Kill tahu mereka

5.5K 341 27
                                    


Kill mengenggam erat tangannya, lalu ia memejamkan matanya sebentar dan perlahan Kill memaksa kakinya untuk melangkah dan menuju rooftop sekolah, yang sebenarnya tidak boleh didatangi siswa-siswi di sekolah ini.

"Gimana?"

"Udah gue taruh ditasnya"

"Gue mau tahu gimana reaksi dia kali ini"

"Kalo bisa ya mati aja langsung"

"Lo gak takut ketahuan?"

"Heh? Gue gak takut sama siapapun"

"Kill?"

Kill mengeluarkan smirknya, lalu ia berbalik meninggalkan rooftop, namun, langkahnya terhenti kala dua orang disana melanjutkan percakapan mereka dan menyebutkan satu nama.

Kill kembali menghela nafasnya dan berjalan meninggalkan rooftop.
Sekarang, tujuannya adalah kelas Fea, segera mungkin, secepat yang ia bisa.

Sebelum gadisnya...miliknya......

...

"Fea, mau ke kantin dulu gak?"

Fea menoleh, menatap Dev.

"Enggg, dompet gue dikelas, kita kekelas dulu ya?"

"Gak usah, santai kalo masalah itu mah"

"Pakai aja uang gue Fea" sahut Karin

Fea menggeleng, menggandeng buku dilengannya. Lalu mereka  berjalan berdampingan.

"Kalian tunggu aja di kantin, gue kekelas dulu, mau ambil uang sama naruh buku, nanti gue nyusul" usul Fea pada keduanya.

"Gue temenin lo aja"

Fea menatap Dev "apaan sih, gue udah gede tahu, udah kalian deluan sana"

Fea menatap Dev dan Karin. Karin menatap Fea
"Apa lagi Rin? Gue udah gede ya"

"Fea, hati-hati" sahut Dev. Lalu Dev menatap Karin "ayo Rin" ujarnya

Karin mengangguk dan melambaikan tangannya pada Fea, mereka memisah di persimpangan koridor. Fea menghela nafas, akhirnya ia bisa berjalan tanpa diikuti Dev, Kill maupun Karin.

Namun, beberapa langkahnya dengan senyum yang merekah itu punah. Kala Bela dengan sengaja menyenggol dirinya membuat buku yang ia pegang jatuh.

"Upss, ehh, Fea, haduh bisa ngambil sendirikan?" Bela tersenyum. Fea menghela nafas dan berjongkok mengambil buku-bukunya.

Namun Bela turut berjongkok, "atau mau dibantuin sama Dev, oh, enggak-enggak, sama Kill ya?" Bela menaiki satu alisnya.

Fea menatap Bela tanpa takut,

"Lo tu maruk tahu ya Fe, Kill mau Dev mau, murah banget si lo! Cewek kok gak ada mahal-mahalnya, oh iya gue lupa, lo jalang kan ya?" Bela tersenyum lalu ia mengambil alih buku yang telah Fea kumpulkan tadi, Bela berdiri.

Fea turut berdiri "lo apa-apaan si, balikin gak!"

Bela membuang buku itu kedalam tong sampah "lo tu sampah! Gih, ambil buku lo di tempat lo seharusnya"

"Bye... Sklabitchfea"

Ghina, Lia dan Bela tertawa, "cabut girls" ujar Bela dan mereka pergi dari sana. Fea menatap ketiganya dengan penuh emosi, ia mengambil buku di tempat sampah dengan cepat, lalu mengejar Ghina, Lia dan Bela.

Fea melempar buku-buku itu dan mengenai punggung ketiganya.

"Sakit.....beg-----"

"Haduh, sakit ya Bel? Mau telfon mama gak?" Fea menaiki satu alisnya "Dasar anak mama!" Fea berlalu dari sana dengan langkah yang cepat, Dengan jantungnya yang ingin copot.

Fea memasuki kelas dengan nafas yang tak beraturan, yang mengundang tatapan dari teman-teman di kelasnya. Fea tersenyum kala mereka melihat kearah dirinya. Fea berjalan menuju tempat duduknya dan meraih tas yang berada diatas meja. Namun seketika Fea memekik, semua menatapnya. Fea memegang tangannya dan menahan perih.

Darah sudah mengalir ditangan Fea, teman-teman sekelasnya mendekati gadis itu,

"Yaampun, Fe. Tangan lo kenapa?"

Fea menggeleng, Sena menatap tas Fea, perlahan ia membuka tas itu dan semua terlonjak kaget kala didalam tas itu terdapat pisau yang melintang disana. Fea menahan perih yang semakin menjadi.

"Kerjaan siapa si ini?" Teriak Surya. Semuanya diam.

"Minggir anjing!"

Gerumbunan disekitar Fea menatap ke sumber suara, lalu menggeser posisi mereka. Disana Kill ia menatap tangan Fea dan pisau yang berada diatas meja.

Kill merangkul Fea, menuntunnya tanpa kata. Fea mengikuti langkah Kill, tanpa ragu dan bertanya

Karena perihnya sudah menjalar sampai ia tak bisa meronta. Saat ingin keluar kelas, Bela, Ghina dan Lia yang ingin masuk ditatap tajam oleh Kill dan mereka seketika gelagapan dan berlalu pergi dari sana.

"Maaf Fea" ujar Kill disela dia menuntun gadisnya

Fea mengernyit "kenapa?"

"Kill gak bisa jagain cantik"

"Kill.....lo.......baik, kan ya?"

Kill menatap Fea datar tanpa kata. Setelah itu Fea tak berani bicara kembali. Tapi diam-diam Kill mengepal tangannya menatap seseorang yang berdiri diujung koridor.

mari berurusan dengan orang gila yang tergila-gila dengan gadisnya,

Lets the game, begin.

...

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang