part 7

3K 329 11
                                    


Kaki Maira terus melangkah menuju mesjid berlantai dua yang tak jauh jaraknya. Pandangannya selalu terkagum dengan apa yang ada di pesantren ini. Hilir mudik para santri membuatnya merasakan ketentraman di hatinya. Maira tersenyum. Ini adalah tempat terindah yang pernah ia rasakan.

Sampai langkah itu terhenti saat tepat didepannya Faza tersenyum menyapanya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, kak."

"Dimana Aulia, biasanya kamu selalu ada bersamanya."

"Aulia sedang mengurus para santriwati, menyuruh aku duluan untuk ke mesjid untuk menunggu waktu shalat ashar," jelasnya.

"Ouh iya, apa Aulia mengajarkanmu dengan benar cara wudhu dan shalat?"

"Iya, Aulia mengajariku segalanya, dari cara berwudhu sampai ke doa nya. tapi klo shalat aku hanya hafal gerakannya, bacaannya masih sulit untuk mempelajarinya, kak."

Faza kembali tersenyum lalu mengangguk mengerti. "Tidak apa-apa Maira, secara bertahap insyaallah kamu akan bisa, Alhamdulillah klo Aulia sudah mengajarimu dengan baik."

Maira hanya mengangguk. pandangan tak lekas menatap Faza kagum, Faza menyadarinya segera ia menunduk membuat Maira menautkan alisnya tak mengerti.

"Yaudah, aku duluan ke mesjid."

"Kak, apa boleh sekalian kita bareng saja ke mesjidnya?"

"Boleh, Maira," ucap Faza, Maira tersenyum.

Maira membiarkan langkah Faza lebih depan dari langkahnya, sesekali Maira menatap punggung Faza lalu menunduk tersenyum.
Perasaan itu terus tumbuh dihati Maira. Bahkan belum satu Minggu setelah kejadian yang mempertemukan mereka, Faza sudah membuat Maira sangat nyaman.

Di perjalanan menuju mesjid Maira teringat sesuatu, ia lupa untuk bertanya.

"Kak Faza, apa aku boleh bertanya sesuatu," ucap Maira gugup.

Faza hanya menoleh sebentar kearah Maira lalu mengangguk. Terus melangkah menuju mesjid.

"Tanyakan saja, Maira," ucap Faza.

"Kenapa setiap aku menatap kak Faza lama, kakak selalu menunduk? Kakak juga melakukan itu pada Aulia, kenapa?" Tanya Maira ingin tahu.

Faza hanya tersenyum tanpa menoleh padanya. Terus melangkah sampai tepat di tangga mesjid, Faza memutar balik tubuhnya. Matanya sekejap menatap Maira lalu mengalihkannya kearah lain.

"Karena kita harus menjaga pandangan kita dari lawan jenis yang jelas bukan mahram kita, Maira."

"Apa aku juga harus tundukan pandanganku pada kak Faza?"

"Iya Maira, karena aku bukan mahrammu, jadi kamu juga harus tundukan pandanganmu itu. tapi bukan hanya kepadaku saja, semua laki-laki yang bukan mahrammu, kamu harus menundukkan pandanganmu, Maira," jelas Faza.

Maira mengangguk-angguk mengerti.

"Dan jika kepada yang bukan mahrammu, sebaiknya kamu tangkupkan tanganmu didepan dada saat bersalaman, kamu mengerti? Seperti ini." Faza menyontohkan dengan kedua tangannya yang sekarang tertangkup di dada.

Maira kembali menautkan alisnya tak mengerti. "Kenapa?"

"Ini supaya tak ada sentuhan antara yang bukan mahram karena jika bersentuhan jelas itu tidak boleh dalam Islam." Maira kembali mengangguk. Ia tersenyum.

"Berarti aku harus tundukan pandanganku dan menangkupkan tanganku pada kakak?"

"Iya, Maira."

"Tadi kak Faza bilang kita tidak mahram, kita bisa mahram bagaimana?"

"Ada satu cara untuk membuat kita mahram."

"Dengan apa?"

"Menikah."

"Menikah?"

"Iya Maira, dengan menikah yang bukan mahram bisa jadi mahram."

"Berarti kalo kita menikah aku bisa menyentuh kak Faza?"

"Iya Maira, kamu bisa. Tapi aku sebagai contoh supaya kamu mengerti kata mahram."

Tepat saat Maira mengangguk-angguk mengerti, Aulia datang menghampiri. Ia tersenyum dibalik cadarnya menyapa dengan salam Maira dan Faza.

"Assalamualaikum, Maira, mas Faza."

"Waalaikumsalam," ucap Maira dan Faza bersamaan.

"Lagi ngobrol ya, maaf Aulia udah ganggu."

"Bukan apa-apa, Aulia, tadi Maira hanya bertanya dan aku berusaha untuk menjawabnya," jelas Faza diangguki Aulia. "Yaudah aku duluan kedalam, Assalamualaikum."

"Iya kak. Waalaikumsalam."








***

Yukk kasih votenya.. gak rugi kok cuma teken bintang dibawah ini, insyaallah itu tanda bukti jika kalian menghargai penulisnya.. biar semangat terus author lanjutin ceritanya...

Terimakasih udah mau baca jangan lupa masukin ke reading listnya ya😄

Bidadariku, Almaira[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang