1. Janji yang Batal

33 1 0
                                    


Di Indonesia, ketika ada seseorang yang mempelajari dan meminati budaya luar, maka orang itu harus siap menghadapi cemohan dari pihak lain karena dianggap tidak nasionalis, apalagi menyukai sesuatu tentang Jepang yang notabane adalah negara yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, tentu akan menimbulkan kontradiksi.

Akan tetapi, semua itu tidak menyurutkan semangat Aril Velino, seorang siswa SMA Angsana yang sangat menggemari segala hal berbau Jepang. Mulai dari budaya, animasi sampai bahasa. Bahkan saking senangnya dengan bahasa Jepang membuat dirinya cukup fasih berbahasa Jepang. Tak heran ia ditempatkan sebagai Ketua Bidang Bahasa di pengurus OSIS tahun lalu. Menurut Aril, mempelajari budaya luar adalah salah satu wujud menjelajahi dunia.

Kecintaan Aril dengan Jepang membuat ia sering menghadiri festival tentang Jepang, seperti festival yang akan ia datangi petang besok. Ya, besok Aril akan berangkat ke Senayan, Jakarta. Untuk menghadiri Festival Jak-Japan Masturi yang diadakan setiap tahun. Tapi kali ini berbeda karena ia yang biasa datang sendiri kini akan datang bersama teman-temannya termasuk sang pacar, Anisa.

Festival Jakarta-Japan Masturi sendiri merupakan festival yang diadakan setiap tahun, festival ini diselegarakan di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan. Dalam rangka memeringati hubungan persahabatan Indonesia dan Jepang.

***

Aril menatap cermin di depannya untuk melihat penampilannya petang ini. Rambut yang disisir klimis membuat Aril terlihat keren. Apalagi dipadukan dengan kaos hitam bergambar wajah Naruto dengan selipan kalimat "Dattabayo". Sorot matanya yang tajam sesekali melirik handphone untuk memastikan pesan balasan yang ia tunggu dari Anisa tentang jadi tidaknya Anisa ikut ke Festival masuk.

Ting! Notifikasi yang ia tunggu akhirnya muncul.

Anisa : Aku nggak bisa datang ke festival. Ada rapat eskul teater. Kamu berangkat sama yang lain nggak masalah, kan?

Sebuah pesan masuk melalui aplikasi WhatsApp yang dikirim Anisa itu diakhiri dengan emoticon mulut melengkung ke bawah.

Aril membaca pesan itu pelan, ada perasaan kecewa yang tidak bisa ia tutupi sekarang. Bagaimana tidak! Ini adalah momen pertama dirinya tidak akan pergi sendiri ke festival Jepang. Tapi, kesempatan itu sirna setelah pesan itu muncul.

Tanpa pikir panjang Aril langsung menelpon Anisa untuk memastikan apakah keputusan yang Anisa ambil sudah benar?

"Halo. Nis."

"Iya, Ril," jawab Anisa di sebrang sana.

"Kamu serius nggak jadi datang ke festival? Kamu, kan, udah janji, Nis."

"Yaa tapi ... aku harus ikut rapat eskul itu. Ini mendadak juga. Maafin aku yah."

"Hmm, iyadeh. Berati cuman aku sendiri yang ke festival dong."

Selain Anisa, teman-teman yang lain juga membatalkan janji ke festival dengan beragam alasan, ada yang beralasan punya urusan keluarga dan ada juga beralasan mengerjakan tugas.

"Kamu bisa pergi sama Dina. Dia mau ikut juga."

Dina? Ya, Aril lupa kalau dari semua teman yang membatalkan janji, terselip satu nama yang ingin ke festival itu. Dia adalah Ardina Anastasya, rekannya di pengurus OSIS SMA Angsana tahun lalu saat masih kelas 1. Namun, setelah menginjak kelas 2 mereka sudah tidak aktiv lagi di OSIS.

How The Love WorksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang