--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
DELAPAN
Myungsoo tiba di lantai tiga dan bergegas melangkah ke pintu kamar nomor tujuh. Seperti saran Suzy, ia menggunakan taksi. Alhasil, ia datang lebih cepat dari waktu temu mereka yang biasanya. Menurut Myungsoo, lebih baik begitu dari pada membiarkan Suzy menunggu.
Seorang pegawai memberinya kartu kamar, membuat Myungsoo yakin seratus persen bahwa Suzy tidak mendahuluinya. Mungkin karena fakta itulah langkah Myungsoo bisa lebih ringan dari yang ia bayangkan.
Berhasil masuk, Myungsoo melihat ke sekeliling. Mulai dari merasakan ranjang kamar dengan menduduki benda itu berulang kali, sampai memeriksa air di kamar mandi. Dia hanya terlalu bosan dan gugup, makanya bergerak sesuka hati tanpa tujuan jelas.
Kamar itu tidak besar, tapi cukup bersih. Ada sebuah ranjang tepat di bagian tengah lalu meja nakas di sebelah kanan ranjang. Kamar mandi kecil berada di bagian depan, hanya kamar mandi biasa.
Sebuah sofa berwarna gelap ditata rapi tidak jauh dari jendela bertirai hijau lumut, Myungsoo memperhatikan semua itu sangking bosannya sampai akhirnya ia merogoh ponsel dan mulai memainkan benda itu secara asal.
Myungsoo tidak ingat berapa lama waktu yang ia habiskan sendirian di dalam kamar itu sampai akhirnya seseorang membuka pintu. Bae Suzy akhirnya datang.
Suzy memasuki kamar itu dengan senyuman kecil, matanya dan mata Myungsoo bertemu.
"Kau menggunakan taksi?" Pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulutnya bukan yang Myungsoo harapkan. Bukankah setidaknya wanita itu menanyai kabarnya? Mereka sudah lama tidak bertemu, kira-kira seminggu lebih.
"Ya. Supaya kau tidak menunggu." Jawab Myungsoo, tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Ekspresi yang ia tampilkan benar-benar terlihat kecewa membuat Suzy seketika sadar.
"Ada sesuatu yang membuatmu tidak senang?" Suzy bertanya. Meletakkan tas tangannya di salah satu sofa lantas melepas coat.
"Tidakkah kau seharusnya bertanya tentang kabarku?"
Suzy terdiam di tempat dengan wajah berfikir, betapa naif nya pria selingkuhannya ini, kecewa karena tidak ditanyai kabar.
"Karena aku yakin bahwa kau akan baik-baik saja." Jawab Suzy, menarik sudut bibir membentuk senyuman kecil.
"Kenapa kau bisa yakin?"
Kembali, Suzy memasang wajah berfikir. Tapi kali ini tidak seheran tadi.
"Hanya, feeling? Katakanlah seperti itu." Senyuman kecilnya semakin lebar. Dia duduk di sebelah Myungsoo, tapi tetap menjaga jarak.
Myungsoo menganggukkan kepala, "tapi aku mengkhawatirkan mu. Aku takut terjadi sesuatu padamu hingga kau tidak menghubungiku selama itu."
Suzy menopang tubuh dengan sebelah tangan menekan permukaan ranjang, "terjadi sesuatu? Misalnya apa?"
Mata Myungsoo bergerak liar guna memikirkan kemungkinan, hal itu membuat Suzy terpaksa mengulum senyum.
Dia tidak percaya ini, berada di sebuah kamar motel dengan pria yang jauh lebih muda darinya, dan parahnya lagi pria itu tidak ada pengalaman dengan wanita. Myungsoo terlihat murni di mata Suzy, terutama ketika pria itu sedang menunjukkan perasaan yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR [END]
Fanfiction19+ ⚠⚠⚠ Tidak semua terang itu menyelamatkan, dan tidak semua gelap itu menjerumuskan. ©LoveSooji | Published : 22 Juli 2020