25.bicara

692 94 36
                                        

***

"Temuin mama kmu, tanya alasan dia tentang kejadian hari itu. Tapi jangan sampe pake otot dan emosi, itu semua gak nyelesain masalah." Ucap Anneth.

"Neth.." ucap Deven pelan.

"Please Dev,aku perempuan, aku tau perasaan mama kamu saat gak di anggap sama anak nya." Ucap Anneth nyaris berbisik.

"Yaudah iya,besok gw nemuin dia. Tapi gw gamau sendiri,gw mau papa juga denger." Ucap Deven.

Anneth mengangguk. "Kamu ke pemakaman papa kamu aja."

"Iya, tapi gw ga tau cara hubungin dia, gw ga punya nomor nya." Ucap Deven mencari alasan.

"Iden. Dia punya,minta aja sama dia."

Deven menghembuskan nafas nya panjang lalu bangkit dari duduk nya.

"Gw simpen piring dulu." Ucap Deven.

"Ikut." Ucap Anneth membuat Deven berbalik.

"Eh diem! Sini sini." Ucap Deven merebut piring Anneth.

"Gw aja." Kata nya melangkah keluar kamar Anneth.

Anneth tersenyum melihat Deven yang makin hari semakin membuat nya berbunga-bunga.

Anneth merasa ada benda asing di atas nakas nya. Ia mengambil sebuah buku yang tadi Deven letakan.

-Deven c.p | XI mipa 2 | biologi-

Anneth menatap buku itu dengan kening yang bergelombang. Mengapa ada buku itu di nakas nya?

"Hey!" Panggil Deven saat tiba di kamar Anneth.

"Ini kenapa ada disini?" Tanya Anneth mengangkat buku Deven.

"Itu catetan biologi yang tadi ada di situ, gw nyatet. Ada latihan soal nya juga." Ucap Deven membuat Anneth tercengang.

Deven? Mencatat biologi? Sampai mengerjakan soal? Impossible.

Anneth masih diam menatap Deven tak percaya.

"Ya terserah mau percaya apa ngga, liat aja sendiri. Gw balik dulu." Ucap Deven mengangkat tas nya.

"Besok aku ikut, boleh?" Tanya Anneth.

Deven menatap nya tajam.

"Jangan macem-macem Neth, lo masih sakit, jangan sampe hari senin nanti lo masih sakit." Ucap Deven.

"Please,aku udh gapapa." Ucap Anneth.

Deven berjalan ke arah Anneth lalu memegang kening,pipi,dan leher Anneth secara bergantian. Percayalah, perlakuan sekecil itu pun membuat jantung Anneth berdisko.

"Gw gak bodoh Neth. Jelas-jelas muka lo masih pucet. Badan lo masih panas. Itu tanda nya lo belum sembuh. Mendingan sekarang lo minum obat habis itu istirahat, gausah kemana-mana." Ucap Deven.

"Dev." Panggil Anneth.

"Apa? Gw balik ya."

"Aku degdegan." Kata Anneth jujur.

Deven terlonjak terkejut. Perasaan klo cewe salting gak bilang-bilang dah.

AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? /buat yg ngerti" aja/

"Kenapa? Baru di gituin aja baper. Apalagi gw ajak jadian." Ucap Deven asal.

"Aku gamau klo di ajak jadian dengan cara kemarin, bukan nya salting, yg ada kamu babak belur sama papi." Ucap Anneth polos.

"Please Neth,jangan bahas. Lagian gw cuma bercanda, siapa jg yg mau ngajak lo jadian. Dah ya gw balik." Ucap Deven benar-benar melangkah keluar kamar Anneth.

H U J A N [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang