BAB 21 "Jangmi"

121 27 9
                                    

Entah mengapa keadaan ini membuat mereka seperti pasangan pengantin baru atau pikiran Soojung saja yang sudah terlalu jauh. Ia mencoba menenangkan diri berkali-kali karena rasanya jantungnya bertalu hebat di dalam dada.

Jungkook baru keluar dari kamar mandi, rambutnya pun masih terlihat basah. Jungkook memang meminta izin untuk mandi tadi, sebab ia sudah diteror oleh Somi sejak pagi hingga pergi ke kamar mandi saja susah.

"Ah, rasanya seperti surga," ujar Jungkook yang begitu lega.

Soojung menoleh sembari tersenyum.

"Kenapa?" tanya Jungkook heran.

"Ucapanmu terdengar lucu."

"Aku tidak bohong, di dekat Somi memang seperti neraka."

Pun pada akhirnya Soojung tidak dapat menahan tawanya. Jungkook pun sampai terkejut, kali pertama melihat perempuan itu tertawa begitu lepas. Membuat kecantikan yang dimilikinya bertambah berkali-kali lipat.

Soojung pun refleks menutup mulutnya dan berhenti tertawa, ia tidak menyadari apa yang tengah dilakukannya tadi. Bagaimana bisa ia tertawa sekeras itu? Padahal, Jungkook pun tidak sedang melawak atau ia terlampau senang karena nyatanya kehadiran Somi tidak disukai oleh Jungkook.

Ah, ini begitu kacau. Sebaiknya ia cepat-cepat pulang sebelum akal sehatnya benar-benar hilang.

"Wah, luar biasa kau bisa merapihkan dapurku dalam waktu singkat. Emm, sepertinya bahkan lebih rapi dari sebelumnya," kata Jungkook memuji, ia pun berdiri lebih dekat pada Soojung. "Kau memasak apa?"

Soojung terhenyak karena mendapati suara Jungkook di telinganya. Terlalu dekat.

"Emm, hanya spaghetti olio aglio."

"Hanya?"

Soojung menoleh pada Jungkook. Satu alisnya terangkat.

"Heh, ini hidangan mewah yang biasa aku dapatkan di restoran, tapi kau bisa menghidangkannya untuk makan siangku," tutur Jungkook penuh pujian.

Soojung kembali menjadi salah tingkah.

"Tidak sampai seperti itu, rasanya juga mungkin tidak sesuai ekspestasi."

"Apa kau sedang merendah?"

Soojung menggeleng.

"Ya sudah kita buktikan saja."

"Kita?"

"Iya, duduk dan makan siang denganku."

"Tidak perlu, aku akan merapihkan meja dan setelahnya pulang. Anda bisa menikamti makan siangnya dengan tenang."

Soojung terburu-buru pergi dari dapur, tetapi Jungkook menahan tangannya.

"Ini bukan permintaan tapi perintah!"

Akhirnya pun Soojung memang tidak dapat melarikan diri. Ia begitu gelisah pun merasa takut jika Jungkook tidak akan menyukai masakannya. Entahlah, begitu banyak pikiran yang berlebih memenuhi otaknya kini. Padahal, ia bisa saja acuh jikalau Jungkook memang tidak menyukai masakannya.

"Jika pikiranku berubah bagaimana?" tanya Jungkook tiba-tiba.

Soojung mengarahkan pandangan pada sosok tampan di depannya heran.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Aku sempat dengan percaya diri ingin membuatmu pergi dari perusahaan, tetapi kemudian pikiranku berubah."

ECHANTED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang