cinta boleh, begok jangan

2K 207 20
                                    

Hi, aku tau kalian pembaca yang masih punya hati, tau cara menghargai penulis😊

...

Kill terburu-buru keluar dari mobil, Dev menghelakan nafasnya, dan turut turun berlari mengejar Kill.

Mereka keluar lift terburu-buru, hingga tiba disebuah pintu, Kill berdiri didepan Dev dan menekan sandi.

Pintu terbuka, Dev menatap sekeliling mencari sang empu, Kill mendobrak pintu kamar dengan segera tapi tak ada orang. Dev lalu meraih ponsel yang tergeletak di atas meja.

"Ponselnya tinggal" ujarnya

Kill menghela nafas, ia membanting vas bunga yang dekat dengan jangkaunnya lalu ia sedikit menjambak rambutnya sendiri, Kill menggeram dan meninju dinding berkali-kali meluapkan kekesalannya

Dev menatap Kill, ia memijat pelipisnya bentar lalu menghela nafas.

"Lo nyakitin diri lo sendiri, goblok" upatnya kemudian setelah ia bosan menatap Kill yang terus menyakiti dirinya sendiri, Dev menjatuhkan dirinya pada sofa menatap Kill yang masih setia mengelus dinding

Sudahlah, biarkan saja, nanti jika sudah mati, baru dia kubur. Lagipula bukankah itu stylenya Kill? Heh

Dev menatap Kill heran.
Sebegitu berartinya Fea bagi Kill? Apakah ini ada hubungannya dengan Fea yang mempunyai kesamaan dengan Safea?
Atau Kill benar-benar telah jatuh pada Sklafea dan melupakan Safea?

Apa selama ini dugaan dirinya salah?

Dev berdiri, ia memasuki tangannya pada saku celana.

"Lo mau tetep disini dengan keadaan menyedihkan ini, atau cari Fea?"

Kill melempar kunci mobilnya pada Dev, ia berdiri dan berjalan mendahului Dev.

Untung Dev sabar

Keduanya menunggu lift terbuka dan mereka masuk kesana.

"Sena?" Panggil Dev

Sena menoleh lalu sedikit terkejut kemudian ia tersenyum "oh, Dev" balasnya

"Lo tinggal diapart sini juga?" Tanya Dev

Sena mengangguk, "gue punya unit disini, jarang sih tinggal disini. Sesekali doang kalo lagi mau aja" jelasnya

Dev mengangguk, pintu lift terbuka. Sena keluar dari lift setelah berpamitan pada keduanya.

Sekarang mereka memasuki mobil, dengan Dev yang mengemudi.

"Kita mau kemana?" Tanya Dev yang tak tau harus menjalankan mobil ini kemana

Kill menurunkan ponselnya dari telinga setelah berbincang dengan seseorang.

"Bar Antera"

Dev mengernyit "mau ngapain?" Tanyanya

"Lo bisa nyetir aja? Ga usah banyak tanya"

Dev berdecih dan melajukan mobil menuju tempat yang Kill bilang.

Setelah tiba, Kill dan Dev memasuki bar. Kill tampak terburu-buru, hingga pengunjung bar yang lain menatap keduanya aneh dan bertanya-tanya sebab pengunjung bar tak seramai malam hari

Kill membuka pintu kaca itu dengan nafas yang memburu, dan ia mematung.

Kosong, tak ada seorangpun disana. Kemana mereka pergi? Bukankah Bobby bilang mereka ada disini? Orang yang menelfon Dev, tapi dimana? Ini kosong.

Kill mengepalkan tangannya. Kemudian ia berjalan keluar bar. Dev mengenyit tak mengerti, kenapa Kill sering kali melakukan hal-hal bodoh seperti ini?

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang