Enam

2.6K 366 119
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

ENAM

Myungsoo muncul di tempat di mana ia berjanji dengan Tae Hwan yang menunggu, bergegas melangkah mendekat ketika ia mendapati Tae Hwan menunggu dengan wajah malas. Seperti biasa, pria Lee itu menyesap sebatang rokok. Untunglah mereka keluar dari pintu belakang kelab.

"Hyung, aku pikir aku bisa bersama dengannya meski tak dibayar." Myungsoo menyandarkan punggung pada dinding tidak jauh dari tempat pembuangan sampah. Jika mereka berjalan ke arah kanan kemudian berbelok sedikit, bagian depan kelab akan terlihat.

"Karena dia sangat cantik?"

"Iya." Myungsoo mengangguk polos, langsung meletakkan tangannya di atas dada dan merasakan jantungnya berdetak keras. Dia benar-benar gugup karena melakukan semua ini untuk pertama kalinya, Myungsoo tak percaya― pertama kalinya ia datang ke kelab untuk sesuatu yang seperti ini.

"Aku melihatnya sekilas tadi." Tae Hwan menjatuhkan potongan rokok ke lantai, menginjaknya hingga padam. "Aku akui dia memang cantik." Pria Lee itu menyetujui, "tapi... meski dia cantik dan membuatmu berdebar, kau tetap tidak boleh melupakan tujuan awal mu. Kau harus dibayar." Pria itu menatap Myungsoo, mengangkat tangan untuk menepuk bahunya.

Mereka serempak berjalan, "saat aku menemui pelanggan pertamaku. Aku juga berdebar dan gugup sepertimu, itu hanya sementara, karena kau pemula. Setelah waktu berlalu, kau akan melupakan perasaanmu malam ini." Tae Hwan masih bicara layaknya seorang guru. Myungsoo mendengarkan dengan anggukan kepala tanda mengerti.

"Jangan percaya wanita menikah. Mereka akan kembali pada suami mereka, pada akhirnya kita hanya sementara. Jadi, kau cukup percaya pada uang yang mereka berikan."

Kembali, Myungsoo mengangguk berulang. Dia memang harus belajar banyak dari Tae Hwan.

- x X x -

"Tidakkah kau harus pulang?" Ji Yeon memandang Yewon yang selepas dari kelab menemani Suzy tadi tidak langsung pulang, malah mengikuti ia dan Suzy menuju apartemen.

"Itu tidak penting sekarang. Aku harus mendengar keputusan Suzy."

Suzy, Ji Yeon dan Yewon berada di unit Ji Yeon sekembalinya dari kelab. Untunglah Min Ho pulang terlambat seperti biasanya, jadi Suzy bisa berlama-lama dengan kedua temannya tersebut.

"Jadi, bagaimana menurutmu pria itu?" Yewon langsung mencerca Suzy dengan pertanyaan mendesak, "apakah kau akan menerimanya atau kita harus meminta yang lain?" tanyanya lagi, bersemangat.

Ji Yeon yang tadinya mengambil tiga kaleng bir di dapur kini bergabung dengan dua temannya di ruang tamu, dia menyodorkan kedua temannya tersebut masing-masing sekaleng bir.

Duduk di sebelah Yewon, Ji Yeon membuka bir dengan mata yang menatap lekat Suzy. Menuntut jawaban dari wanita Bae itu tanpa pertanyaan tambahan, pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang Yewon lontarkan.

"Aku tidak tau." Suzy menunduk, melihat kaleng bir di hadapan kemudian mengambilnya. Membuka lantas menyesap sedikit cairan beralkohol tersebut.

"Apa maksudmu tidak tau?" Yewon hampir saja melempar sekaleng bir yang masih berisi penuh. "Kau benar-benar membuatku frustasi." Kesal wanita Kim itu, tidak jadi melempar sekaleng bir dan memutuskan untuk membukanya saja dan minum dengan kesal.

AFFAIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang