BAB 18 "ECHANTED"

182 37 15
                                    

Setelah pluit ditiup, Jungkook dan ke empat karyawan yang menantangnya mulai berlari dengan kecepatan penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pluit ditiup, Jungkook dan ke empat karyawan yang menantangnya mulai berlari dengan kecepatan penuh. Tidak ada yang mau mengalah, terutama ketiga karyawannya itu sudah dikalahkan habis-habisan oleh Jungkook sejak permainan pertama.

Jungkook menyeringai puas saat melihat jika tidak ada satu pun yang mampu mengejar kecepatannya, sempurna karena sudah dipastikan dia yang akan kembali menang.

Namun, tiba-tiba saja rasa sakit menjalar di bagian kaki kirinya. Jungkook sempat terhenti dan membuat semua orang yang menyaksikan bertanya-tanya. Soojung pun curiga jika ada sesuatu yang salah terjadi pada Jungkook saat itu.

Lelaki yang tidak pernah menyukai kekalahan itu pun dilanda gelisah, ia beberapa kali menoleh ke belakang dan melihat jika ke empat orang bertubuh besar itu sudah semakin dekat menghampirinya. Ia menggeram, berusaha sekuat mungkin untuk mengangkat kaki yang mengalami kram otot itu agar bisa kembali berjalan.

"Aku lebih berani dari tekadku! Tidak ada yang bisa menghentikanku!" kata Jungkook memberikan teguran pada dirinya sendiri. "Aku tidak akan kalah!" pekik Jungkook lantang.

Bersamaan itu ia mampu kembali melangkahkan kakinya, berlari dengan menahan sakit. Soojung begitu khawatir, sebab ia melihat jika Jungkook terlalu memaksakan diri.

Semangat dan keberanian Jungkook membuat banyak orang menaruh kagum, hingga pada akhirnya mereka pun dengan sukarela memberi dukungan. Bersorak menyerukan nama Jungkook.

PRITTTTT!

Peluit itu ditiup bersamaan saat Jungkook tiba digaris finish.

Para penonton yang tak lain merupakan para pekerja J&J Group itu berbondong-bondong menghampiri Jungkook yang terkulai lemas di atas tanah. Lelaki itu terengah-engah, seluruh peluh membasahi tubuh, tetapi ia tersenyum.

"Anda hebat Sajang-nim!"

"Wah, inilah panutanku!"

"Wow, keren sekali! Aku tidak percaya dia sekuat itu!"

Banyak uluran tangan yang diberikan, sebuah salam hangat penerimaan. Kini Jungkook diakui bukan karena ia memegang posisi tinggi diperusahaannya, tetapi ia diakui karena kerja keras dan semangat yang begitu mengagumkan.

Soojung tanpa sadar tersenyum, rasa haru begitu saja menyelusup ke dalam tubuh. Nyatanya memang bukan ingin diakui hebat, tetapi Jungkook hanya ingin jika orang-orang berhenti menghakiminya tanpa tahu apa yang ada dalam pikirannya.

Bagi Jungkook akan sangat mudah untuk berteriak dan mengancam pada orang-orang yang telah berkata buruk terhadapnya dengan posisi yang ia emban saat ini. Memecat, menghukum atau bahkan mempermalukan, ia dapat melakukan apa pun sesukanya dengan jabatannya sebagai CEO dari perusahaan tempat orang-orang itu mencari nafkah. Namun, ia begitu bijak dan berpikiran dewasa.

ECHANTED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang