***
Anneth sudah berada di kelas nya saat ini, dan ia melihat secarik kertas di dalam buku nya.
Dan saat di buka, isi nya adalah tulisan berupa "gws" tanpa ada hiasan sedikit pun.
Anneth tak tau siapa yang menyimpan di dalam buku nya namun tanpa di sengaja ja tersenyum. Ia cukup senang ada teman yang perhatian pada nya,siapa tau cowo yekan..
"Neth, klo masih sakit ga usah di paksain, mendingan lu pulang aja,nanti gw izinin ke bu Santi." Ucap Romi sang ketua kelas yang di ketahui bahwa ia menyukai Anneth.
Apa kah Romi yang menulis kata "gws" itu? Tapi Romi adalah tipe orang yang menyampaikan langsung,bukan melalui surat atau semacam nya.
"Euh,gw gapapa Rom, thanks ya udh care." Ucap Anneth ramah.
"Ayo mending lu pulang aja. Gw ga bisa terus-terusan liat lu sakit."
"Apaan sih Rom,haha. Gw gapapa." Ucap Anneth lagi.
Romi pasrah dan berjalan ke arah meja nya. Tanpa sadar,ada seseorang yang menatap malas ke arah mereka.
Sepulang sekolah, Anneth tetap harus melaksanakan hukuman nya yaitu menyapu halaman. Namun saat ia tengah menyapu, tak lama hujan turun membuat nya dengan cepat berlari ke pinggiran untuk berteduh.
"Cih." Desis malas Deven saat menyadari Anneth yang baru tiba di samping nya.
"Hai. Thanks ya udh bawa aku ke uks." Ucap Anneth sambil tersenyum.
Sepi. Tak ada sahutan dari Deven. Itu pernyataan yang tak cukup penting untuk di jawab.
"Mau ke parkiran ya? Ayo bareng,aku juga mau pulang." Ucap Anneth menarik tangan Deven menembus hujan membuat Deven mendorong Anneth hingga ia terjatuh. Deven sangat marah. Wajah nya memerah yang padam tertutup air hujan. Ia tak mengeluarkan sedikit kata pun. Ia berlari sekencang mungkin menuju mobil nya.
"Aww." Ringis Anneth saat tangan nya tak sengaja terkena besi yang ada di payung itu. Hari ini, hujan kembali mengguyur diri nya yang sedang tak sehat, di tambah luka yang perih saat terkena air hujan.
Deven membanting pintu mobil nya dengan keras. Ia memukul stir berkali-kali, kepala nya pusing,tubuh nya melemas. Ini adalah reaksi yang selalu muncul setiap kali ia bertemu hujan.
"AAAAAAA." Teriak nya frustasi.
Di sisi lain, Anneth masih terduduk di lapangan dengan hujan yang terus mengguyur nya. Ia sudah tak punya tenaga untuk berdiri,kepala nya sudah sangat pusing.
"Anneth!" Pekik Friden menghampiri Anneth yang berada di tengah lapangan.
"Den.." lirih nya.
"Lo ngapain di sini sih?" Omel nya.
Anneth tak menjawab.
Dengan sigap Friden menggendong Anneth ke arah mobil nya. Di perjalanan, Anneth terus menggigil dengan wajah yang sangat pucat. Padahal AC nya sudah di matikan dan ia sudah mengenakan jaket Friden yang berada di mobil.
"Neth,lu kasih tau knp lu ada di sana tadi, lo ga mungkin kan nekat jalanin hukuman klo lagi hujan?" Ucap Friden.
"D-deven." Ucap Anneth dengan suara bergetar.
"Deven?"
"T-tadi Anneth mau bantuin Deven ke mobil pake payung Anneth. Pas Anneth tarik tangan nya, dia malah dorong Anneth kenceng banget." Lirih Anneth menunjukan telapak tangan nya yang terdapat luka.
"Astaga. Itu nanti sampe rumah luka nya langsung di obatin ya ,infeksi nanti." Titah Friden.
"Maaf ya gw ga bisa cerita sama lo, tapi setau gw dia punya trauma sama yang nama nya hujan. Jadi untuk lain kali, klo cuaca nya lagi hujan, jangan deketin dia ya,apa lagi sampe nekat kaya tadi."
"Knp?" Jawab nya singkat.
"Bahaya. Pokok nya jangan."
Mendengar itu Anneth hanya diam. Ia terus berharap pusing nya akan segera hilang. Tiba-tiba tangan Friden terjulur untuk memegang kening Anneth.
"Kita ke rumah sakit ya?" Ucap Friden khawatir saat menyadari suhu tubuh Anneth yang semakin tinggi.
Anneth menggeleng. "Anneth mau pulang."
"Yaudah." ucap Friden melanjutkan fokus nya menyetir mobil.
Sesampainya di rumah Anneth, Friden menggendong Anneth ke dalam rumah nya karena Anneth tertidur saat di perjalanan.
"Ya ampun Anneth!" Pekik mami saat melihat Anneth memejamkan mata nya di gendongan Friden.
"Sayang.." ucap papi lalu mengambil alih Anneth dari Friden lalu membawa nya ke kamar di ikuti mami di belakang nya.
"Kok Anneth sama kamu?" Tanya Joa menggenggam Friden namun langsung di lepaskan oleh nya.
"Jangan pegang aku, aku basah,nanti kamu sakit,yang." Ucap Friden lembut.
"Knp Anneth bisa sama lu Den?" Tanya Charisa kepo.
Jangan heran mengapa mereka ada di rumah Anneth, tadi mami menelpon mereka berdua untuk menanyakan posisi Anneth yang belum pulang. Mereka yang khawatir pun bergegas ke rumah Anneth sesegera mungkin.
"Tadi gw baru beres kerkom di perpus sama temen-temen kls gw. Pas gw mau pulang, gw liat Anneth duduk di tengah lapangan sambil hujan-hujanan. Keliatan nya dia juga nangis." Ucap Friden.
"Den,yang bener aja deh. Anneth tuh lagi ga enak badan dari pas upacara, badan nya panas, ga mungkin dia nekat hujan-hujanan pas lagi sakit." Ucap Joa.
"Deven. Kata nya gara-gara dia maksa mau bantuin Deven jalan ke parkiran jadi nya gini." Ucap Friden.
"Gila tuh orang!!" Ucap Charisa tersulut emosi lalu berjalan keluar rumah Anneth di susul Joa dan Friden.
"Ucha! Jangan kaya gini deh. Ini hujan, lo mau ikutan sakit juga?" Ucap Joa memperingati nya.
"Jo,sahabat gw di sakitin sama tuh kutu kupret, masa gw harus diem aja?!" Ucap Charisa.
"Anneth sahabat gw juga ,gw ingetin klo lu lupa. Yang peduli sama dia bukan lu aja, gw juga,bahkan Iden juga peduli sama dia!" Sentak Joa.
Charisa diam.
"Udah ga usah berantem, mending skrng kalian pulang aja,gw anterin." Ucap Friden memayungi mereka berdua ke mobil nya.
Di rumah nya, Deven membersihkan diri nya lalu bersandar di kasur. Memory itu kembali berputar di otak nya,dan dia benci itu.
"Pah, maaf Deven gak tolongin papa." Lirih Deven.
Kemudian ia melupakan sejenak tentang kejadian tadi, sebisa mungkin ia lupakan agar perasaan nya bisa lebih lega.
Anneth. Kata 'gws' itu dari Deven. Deven masih punya hati dan rasa iba walaupun kecil sekecil kecil nya.
Tapi rasa iba itu hilang saat kejadian tadi sore. Ia tambah membenci Anneth. Ia tambah ingin menjauhkan gadis seperti itu ,bahkan menghilangkan nya dari dunia agar tak selalu mengganggu nya.
"Lo cantik, tapi gw ga terima yang cantik doang. Karena yang cantik belum tentu bisa bikin gw berdamai dengan masa lalu. Gw butuh yg bisa bikin gw percaya."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/234426471-288-k656440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
H U J A N [Completed]
RomanceSince : 30 juli 2020 ga ada hal ya ga mungkin. kalo ada yang ga mungkin, itu bukan kesalahan hal itu,tapi karena ga ada niat tersendiri dalam diri sendiri. #10 - hujan [10/10/2020] #4 - bestie [5/9/2020] #4 - deven [9/9/2020] #10 - anneth [13/10/202...