khawatir

1.8K 145 13
                                    

Jadi, berhubung ada dua Fea sekarang, dimohon banget buat kalian untuk baca narasi ya, jangan langsung baca dialognya, takutnya jadi bingung nanti😊

Happy readingg luv💛

....

"Gue gak mau ya dihukum, mending gak usah sekolah sekalian"

Seperti yang sudah diduga, ketelatan akan menjadi hal yang mutlak untuk mereka, karena jarak dari rumah oma Sklafea menuju sekolah memakan waktu yang lama dan berakhirlah rencana sekolah hari ini.

Kill menatap Fea yang sedang cemberut. Lalu ia mengangguk "oke, kita gak usah sekolah hari ini"

Fea menoleh dan Kill mengedipkan matanya lalu mereka kembali menjalankan mobil meninggalkan area sekolah.

"Terus kita mau kemana?"

"Hotel"

"Ngapain?"

"Naena"

"Aduh, awww sakit Fe" Kill meringis memegang kepalanya yang Fea timbuk menggunakan tasnya yang penuh dengan buku.

"Lagian lo sih"

"Kill serius ka----" Kill mengatup mulutnya tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat Fea telah siap menimpuk dirinya kembali.

"Gak kangen apart?"

Fea menoleh lalu menggeleng
"Terlalu banyak kenangan buruk disana"

"Mau tau siapa yang neror Cantik?"

"Lo tau?" Tanya Fea heran

Kill tersenyum, tidak! tidak! Itu bukan  senyuman, hanya sekedar  menyunggingkan bibirnya.

"Siap-----?" Ucapan Fea terhenti kala ponsel Kill berdering.

Kill meraih ponselnya dan menjawab panggilan. Fea menggigit bibir bawahnya, siapa mereka?
apa alasannya dengan teror-teror selama ini?
Dan Kill, tau darimana tentang mereka?

Fea seketika terdorong kedepan namun tangan Kill segera melindungi kepalanya sehingga tidak menabrak dashboard, Fea menatap Kill yang mengerem mendadak. Nafas lelaki itu memburu, ia segera memutar mobilnya dengan sembarang yang membuat pengemudi lain mengupat dan menyumpahi mereka. Kill mengendara dengan kecepatan penuh dan cengkraman pada stirnya begitu kuat.

"Killl.....awassssss"

"Aaaaaaaaaaa"

Ciittttttttttttt

Kill menekan rem dengan susah payah, lalu ia membanting stir tajam dan akhirnya mobilpun terhenti, Kill menoleh pada Fea yang sedang gemetaran sekarang "maaf" ujarnya

Kill mengelus rambut Fea dan setelahnya kembali lagi melajukan mobilnya kali ini dengan kewarasan. Hingga mereka tiba didepan gedung yang bertuliskan rumah sakit.

Kill menggenggam tangan Fea dan mengajaknya masuk kedalam, Kill sangat terburu-buru sehingga Fea susah menyeimbangi langkah lelaki itu.
Dan saat mereka sampai, genggaman tangan Kill terlepas, Kill sedang memeluk seseorang disana. Fea terdiam ditempat.

Kill memeluk tubuh itu, ia menghela nafas lega lalu menangkup kedua pipi gadis itu "berenti ganggu hidup gue, tolong" ujarnya

Safea tersenyum, ia teralih mengelus pipi Kill "makasih" ucapnya tulus

Kill menelan salivanya, Safea kembali memeluk Kill "gue keserempet mobil waktu mau nyembrang jalan, gue gak tau mau hubungin siapa lagi, Dev marah sama gue, jadi cuma nomor lo yang bisa gue kasih kepihak rumah sakit buat mereka hubungin"

"Makasih udah dateng" Fea melepas pelukannya dan menatap Kill. Lelaki itu menghela nafas, menatap perempuan yang hampir buatnya hampir kehilangan nyawa itu. Kepala gadis itu diperban, lecet dipipinya serta beberapa lecet dikaki dan tangannya juga.

Fea menyenderkan tubuhnya kedinding disamping pintu. Ia menghela nafas, siapa gadis itu? Jadi karena ini Kill hampir saja bertabrakan dengan truk? Karena ini Kill terlihat begitu khawatir?

"Fea?" Fea mengangkat kepalanya

"Yaampun lo kemana aja Fe"

Fea tersenyum "kabur" ucapnya

Orang itu terkekeh

"Lo ngapain kesini Dev? Bukannya lo sekolah ya?"

"Lo gak masuk?" Dev mengalihkan pembicaraan

Fea menggeleng, "ayo masuk bareng gue" Dev menarik tangan Fea dan mengajaknya masuk kedalam

Terlihat Kill yang sedang menyuapi gadis yang sedang duduk diatas ranjang. Yaaaa, Kill yang menghubungi Dev meminta agar lelaki itu segera kemari.

"Lo gak papa?" Tanya Dev pada gadis itu

"Gakpapa"

"Gue bolos sekolah demi lo, jangan bikin khawatir Fe" omel Dev menatap gadis itu

"Iya, iya, maaf" ujar Safea

Dev menghela nafas lalu merangkul pundak Sklafea yang dari tadi hanya diam dan menunduk

"Ini Sklafea" Kill menoleh pada Dev, ia baru ingat jika gadis itu bersamanya tadi

"Fea, ini Fea" Dev mengernyit "ih gimana sih?" Gerutunya "ini Safea, Fe" jelas Dev

"Hai" ucap Safea

Fea tersenyum membalas

"Ribet ya, nama panggilan lo berdua sama" celoteh Dev kembali

Kill menarik tangan Dev hingga Dev berjarak dengan Sklafea dan rangkulannya terlepas.

"Pacar lo, Dev?" Tanya Safea

"Temen" balas Fea

Safea mengangguk " gue sepupunya Dev, temen deketnya Kill"

Fea menoleh pada Kill, lalu ia kembali menatap Safea "cepet sembuh ya, maaf gak sempet bawa apa-apa"

"Santai aja, pasti Dev narik lo buru-buru kesini"

Fea terkekeh, Kill berdiri dari kursi "dia berangkat sama gue"

Safea menatap Kill dengan heran. Lalu Kill meraih tangan Sklafea dan menggenggamnya "gue pergi dulu" ucap Kill dan menarik tangan Sklafea pergi

Fea hanya diam menuruti langkah Kill. Mereka tiba dimobil.

"Gue mau pulang" ucap Fea sembari menunduk

Kill menatap gadis itu yang sedang memainkan tangannya sendiri.

"Kill anterin keapart"

Fea menggeleng "gue mau kerumah oma"

"Kita makan dulu"

Fea menggeleng lagi "gue mau pulang" ucapnya lantang dan menatap Kill

"Oma bakalan tau kalo kita gak sekolah"

Fea menyandarkan tubuhnya pada jok mobil dan mengalihkan pandangannya kearah jendela mobil.

Kill menghela nafasnya, turut menyandarkan tubuhnya kejok dan memejamkan matanya.

Fea menghapus air matanya yang jatuh dengan cepat. Ia tidak tau kenapa, tapi rasanya tidak menentu, Fea tidak tau apa yang terjadi. Fea tidak tau kenapa ia menangis, tapi, rasanya benar-benar tidak karuan.

...

Duh, Sklafea kenapa😌

Vote sama komen yaa🥰💛

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang