tiba dikuasai oleh jiwa werewolf.

Tangan Gayoung menyentuh rahang Sunwoo sebelum aroma feromon mereka bersatu dan semuanya menjadi gelap bagi Gayoung dan Sunwoo.

Tak jauh dari mereka, seseorang  tersenyum licik di balik topengnya. "Kalian seharusnya kumusnahkan dari dulu agar rencanaku berjalan mulus, " desisnya sebelum mendekat pada keduanya. Setelah itu, ia menabur bubuk emas diantara keduanya dan pergi.

TBC

Hidden MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang