melepasmu?

1.8K 159 60
                                    

Mari saling menghargai, teruntuk manusia yang baca cerita ini jangan lupa Vote dan komen ya💛😊

...

"Aaaaaa gue kangennn, lo kemana aja sih Fe" Karin melepas pelukannya pada Sklafea dan menatap gadis itu

"Pokoknya lo utang cerita sama gue" ucap Karin menuntut

Sklafea terkekeh, ia mengangguk setuju "kita harus ngabisin hari ini berdua"

Karin mengangguk dan tersenyum lalu ia menatap Kill.

"Gue bawa Fea ya"

Fea mencubit Karin pelan, kenapa ia harus meminta izin pada lelaki itu?

Kill menghela nafasnya, ia lalu menarik tangan Fea, membuat perempuan itu menghadap kearah Kill, Fea menghempas tangan lelaki itu, menatap Kill tajam

Kill menahan emosinya, ia menatap perempuan itu lembut

"Nanti pulangnya bareng Kill aja"

Fea menggeleng "gak usah, gue mau bareng Karin"

"Kill jemput dirumah Karin"

"Lo tu kenapa sih? Fea lo udah balik, kenapa lo masih gangguin hidup gue?" Fea menahan tangisnya

Kill menghela nafasnya lagi, jika yang berbicara dengan nada tinggi itu adalah laki-laki, sudah dipastikan wajah orang itu sudah mencium aspal saat itu juga

"Ayo Rin" Sklafea menarik tangan Karin untuk memasuki mobil.

Fea menatap Kill dari jendela mobil, lelaki itu mengepalkan tangannya.

"Fe, you okay?"

Fea menoleh pada Karin dan mengangguk.

"Kita kemana?"

"Ke apart gue aja"

Karin mengangguk dan melajukan mobilnya.

Setelah keheningan yang terjadi diantara Kill dan Sklafea, Fea memaksa Kill untuk mengantarnya pulang kerumah omanya, tapi benar apa kata Kill, mereka akan ketauan tidak sekolah hari ini jika pulang kerumah. Maka dari itu, Fea menghubungi Karin untuk menemuinya diparkiran rumah sakit, karena Fea tidak mau berdua bersama Kill.

Mereka tiba diapart Fea, Karin mengunci pintu. Fea menatap keadaan apartnya yang begitu berantakan, siapa lagi jika bukan karena ulah Dev dan Kill waktu itu.

"Kayak gak dihuni sebulan" sindir Karin, ia mengambil pot bunga yang sudah tergeletak di lantai dan menaruhnya di nakas.

Dua puluh menit mereka membersihkan apart Fea, Karin sekarang sedang menonton film dilaptop Fea sedangkan Fea sekarang dibalkon, sedang menjemur beberapa baju yang tertinggal diapart sebelum ia pergi waktu itu.

Fea menghela nafas dan menjatuhkan tubuhnya dikasur dan menimpa badan Karin

"Fe, gue gak bisa nafas"

"Lebay lo" Fea bangkit dan Karin turut duduk

"Eh, lo ganti nomor ya?"

Pasalnya saat Fea menghubungi dirinya tadi, Nomor itu bukan nomor lama Fea.

Fea mengangguk "gue ganti ponsel makanya sekalian aja ganti nomor, biar tenang hidup gue"

"Lo kemana aja selama ini?"

"Kerumah oma"

"Ihh, kok lo gak ngasih tau gue sih? Gue diteror sama Dev dikelas masa" Karin cemberut "lo juga absen tau"

"Gue nitip surat kok"

"Gak ada Fe, lo nitipnya sama siapa?"

"Waktu malam itu gue dijemputnya udah malem, jam 10an mungkin ya, nah, dilift gue ketemu sama Sena, katanya dia ada unit diapart sini mangkanya gue nitip sama dia surat izin gue"

Karin mengernyit "tapi dia gak ngasih keguru"

Fea tampak berfikir "emm, mungkin dia lupa kali ya" Fea tersenyum

"Lo harus tanya sama dia"

"Nanti gue tanya"

Karin mengangguk setuju.

"Lo kapan sekolahnya?"

"Besok gue sekolah"

"Siap-siap lo sibuk besok, ditagihin tugas sama guru-guru, banyak banget Fe, mampus lo" Karin mengejek Fea

"Kan ada lo" Fea tersenyum

"Dih, gak ada ya"

Fea terus tersenyum dan menatap Karin dengan manis

"Iya, iya nanti lo nyalin aja punya gue" balasnya pasrah

"Aaaaa lo terbaik Rin" Fea memeluk Karin

"Dih"

"Btw, lo kenapa bisa di rumah sakit?"

Fea melepas pelukannya menghela nafas dan menatap Karin

...

Bobby menatap kesekeliling kantornya yang sudah kacau balau, ia menatap sang tersangka dengan penuh murka

"Woi dajjal lo! Datang-datang ngancurin kantor gua" upatnya

Kill mengepalkan tangannya lalu melayangkan satu pukulan pada dinding kantor. Bobby menatap Kill heran, ada apa dengan lelaki itu?

"Lo kenapa? Oh iya, lo kemana malam tadi? Gue kira lo dibunuh anjing. Gua nyusulin lo kesana tapi gak ada siapa-siapa disana"

Kill mematikan rokoknya dan menatap Bobby lalu berjalan menuju balkon menghirup udara yang tidak segar itu

"Dia balik"

Bobby mendekati Kill, berdiri disebelah lelaki itu

"Safea" lanjut Kill

Bobby membulatkan matanya

"Lo ketemu dia?"

Kill mengangguk, ia menatap baku tangannya yang lecet, kenapa perihnya terasa sekarang?

"Malam tadi, diapart bajingan itu, Safea tinggal disana juga"

"Oh, lo ngelepas rindu malam tadi bareng dia? Pantes gue hubungin gak bisa, mana gue hampir dikira teroris anjing" 

Kill menggeleng "gue gak rindu dia"

Bobby mengernyit, bukankah Kill begitu mengharapkan Safea untuk kembali?

"Gue mau dia pergi dari hidup gue kayak dulu waktu dia ninggalin gue"

"Aneh lo! Dia orang yang lo tunggu selama ini Kill. Dan lo mau nyuruh dia pergi? Gila ya lo"

Kill terkekeh, "dia tau segalanya tentang gue, dia kelemahan gue Bob" Kill menghela nafas "hanya dengan denger dia masuk rumah sakit aja gue hampir ngilangin nyawa Sklafea" Kill memejamkan matanya

Bobby menarik bahu Kill "maksud lo?"

"Sklafea makin benci sama gue"

"Gimana Sklafea sekarang? Lo apain dia?"

Kill menggeleng "dia baik-baik aja"

"Kill, gue gak tau lo ngedekatin Sklafea selama ini karena apa, tapi, yang gue tau hati lo masih seutuhnya punya Safea. Jadi, udah cukup lo ganggu hidup Sklafea, Feanya lo udah balik sekarang, gak usah munafik Kill, gak ada yang terlambat Dan tinggalin Sklafea, udah saatnya dia ngerasain bahagia"

Kill menatap Bobby, entah dengan alasan apa, Kill meneteskan air matanya di dekapan Bobby.

Ini air mata pertamanya setelah bertahun-tahun lalu, dimana ia hancur saat ditinggal oleh Safea.

...

Kalian tim


Kill-Sklafea?

Kill-safea?

Dev-Sklafea?

Dev-Kill?


Ayo dipilih 😆

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang