karena dia, kan?

11.5K 684 5
                                    

"Pagi, cantik"

Fea menoleh sebentar dan berjalan tanpa perduli dengan sapaan Kill.

Kill tersenyum kecil, tetap berjalan sejajar dengan Fea, lalu tak lama ia merangkul Fea, gadis itu berhenti dan menatap Kill sembari berusaha melepaskan rangkulan Kill pada bahunya.

"Kill, lo apa-apaan sih!"

"Ayo, Kill anter ke kelasnya Fea" Kill melepas rangkulannya dan mengandeng tangan Fea.

Fea berusaha melepas genggaman tangan Kill, namun tidak bisa, ia terpaksa mengikuti langkah Kill dengan tatapan keji sekitarnya.

"Lah, katanya sama Dev"

"Tauk, Dev juga mau aja sama cabenya Kill"

"Gak tahu diri emang sih Fea"

"Putus sama Dev? Wah gila sih Fea"

"Dev buat gue lah kalo gitu"

Fea ingin sekali membalas ucapan-ucapan mereka satu persatu, ia ingin menjambak rambut mereka, merobek mulut cantik mereka dengan tangannya. Namun, sayangnya akalnya tidak sependek itu.

"Belajar yang bener ya cantik" Kill melepas genggaman tangannya dan tersenyum hangat menatap Fea

Fea terkadang sangat tersentuh dengan senyuman itu, seandainya Kill tidak terlalu possessive dengannya, seandainya Kill tidak seanarkis itu dalam mencintai, seandainya Kill itu normal, layaknya pangeran di novel-novel, Fea rasa kisahnya dan Kill dapat juga dijadikan novel kisah romantis.

Namun, sayangnya, Kill......sedikit mengecewakan.

"Fea cantik, banyak yang suka, tapi, tolong cintanya sama Kill aja ya" Kill tertawa setelah berbicara

"Kill, jangan ketawa kayak gitu" Fea menatap Kill "gue, jadi takut sama lo"

Kill tersenyum lagi, lalu ia mengelus rambut Fea "jangan deket-deket sama cowok lain Fea, jangan deket-deket sama Dev juga Fea, jangan! Kill gak suka Fea sama Dev dibilang pacaran"

Fea gugup "em, soal itu, i...."

"Fea milik Kill, bukan Dev!"

"I'm so sorry, but she's mine"

Fea menoleh, Dev berdiri disampingnya sembari memeluk pinggangnya posesif. Fea menatap Kill yang mengepalkan tangannya. Fea menelan salivanya susah payah berusaha melepas pelukan Dev, namun tidak bisa.

"Dev......"

"Apa sayang?"

Fea menatap Kill yang memejamkan matanya, Fea semakin takut.

Kill menatap Dev dengan smirknya,

"ketemu lagi, hallo teman?" Sapa Kill

"Maaf, tapi gue gak punya teman kayak lo"  Dev berdecih

Kill terkekeh "semua mantan teman gue emang selalu gak tahu diri...kayak lo!" Kill menepuk bahu Dev pelan lalu berlalu

Fea menggigit bahu Dev dan hal itu berhasil membuat ia bebas dari Dev.
Namun, tangan Fea dicengkram kuat oleh Dev, Fea meringis

"Udah gue bilang kan? Jangan coba-coba ngejauh Fea"

Fea menatap mata Dev

"Udah cukup satu hari gue biarin lo bareng Kill, dan mulai sekarang gak lagi-lagi, gue bakalan selalu ada didekat lo, Fea"

Fea menepis cengkraman Dev pada tangannya "gue risih Dev"

"Gue gak main-main Fea, mungkin lo udah kebiasa sama sifat Kill, tapi yang harus lo tahu, gue bisa lebih gila dari Kill"

"Dev, gue gak suka lo meluk-meluk gue, ini sekolah, punya aturan, jadi, tolong, jangan terlalu de-----"

"Dev....." Fea mencoba melepas Dev yang kini memeluknya, Dev semakin mempererat pelukannya pada Fea.

Namun Fea terhuyung seketika kala ada yang menarik tangannya.

"Dan satu lagi, selain gak tahu diri, mantan teman gue juga pada kurang ajar, kayak lo!"

Kill menggenggam tangan Fea kuat dan menatap Dev tajam, Dev membahasi bibirnya lalu menatap Fea

"Dia pacar gue" lalu kembali mematap Kill "jadi, lo yang lebih kurang ajar, lepasin pacar gue!"

"Bodo amat ya, terserah kalian" Fea berlalu dan memasuki kelas tanpa peduli keduanya, dan kebetulan pula Kill tidak menahan ia pergi kali ini.

Kill bersedekap "gue peringatin sama lo, jangan main-main disekitar gue, gue gak suka hidup gue diusik, gue gak suka milik gue di lirik, apalagi sama lo"

"Gue gak ada niat buat ngusik hidup lo, tapi, kalo lo ngerasa terusik, kenapa gak lo mati aja?"

"Fea milik gua Dev, milik gue!" Kill menatap tajam Dev dan berlalu dengan menyenggol bahu lelaki itu sembari menaiki topi hoodie yang ia kenakan.

Karena dia kan? Gue juga lihat dia dari Fea, tapi, gue gak akan biarin ada korban lagi, gue gak bakal biarin kejadian dulu, kembali terulang sama Fea, sorry Kill, tapi lo harus berhenti, lo harus dicegah, cukup Kill, lo harus berubah.

Dev mengepalkan tangannya lalu memasuki kelas kala guru yang mengajar meneriaki dirinya untuk memasuki kelas.

...

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang