sabotase

1.2K 138 55
                                    

"Pagi"

Fea langsung berdiri dari tidurnya yang lelap, dengan keadaan kacau ia melihat kesekitarnya dan membelalak kala ia melihat Kill sedang duduk disofa dan tidak memakai baju dikamarnya, mari ulangi KAMARNYA.

"Lo?"

"Pagi cantik" ujar Kill sembari tersenyum menopang sebelah pipinya

Fea mengernyit menatap pintu, bukankah ia sudah mengunci pintunya malam tadi? Dari mana lelaki aneh ini bisa masuk? Apa iya ia mengigau malam-malam dan membukakan pintu untuk Kill? Tapi kenapa?

"Fe, Kill laper" Kill berdiri mendekati Fea yang sibuk berkutat dengan fikirannya

"Fe" rengek Kill kembali

"Apasih? Pulang sana ih" Fea menjauh, ia kembali mendekati ranjangnya, mengambil selimut dan membereskan kasurnya

"Aaaaisssss" Kill merintih, Fea menoleh dan mendekati lelaki itu yang memegangi perutnya

"Kenapa? Masih sakit?" Fea menyentuh tangan Kill yang memegang luka pada perutnya

Kill tersenyum, Fea merasa aneh dan dengan segera ia menjauhi tangannya yang memegang tangan Kill, namun pergerakan wanita itu kalah cepat, Kill lebih dulu menggenggam tangannya

"Sakit beneran Fe" ujarnya

"Yaaa udah, itu...apa....., lo kerumah sakit aja"

"Fe....perih" Kill berujar lagi

Fea menatap lelaki itu "lo duduk dulu" Fea membantu Kill untuk duduk kembali disofa

"Terus gue harus apa?" Tanya Fea, apalagi yang harus ia lakukan? Dia bukan ahli dalam hal ini

"Ambilin baju Kill Fe"

Fea mengangguk dan segera menuju luar kamarnya dan mencari keberadaan baju lelaki itu dan dengan segera memberikan kepada Kill kembali

"Kill, beneran sakit?"

Kill menatap gadis itu sembari memakai bajunya

"Kalo Fea peluk gak sakit lagi" ujarnya

Fea memutar bola matanya jengah. Dasar tukang modus

"Fe" panggil Kill

"Apa?"

"Kill beneran ditolak?"

Fea memgedipkan matanya, menutup mulutnya yang cengoh mendengar pertanyaan laki-laki itu

"Apaan sih lo, mending lo telpon Bobby deh"

"Fe, kemanapun cantik pergi, ajakin Kill ya? Kill gak punya rumah, cuma Fea aja"

"Kill, lo kenapa sih? Kenapa ngomong gitu, lo mau mati ya?"

Kill membekap tubuh Fea, memeluknya erat mengelus rambut perempuan itu sembari menahan perih pada lukanya

"Iya, Kill mau mati kalo Fea gak ada"

"Kill, lo bikin gue takut deh"

"I love you so much, cantik"

Kill melepas pelukannya, menatap gadis itu dengan senyum tulus "maaf  buat bikin Fea kebawa sampai sejauh ini, maaf buat semua teror-teror yang Fea terima, maaf kalo Kill nyakitin Fea dan terima kasih untuk mau dicintai sama monster bernama Kill ini ya" Kill terkekeh

Fea menelan salivanya, kenapa dengan Kill? Kenapa lelaki itu aneh sekali.

Gedoran serta bel apartement yang berbunyi membubarkan kecanggungan yang terjadi diantara mereka

"Gue buka pintu dulu ya" pamit Fea meninggalkan Kill

Tak lama Fea kembali mendekati Kill yang masih duduk ditempat semula

"Apa?" Tanya Kill

"Paket gue"

Fea dengan semangat membuka isi paket yang datang, namun Kill menahan tangan gadis itu dan mengambil alih paket

"Biar Kill aja"

Hingga berselang beberapa menit, Fea memeluk Kill dengan erat, menyembunyikan wajahnya pada tubuh lelaki itu

Kill mengepalkan tangannya, ia menarik tangan Fea dan menuntun gadis itu. Persetanan dengan lukanya yang perih, Mereka meninggalkan apart Fea. Memasuki mobil yang entah darimana sudah ada di basement.

Paket itu berisikan sebuah kertas yang bertuliskan

I WILL KILL YOU

dengan banyak belatung yang berada di dalam kotak paket itu.

Namun tak lama mereka berada didalam mobil itu, mobil itu oleng, seseorang yang mengemudi dengan menggunakan masker dan topi hitam menatap dari kaca mobil sembari menampakan smirknya

Fea menelan salivanya, badannya dan juga Kill terguncang mengikuti mobil yang semakin menjadi-jadi hilang kendali

"Lo siapa anjing?" Teriak Kill sembari menendang jok yang diduduki orang itu

"Aaaaaa" Fea terhuyung kedepan, namun Kill segera menangkap tubuh gadis itu

"Lo siapa bangsat" teriak Kill lagi

Orang itu tertawa, sangat nyaring.

"Pencabut nyawa lo" balasnya

Fea ingin muntah, seluruh tubuhnya terguncang, kepalanya pusing dan suara kendaraan lain yang membunyikan klakson semakin membuatnya menjadi takut. Ia memeluk lengan Kill dengan erat-erat.

Kill menatap Fea yang sudah pucat, mobilnya disabotase, ia sengaja menyuruh Bobby menjemput mereka dengan mobil namun tampaknya 'dia' sudah tau dimana keberadaan Kill hingga ia menyabotase paket Fea yang membuat gadis itu takut hingga emosi Kill memuncak dan akhirnya meninggalkan apart menggunakan mobil ini.

'Dia' mengatur semuanya dengan sangat baik

Lukanya perih, ditambah dengan Fea yang memeluk lengannya dan menumpuhkan semua tubuhnya pada Kill hingga luka pada perutnya terkena tubuh gadis itu dan perih. Sangat perih

Kill memeriksa sakunya, dimana ponselnya? Ia butuh Bobby sekarang. Ahkkk, ia lupa, ponselnya tertinggal di unit Fea

Mobil kian tak terkendali, Kill menelan salivanya, memutar otaknya agar ia bisa menyelamatkan gadisnya.

Gadisnya? Lo ditolok woi😣

Mobil mereka menerobos masuk kejalan raya dengan berlawanan arah. Kill perlahan melepas tangan Fea pada lengannya

"Fea, Kill gak akan biarin cantik mati konyol kayak gini" Kill mengelus rambut Sklafea

Kill menghela nafasnya dan perlahan

bunyi dentuman membuat Fea menutup matanya

...

Untuk selama-lamanya??

Hi, hiiii😍 halo gais, aku balik lagiiiiiii, ada yang nungguin gak? Duh pd banget gue🤧

Akhir-akhir ini mood nulis makin berantakan": jadi mager banget buka wattpad, ayo dong vote sama komen😣 kan jadi ada alasan buat buka wattpad balesin komenan kalian ditambah jadi semangat kalo ada yang komen, huhu":

Vote dan komen yaaaaaaa

Btw, ada yang penasaran gak sih gimana ending dari cerita ini? 🤣 buat yang penasaran kalian harus banget baca cerita-ceritaku yang lain, Amora, Geanna, lewat Rindu dan By accident nanti kalian bakalan tau aku suka endinging cerita kayak gimana, LoL😄

I yellow u gais💛

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang