Dua Puluh Satu

3K 375 66
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

DUA PULUH SATU

Waktu cepat sekali berlalu, dan bagi seorang Kim Myungsoo semester kali ini berlangsung lebih cepat dari biasanya. Dia melihat pengumuman di mading kampus, banyak selembaran baru tertempel di sana. Mulai dari kelas musim panas hingga hiburan musim panas berupa rekomendasi tempat liburan.

Myungsoo menghela napas, "alih-alih kelas musim panas atau liburan musim panas, sepertinya aku harus mencari kerja paruh waktu musim panas." Dia merangkul bahu Jae Yoon yang memang melihat mading itu bersamaan dengannya.

"Aku harus mendapatkan kekasih musim panas ini." Jae Yoon punya resolusi yang berbeda dengan Myungsoo. Meski ditanggapi demikian, Myungsoo tetap mengangguk berulang.

"Kalau kau ada info kerja paruh waktu untuk liburan musim panas ini, hubungi aku, oke?"

Jae Yoon mengangguk.

"Kalau kau ada info wanita cantik yang butuh kekasih, berikan nomorku, oke?"

Myungsoo tertawa mendengar balasan tersebut, semakin mengeratkan rangkulannya di bahu Jae Yoon yang dibalas oleh sang pria dengan rangkulan serupa. Mereka sama-sama menuju ke arah kantin kampus. Tae Hwan sedang menunggu.

- x X x -

"Liburan ini kau tidak kembali ke Haenam?"

Suzy ingat kampung halaman Myungsoo karena pria itu pernah bicara tentang itu beberapa kali saat mereka bersantai menikmati waktu berdua di apartemen. Myungsoo mengangguk sebagai jawaban.

"Bukankah liburan panjang biasanya dimanfaatkan untuk pulang kampung?" Tanya Suzy lagi, dia agak kaget saat Myungsoo bilang dia tidak akan ke mana-mana liburan musim panas kali ini. Dia akan tetap di Seoul dan bekerja paruh waktu.

"Aku memang jarang pulang, lebih memilih kerja paruh waktu di Seoul." Balas Myungsoo lagi, kali ini menyengir. Dia memang biasa tidak pulang kampung meski liburan panjang, kecuali ketika akhir tahun saat liburan musim dingin.

"Pekerjaan apa biasanya yang kau kerjakan?" Selesai dengan potongan buahnya, Suzy mendekati Myungsoo. Menyondorkan pria itu piring berisi potongan buah yang diterima oleh sang pria dengan senyuman kecil.

"Ini dan itu, yang bisa aku kerjakan." Menggunakan garpu buah, Myungsoo menyuap potongan apel ke dalam mulut. Mengunyah dengan mata yang memandang Suzy. Wanita itu kadang mampir ke unitnya sebelum Min Ho pulang bekerja, hanya sekedar bertukar cerita. Suzy tampaknya membutuhkan teman bicara dan Myungsoo senang menjadi teman bicara wanita itu meski tak banyak hal yang bisa mereka bicarakan.

"Sepertinya kau tidak pemilih dalam hal pekerjaan." Suzy mengusap sudut bibir pria itu yang sebenarnya tidak terdapat apapun. Dia tersenyum tipis saat mata mereka bertemu.

"Benar, aku tidak terlalu pemilih. Jika memang bisa aku kerjakan, akan aku kerjakan." Myungsoo membenarkan kalimat Suzy, "kadang aku bekerja di kedai-kedai yang membutuhkan jasa teknisi, kadang juga perusahaan paket, kadang juga di tempat game dan lain sebagainya. Sesuatu seperti itu." Cerita Myungsoo lebih jauh.

"Ternyata kau punya banyak pengalaman kerja."

"Begitulah." Myungsoo mengangguk, sedari dulu dia memang mandiri.

"Apa karena asik kerja paruh waktu, makanya kau tidak punya waktu untuk berkencan?" Tanya Suzy kemudian, memandang menyelidik Myungsoo dengan senyuman menggoda.

AFFAIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang