Chapt. 24 : Selamat Tinggal!

900 91 35
                                    

Krystall membeku, ia tidak bisa membalas perkataan Kai. Krystall menarik nafasnya kemudian, melepaskan tangannya dari genggaman Kai. Ia pergi meninggalkan Kai.

Kai kembali ditinggalkan oleh Krystall. Ia bertekad kuat bahwa hari ini, ia harus sudah berbaikan dengan Krystall. Ia mengejar Krystall hingga ke meja mereka tadi.

"Jeno, ayo pulang! Minho aku duluan ya!" Pamit Krystall dengan buru-buru untuk menghindari Kai.

"Tall, aku mohon! Aku mau bicara juga dengan Jeno!--"

"Buat apa, Kai?! Aku gak akan mau kembali sama kamu!" Potong Krystall sambil mengenggam tangan Jeno dengan kuat membuat Jeno kesakitan.

Minho yang menyadarinya, mulai melerai perdebatan Kai dan Krystall. "Tall, duduk dulu! Itu Jeno kesakitan tangannya kamu genggam!"

Krystall terkejut dan melepaskannya, ia melihat tangan Jeno dan menghela nafas lega karena tangan Jeno tifak terluka hanya merah. Dengan berat hati, Krystall duduk sambil memeluk Jeno dari samping, seakan menjaga anak semata wayangnya yang bisa saja diambil oleh Kai.

"Ma, kenapa? Uncle Kai mau ngomong apa sama No?" Tanya Jeno yang kebingungan dengan situasi yang saat ini.

"Jadi, Jeno sebenernya Uncle Kai itu papa Jeno" jawab Kai dengan cepat.

"Apa Uncle? No gak dengel, abisnya ngomongnya cepet banget." Omel jeno membuat Kai tersenyum.

Kai meraih tangan Jeno kemudian, menggenggamnya dengan erat "Uncle Kai itu papa Jeno"

"Uncle Kai mau jadi papa No? Yeayy No punya dua papa" sorak Jeno dengan senang "Ma, No sekalang punya dua papa"

Krystall tersenyum mendengar kepolosan Jeno. Kai berusaha melanjutnya "bukan papa boongan, papa asli, papa kandung kamu, No"

Jeno terpaku menatap Kai tidak percaya "Papa No yang sedali No kecil gak pelnah ada? Papa No yang sedali No kecil gak peduli sama No? Papa No yang kabul dan bikin No diledek sama temen-temen No kalena No gak punya papa? Papa No yang gak pelnah ucapin ulang tahun ke No? Papa No yang sedali dulu No tunggu kedatangannya? Asal Uncle Kai tahu, bagi No, papa asli No udah lama hilang, dimakan bumi, dan gak akan balik sama No dan mama. Setiap hali No tunggu papa No di depan pintu gelbang lumah, tapi papa No gak pelnah hadil! No benci! No gak butuh papa asli!"

Kai membeku mendengar anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri yang tidak mengingini kehadirannya bahkan tidak memerlukannya. Kai tidak punya tujuan hidup lagi, harapannya seakan pupus. Senyum yang sedari tadi menghias wajahnya hilang. Krystall merasa kasian dengan Kai, namun itu salahnya. Mengapa baru mencari dan menemui Krystall serta Jeno sekarang?

Jeno melepaskan genggaman tangan Kai kemudian berlari ke arah luar cafe, tanpa pikir panjang dan berlari sesuai arah kakinya. Kai yang melihat hal tersebut hendak mengejar Jeno namun, ditahan oleh Minho.

"Biar saya yang kejar. Jeno pasti tidak mau melihat kamu!" Ucap Minho dengan nada dingin.

"Jangan sok tahu! Saya tidak peduli dengan ucapan anda!" Balas Kai sambil menepis tangan Minho dengan kasar.

Kai mengejar Jeno kemudian, disusul dengan Krystall dan Minho. Kai melihat Jeno sedang berlari dipinggir jalan dan sepertinya hendak menyebrang, namun dari arah kanan Jeno terdapat mobil besar yang siap menghantam tubuh kecil Jeno. Sialnya Jeno tidak melihat itu. Kai melotot dan berlari sambil meneriaki Jeno "JENO AWAS!"

"ASTAGA JENO!" teriak Krystall hendak menyelamatkan Jeno namun, ditahan oleh Minho dan

BRUKKK

"BRENGSEK! KENAPA KAMU HALANGIN AKU?! AKU MAU NYELAMATIN JENO! DAN SEKARANG JENO KETABRAK!" Bentak Krystall membuat Minho menunduk.

"Aku gak mau kamu kenapa--"

"AKU LEBIH BAIK MATI ASAL ANAK AKU SELAMAT! KAMU EGOIS! KAMU CUMA MIKIRIN AKU BUKAN ANAK AKU! KENAPA GAK KAMU AJA YANG TOLONGIN JENO HAH?" potong Krystall yang emosi.

"PAPA KAI!" teriak Jeno membuat Krystall sadar bahwa Jeno selamat namun, Kai tidak.

Krystall berusaha menerobos kerumunan orang dan meminta bantuan untuk menelpon ambulan. Krystall menahan kepala Kai dengan tangannya.

"Kai bertahan ya! Bentar lagi ambulan sampe kok!" Kai hanya tersenyum lemah melihat Krystall yang panik.

"Impian aku terwujud. Kita kaya keluarga kecil walaupun keadaanku memprihatinkan" Kai terkekeh membuat Jeno menangis. Ia merasa bersalah karena telah membuat ayah kandungnya itu tertabrak akibat kecerobohannnya dan ucapan Jeno menjadi kenyataan, Kai akan hilang, dimakan bumi.

"Maafin No! Ini semua kalena No, Papa yang kuat. No sayang papa, papa mau ngolbanin nyawa demi No, padahal No udah kasal sama papa, udah gak sopan" Jeno menangis dengan kencang membuat Krystall turut sedih.

"Hei, jagoan papa! Jaga mama ya! Makasih udah jadi anak yang pintar dan baik. Cuman ini yang bisa papa lakuin buat nebus kesalahan papa sama kmu, papa mau setelah ini kamu hidup bahagia sama mama ya! Jangan sedih lagi! Papa sayang banget sama kamu! Kalo aja papa bisa nemuin kamu dengan cepat" Kai mengelus wajah Jeno dengan lembut, kemudian menatap Krystall.

"Tall, baik-baik ya! Jaga Jeno, aku sangat sayang sama kamu, Tall! Aku mohon jangan sedih-sedih lagi ya! Jangan benci aku terus, nanti aku gak tenang! Uhuk"

"Kai udah jangan ngomong! Aku yakin kamu selamat! Aku udah gak benci kamu, aku gak pernah benci kamu, Kai! Aku mohon kamu harus selamat! Jeno butuh papanya, aku butuh suamiku. Ayo kita bangun keluarga kecil, Kai! Aku maafin kamu!" Ucap Krystall sambil menangis, Kai senang, sangat senang, jika saja ia tidak sekarat, ia akan loncat-loncat. Usahanya tidak sia-sia.

"Maaf, Tall! Aku harus pergi!" Kai mulai tidak kuat, tersenyum lalu memejamkan matanya.

"Aku cinta kamu, Tall, Jeno! Selama tinggal!"

"KAI!"

"PAPA!"

Krystall dan Jeno meneriaki Kai secara bersamaan, keduanya tak rela kehilangan sosok yang berharga. Meskipun Kai salah, ia berhak mendapat kesempatan kedua, Krystall menyesal telah berkata kasar kepada Kai, jika seperti ini akhirnya. Jeno pun merasakan hal yang sama, seharusnya ia belajar menerima Kai bukannya menolak.

Krystall hanya bisa menangis. Langit yang semula cerah berubah menjadi mendung dan hujan, seolah langit turut bersedih dan merasakan kesedihannya melihat Kai yang terlelap dengan tenang.

Tak lama kemudian, Krystall merasakan kepalanya yang mulai pusing dan matanya mulai berat diiringi suara ambulan yang semakin dekat dan kencang.

Hal terakhir yang ia lihat adalah gelap. Seperti hidupnya sebentar lagi tanpa Kai yang bernafas disampingnya.














B E R S A M B U N G

HOLAA GUYS! AKU KEMBALI!
Hari ini aku double up nih, ada yang seneng gak? Kalo seneng buktiin dong, vote dan comment.
Biar aku tambah semangat nulisnya dan cepet-cepet update. Makasih ya para pembaca setia yang selalu setia menunggu aku yang jarang update hehe.

Menuju ending, gimana perasaan kalian? Endingnya Sad or Happy nih??

AYOO VOTE DAN COMMENT YAAA ❣🤗
BABAYYY

Je Vous AimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang