BAB 22 "Dillema"

132 26 13
                                    

Seokjin tinggal di sebuah perumahan elit dan terbesar di Korea selatan, tempat yang biasanya hanya ditinggali oleh sosok-sosok penting dan pesohor terkenal.

Seokjin tinggal di sebuah perumahan elit dan terbesar di Korea selatan, tempat yang biasanya hanya ditinggali oleh sosok-sosok penting dan pesohor terkenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desain rumah yang begitu mewah dan berkelas menjadi satu kesatuan yang begitu komplit bersama dengan Kim Seokjin. Seorang pengusaha sukses dan juga rupawan. Detail rumah pun begitu menakjubkan dan sungguh memanjakan mata.

Yuna pun terus berbisik dan berharap jika suatu saat bisa memiliki rumah mewah seperti ini.

"Aku akan menidurkan Jangmi terlebih dahulu, Kai tolong antar mereka berkeliling," ujar Seokjin.

Kemudian lelaki itu naik ke lantai dua rumahnya.

"Kalian bisa bersantai di sini, rumah ini biasanya kosong," jelas Kai yang kini memimpin tour rumah.

"Kosong bagaimana?" tanya Yuna penasaran.

"Hyung biasanya jarang pulang ke rumah, apalagi dia sering melakukan perjalanan bisnis ke luar kota ataupun luar negeri. Jadi, Jangmi sering tinggal di rumahku. Dan ... yah, rumah ini jarang terisi."

Yuna melirik pada Soojung, ia mengerti raut kebingungan itu.

"Seokjin Ajhussi itu single parents," bisik Yuna kepada Soojung. "Aku tahu ceritanya, nanti kita bahas di rumah."

Soojung pun mengangguk setuju. Dia tidak pernah mengira jika ada sisi kelam dari sosok sesempurna itu. Yah, kita memang tidak seharusnya menilai kehidupan seseorang dari luarnya saja.

Ada seorang koki khusus yang memasak hidangan kali ini. Meski hanya makan malam di rumah dengan sederhana, tetapi rasa dan suasana tetap saja seperti berada di restoran bintang lima.

Karena pun hubungan di antara Seokjin dan Soojung yang belum begitu akrab, mereka tak banyak mengobrol. Beruntung ada Yuna yang begitu ceria yang mampu menghangatkan suasana dengan tingkah cerewet dang menggemaskannya.

Jika diperhatikan lagi, sepertinya tak butuh waktu lama untuk Kai bernar-benar jatuh cinta kepadanya. Dan Soojung tidak akan melarang hal itu. Lagi pula ia begitu menyukai sosok remaja blasteran itu yang terlihat begitu sopan dan baik. Yah, Jung Yuna kau sudah mendapatkan restu.

"Terimakasih untuk makam malamnya, lain kali aku akan membalasnya," kata Soojung begitu tulus.

"Aku sebenarnya ingin berkata tidak, tapi sepertinya aku menantikannya."

Deg!

Jantunganya begitu saja berdetak begitu cepat. Soojung seperti kehilangan napas untuk sesaat.

"Yah, sampai jumpa lagi."

Dua perempuan cantik itu pun segera menaiki taksi dan pulang dalam keadaan kenyang dan bahagia.

ECHANTED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang