Satu

5.5K 428 77
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

SATU

Apakah kau akan bahagia atau sengsara, pernikahan itu juga tentang keberuntungan. Orang-orang bilang semua akan bahagia pada waktunya, tapi mereka lupa― selalu ada kebalikan untuk semua hal. Luka, jangan lupakan tentang luka.

Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Kadang di bawah, kadang di atas. Kadang berputar cepat, tapi kadang terasa tak bergerak sama sekali; selalu di tempat yang sama.

Suzy sudah mengalami banyak pasang surut hidup dan pasang surut itu masih menghampirinya sampai sekarang. Tahun ini dia berusia dua puluh delapan tahun, usia pernikahannya pun masuk tahun kedelapan. Pasang surut itu masih menghantamnya, bahkan semakin kuat seiring berjalannya waktu.

"Tidak bisakah kau tidak menanyaiku saat aku pulang kerja?"

Suzy terdiam, respon dingin itu lagi.

"Maaf. Aku hanya bertanya apakah kau sudah makan atau belum?"

"Aku akan makan jika aku lapar. Tidak perlu selalu bertanya."

"Apakah pertanyaan ku keterlaluan hingga reaksi mu seperti itu?"

Lawan bicara wanita Bae itu berbalik, "kau mulai lagi." Hanya merespon lebih dingin dari sebelumnya. Secepat kilat ia berbalik, melanjutkan jalannya dengan Suzy yang masih mengekor.

Suara pintu yang tertutup membuat langkah Suzy terhenti. Dia seharusnya tidak sakit hati mendapatkan respon seperti itu karena sudah biasa diperlakukan demikian, tapi tidak peduli seberapa sering ia diperlakukan begitu, dia tidak pernah terbiasa. Rasanya tetap sakit diabaikan oleh suami sendiri.

- x X x -

Suzy telah selesai menata meja makan saat Min Ho ―suaminya― keluar dari kamar tidur mereka dengan outfit berbeda. Dia baru selesai mandi dan siap untuk pergi lagi, melihat itu Suzy pun buru-buru menghampiri sang suami.

"Kau mau pergi?"

Pria Lee itu mengangguk.

"Jam segini?"

Mata pria itu bergerak guna melihat jam tangan, kemudian kepalanya terangkat― "apa maksudmu jam segini?"

"Maksudku, kau baru saja kembali."

"Aku ada urusan." Dia merapikan coat panjang berwarna gelap yang ia kenakan. Melanjutkan jalan menuju pintu keluar apartemen, Suzy masih mengikuti.

"Jangan menungguku." Ucapnya dengan tangan sibuk memasang sepatu, Suzy hanya diam di tempat, memainkan jari jemarinya dengan mata yang terus mengamati pergerakan sang suami.

"Aku pergi."

Dan pria itu benar-benar pergi.

Saat pintu apartemen tertutup lantas terkunci otomatis, Suzy menghela napas. Dia sendiri, lagi-lagi sendiri.

- x X x -

Suzy menatap datar meja makan yang sudah tertata, dia memasak beberapa menu baru tapi sayangnya sang suami tidak bisa memakan itu. Jangankan memakan, melihatnya saja tidak. Hal itu membuat sudut bibir Suzy terangkat. Senyuman miris tercipta di wajah cantiknya yang tampak sayu.

"Apa gunanya semua ini?" Dia meraih mangkuk sup, membawa mangkuk berisi itu ke arah wastafel lantas menuangkan isinya di sana.

"Apa gunanya? Aku juga tidak ada nafsu makan." Dia kembali ke meja makan hanya untuk memindahkan menu-menu makanan itu ke dalam kantung sampah. Sia-sia dia memasak, pada akhirnya semua tidak tersentuh.

AFFAIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang