Hari-hari berlalu setelah kepergian Kill dari rumah, mirisnya tidak ada pesan atau harapan menyuruh dirinya kembali dari sang papah, Kill yang beranjak tumbuh setelah kepergian dua orang kesayangannya, Perlahan berubah. Kill yang hangat menjadi sedikit lebih tertutup. Kill juga tidak tinggal dirumah Dev lagi, setelah 3 minggu ia tinggal bersama Dev, lelaki itu memutuskan untuk pergi menemui nenek dari sebelah mamanya, yang tinggal sendiri.
Tentu dengan senang hati sang nenek menerima Kill yang menyatakan keinginannya untuk tinggal bersama dirinya.
Persahabatan dirinya dan Dev semakin erat, Kill semakin gencar mengejar Fea. Hingga suatu hari, Kill yang sedang berjalan disebuah salah satu pusat perbelanjaan karena sedang bolos sekolah, menghentikan langkahnya ketika menatap papanya dengan perempuan keji itu berbelanja bersama. Bukannya menghindar, Kill justru menghadang jalan keduanya.
"Eh, Kill" seru sang wanita antusias.
"Apa kabar? PAPA" Kill tak menghiraukan ucapan perempuan itu, sebaliknya ia menatap papanya intens
"Kill, ayo kita pulang" ujar sang papa
Kill menaiki satu alisnya, "pulang? Tinggal bareng selingkuhan papa?"
"Kill, kamu apa-apaan sih, ini tempat umum! ayo pulang kamu" papanya menarik tangan sang putra untuk mengikutinya. Hingga mereka tiba dirumah, Kill terdiam ditempat tepat dimana ia berdiri sekarang, dimana ia melihat kedua orang tersayangnya terbujur kaku tak bernyawa. Kill menelan ludahnya susah payah, menahan tangis sebisanya. Akhirnya ia kembali lagi kerumah ini, tapi ia benci dengan orang dirumah ini, jadi, ia harus pergi.
"Tinggal dimana kamu?" Tanya Rohman, papanya Kill.
"Peduli apa papa sama aku? Papa bahkan gak nanya kenapa aku gak sekolah hari ini, jadi, gak usah sok sokan jadi PAPA, aku muak"
"Kill! Gak usah kayak anak kecil, kamu fikir kenapa papa gak cari kamu? Hah! papa mau kamu sadar, papa mau kamu dewasa"
"Kenapa papa gak cari aku? Karena perempuan ini kan? Karena papa udah punya pengganti, perempuan selingkuhan papa ini" Kill menatap Cici
"Kill! Jaga ucapan kamu!"
"Kenapa? Kenapa pa? Aku salah?" Kill menghela nafas, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya,
"Aku gak pernah nanya ini sama papa, tapi, apa papa ada dibalik bunuh dirinya mereka?" Kill menaiki satu alisnya
Rohman meraih kertas yang ada ditangan Kill, ia membacanya. Kill tersenyum
"Kamu nuduh papa? Jangan kurang ajar kamu!"
"Setidaknya cuma itu yang bisa aku simpulkan sekarang dari surat itu"
"Sudahlah, semua udah berlalu, ikhlasin mama dan Bazi, mulai hidup baru kamu, dengan papa dan mama Cici"
"Hidup baru? Kalo aku tinggal dengan papa, aku gak jamin kalo aku gak bakal bunuh papa, Aku gak butuh papa, aku gak mau tinggal disini lagi apalagi sama selingkuhan papa"
Cici menatap Kill, "kenapa Tante? Seneng ya bisa ngambil semuanya dari mama?!" Kill menampakan smirknya
Tapi tak lama sebuah tamparan mendarat diwajah Kill, sangat kuat, hingga turut menghancurkan hati juga.
Cici menutup mulutnya tidak percaya, Rohman dengan penuh emosi menatap sang putra.
Kill menghela nafasnya, "aku bisa bayangin gimana sakitnya mama saat melihat papa selingkuh, gimana hancurnya hati mama saat melihat orang yang dia cinta menghancurkan cintanya, gimana rapuhnya jiwanya mama saat papa bilang bakal cerain mama, dan sekarang aku berfikir apa mama juga ngerasain sakitnya ditampar papa kayak aku?" air mata Kill terjatuh.
"Aku benci papa!" Kill tersenyum
Cici tergerak mendekati Kill, namun
"Tante juga perempuan, tapi, ternyata ada jiwa iblis didiri anda, bagaimana bisa seorang perempuan hidup bahagia dibalik hancurnya hati perempuan lain dan dua anaknnya? Ahkkk, Anda benar-benar mengejutkan"
Ia menunduk sejenak, lalu ia mengadahkan kepalanya menatap dua orang yang terdiam ditempat.
"Aku....gak bakal tinggal diam. Mulai sekarang kita gak ada hubungan apa-apa lagi Pa, anggap aja aku udah mati karena tamparan papa, Kill udah mati! Oh iya, aku bakal buat anda ngerasain gimana hancurnya mama saya, Well, maaf pa, tapi, nyawa harus dibayar dengan nyawa bukan air mata. Selamat siang pa, oh maaf, om"
Kill berlalu pergi, sekarang dia tahu, sekarang tujuannya telah jelas, Kill telah hancur, dan mari hancurkan mereka yang membuat dirinya hancur.
...
Dev menatap tajam Kill yang menghalangi jalannya menuju apartement Fea, hari ini sudah hari ketiga gadis itu tidak masuk sekolah, dan Dev ingin menjenguknya. Tapi ditengah jalan Kill menghalangi dirinya yang entah dari mana lelaki itu berasal.
Dev menghela nafas, membuka pintu mobil dan mendekati sang lucifer.
"Apa-apaan sih lo? Mau gua tumbur?"
"Ohh, hai! mantan temen"
"Gak usah basa basi deh Kill, mau lo apa?"
"Binar, apa kabar?" Kill menaiki satu alisnya
"Ngapain nanya dia?"
"Ibu lo? Apa kabar? Udah lama gua gak mampir ke bar" ujar Kill lagi.
Dev menatap lelaki gila itu, ia tahu, Kill bukan sekedar bertanya, tapi ia mengancam dirinya.
"Udah gua bilang, jangan libatin keluarga gua, anjing!"
"Weitsss, santai dong boss ku" Kill tertawa
"Gila lo emang" Dev memasuki mobilnya dan berlalu pergi dari sana. Sebenarnya kenapa dengan Kill? Ia tiba-tiba menghalangi jalan mobilnya. Apa ia tahu jika dirinya akan berkunjung ke apart Fea? Tapi, kenapa ia malah tiba-tiba membicarakan keluarganya?
Kill benar-benar membingungkan.
Seperginya Dev, Kill menghela nafasnya, lalu ia membuka ponselnya dan menelfon seseorang.
"Iya, di simpang apartemen jingga" lalu ia menutup panggilan. Selang beberapa menit, datanglah sebuah motor yang berhenti.
"Kenapa?"
"Lo liat aja sendiri"
"Wahh parah sih Kill, ini banyak banget pakunya"
Kill mengangguk "udah tahu"
"Lah, kalo udah tahu kenapa situ masih lewat sini"
Kill mengendikan bahunya, ia melempar kunci mobilnya pada orang itu "nanti gua ambil, gua bawak motor lo, oh ya, jangan majuin mobil gua, didepan sana masih ada paku" ujar Kill lalu berlalu pergi.
Orang itu menatap aspal, benar saja, disana terdapat banyak paku, tapi anehnya, hanya di daerah tempat mobil Kill berhenti. Jika Kill tahu, kenapa ia memberhentikan mobilnya tepat di sini? Apa laki-laki itu gila?
Orang itu memunguti paku disekitar dan memasukinya kedalam plastik dan segera membenarkan mobil Kill.
Dia, mengincar semua yang berada di dekat Fea.
...
Terimakasih, jangan lupa vote dan komen, bagaimana menurut kalian kelanjutan cerita ini? Oh iya, kalian juga bisa beritahu aku hal-hal yang masih membuat kalian penasaran dari cerita ini dan siapa tahu aku akan bahas itu di part selanjutnya, hihi💛💛
Bisa dong ya ajak temen-temen kalian bertemu sih mas Kill dan Dev😁
Selamat tahun baru buat semuanya💛 love yellow dari aku💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine Or Mine[Lengkap]
Novela JuvenilGue hanya ngingatin dua hal sama lo disini. Pertama, saat lo udah mutusin buat masuk kedalam hidup gue, gak bakal gue lepas lagi. Kedua, Selalu ada didekat gue dan hidup gue bakal jadi milik lo atau lo coba lari saat udah masuk kedalam hidup gue d...