--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
LIMA
Suzy tidak terkejut ketika Ji Yeon bercerita tentang sisi gelap hidupnya. Sebenarnya Suzy sudah bisa menebak itu jauh sebelum mereka dekat. Entah bagaimana dia bisa melihat itu dulu saat mereka hanya sesekali berpas-pasan saat Suzy dan Min Ho pindah ke lingkungan ini.
"Aku rasa aku harus menjelaskan ini sebelum aku mempertemukan mu dengan seseorang." Ji Yeon dan Suzy bicara di unit wanita Lim tersebut, hanya berdua karena Yewon tidak bisa hadir. Wanita Kim tersebut ada kelas sore sebagai instruktur pilates.
Suzy mengangguk paham tanpa kata, sejujurnya wanita Bae itu memang tak banyak bicara. Dia cenderung diam dan hanya bicara jika benar-benar penting.
"Aku dan dia adalah teman dekat sejak kecil, nasib kami benar-benar mirip sampai akhirnya aku menikah dengan mantan suamiku." Suzy pikir ceritanya telah berakhir, ternyata belum.
"Aku pikir aku bisa hidup lebih baik darinya. Namun, aku akhirnya bercerai dan hak asuh anakku jatuh pada keluarga suamiku. Sekarang aku sendirian. Menurutku dia hidup lebih baik dariku sekarang." Wanita Lim itu terkekeh dengan kepala sedikit tertunduk, hanya sementara karena setelahnya dia menatap Suzy lagi.
"Namanya Jeon Do Yeon. Orang-orang memanggilnya madam Jeon." Ji Yeon akhirnya menyebutkan sebuah nama. Nama orang yang ingin ia perkenalkan pada Suzy nanti malam.
"Selain punya kelab, dia juga punya beberapa bar kecil. Meskipun begitu, dia tidak memperkerjakan sembarangan orang. Aku sudah meneleponnya dan minta dia mencari orang yang benar-benar cocok untukmu." Ji Yeon tersenyum, "kau percaya padaku kan?" Bertanya dengan senyuman yang masih melekat di wajahnya.
Suzy mengangguk, "aku tau eonni tidak akan memperkenalkan aku dengan pria aneh." Yang langsung di tanggapi oleh Ji Yeon dengan anggukan kepala.
Sebenarnya, Suzy akan bertemu dengan madam Jeon itu malam sebelumnya, namun karena tiba-tiba Min Ho pulang cepat dan bekerja di rumah, Suzy tidak bisa keluar.
"Tentu saja tidak." Ji Yeon berucap pasti, "aku menyuruhmu bersenang-senang, sudah pasti aku akan mencari yang terbaik dari yang terbaik. Agar kau benar-benar bisa bersenang-senang."
Suzy terkekeh setiap kali mendengar kata 'bersenang-senang'― semua ini masih terdengar salah, bukan? Tapi untuk sesaat ia tidak peduli.
- x X x -
Myungsoo mengusap kedua telapak tangannya di paha, sesekali melirik ke luar jendela taksi dengan gugup. Tae Hwan yang duduk di sebelah sang pria Kim hanya bisa terkekeh, Myungsoo jelas terlihat tidak terlalu baik.
"Kita bukannya mau pergi merampok bank atau semacamnya, jangan pucat begitu." Memilih untuk meledek Myungsoo alih-alih menenangkan sang pria. Myungsoo mengalihkan pandangan, melihat ke arah Tae Hwan dengan tatapan minta dikasihani.
"Tidakkah ini akan jadi masalah suatu saat?" Pertanyaan bodoh lagi.
Tae Hwan memutar bola mata, lantas menghela napas.
"Kau dan pertanyaan-pertanyaan bodoh mu itu lagi." Tae Hwan menyentuh bahu Myungsoo, "kalau kau mau mundur lebih baik sekarang, karena setelah kau bertemu orang ini, kau tidak bisa mundur." Dia mencengkram bahu Myungsoo, "jangan merusak reputasi baikku di tempat kerja, oke?" Memberi peringatan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR [END]
Fanfiction19+ ⚠⚠⚠ Tidak semua terang itu menyelamatkan, dan tidak semua gelap itu menjerumuskan. ©LoveSooji | Published : 22 Juli 2020