Fea dimana?

2.3K 282 55
                                    

Seseorang hanya butuh waktu 5 menit  untuk menghabiskan satu part bacaannya, sedangkan penulis mereka membutuhkan waktu berhari-hari, berjam-jam untuk mencari ide, menulis dan mengecek kembali tulisannya demi kenyamanan pembaca😊

Teman-teman, mohon banget. VOTENYA,  Gak sampe 5 menit, ga ngabisin kuota kalian juga😌 aku gak tau udah beberapa note yang aku tulis disetiap part, aku cuma pengen vote kalian, komenannya juga boleh. Vote dan komen kalian begitu berharga buat penulis kecil kayak aku.

Jadi, dimohon ya semua Vote sama komen jangan lupa😊💛

...

Dev dan Kill telah berada disatu mobil yang sama, dengan Kill yang mengemudi.

Kemarahan lelaki itu bertambah tampaknya, setelah beberapa saat yang lalu ia menerima panggilan.

Bisa dilihat dari raut wajah lelaki itu, rahangnya yang mengeras dan juga genggamanannya pada stir begitu erat. Bahkan jika stir itu bisa bicara ia telah menjerit sekarang. Kill lalu memutar stir, menancap gas melajukan mobil dengan cepat.

Dev mengernyit, tapi ia memutuskan untuk menyenderkan kepalanya pada jok dan menutup matanya.

Kill mengerem, melepas seatbelt dan membuka pintu mobil dengan kasar, ia mendekati dua orang menggunakan jaket kulit hitam.

"Dia kabur bos" ujar salah satu dari mereka

Dev yang juga turut ikut menatap Kill, menunggu reaksi lelaki itu. Tapi diluar dugaan, Kill justru tersenyum, ahhh tidak, ia menampakan smirknya.

Kill menepuk bahu seseorang berkulit jaket itu

"Lanjutin rencana kedua" ucapnya "dia benar-benar mau mati rupanya" lanjut Kill sembari tersenyum

"Siap bos" ucap keduanya dan segera pergi dari sana.

Kill memasuki tangannya kedalam saku celana, lalu menatap Dev

"Dia? Dia siapa?" Tanya Dev

"Lo kayak pacar gue kalo nanya gitu" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Dev.

Dev menatap Kill jijik, ia menendang rerumputan yang ia pijak.

Bagaimana mungkin ada pria yang begitu menggelikan seperti Kill?

"Mau tinggal disini lo?" Teriak Kill dari dalam mobil, Dev menghela nafas dan sedikit berlari menuju mobil.

...

Cici menatap kesegala arah, keringatnya telah bercucuran, nafasnya memburu, ia terus saja gelisah melihat kekiri dan kanan.

Sang kekasih pun lama-lama geram melihat sang wanita.

"Kamu bisa tenang gak sih?"

Cici menatap sang kekasih, ia tetap gusar. Ia tahu bagaimana Kill, ia tahu Kill seperti apa. Ia juga tahu, jika perjanjian itu, semua bohong. Kill hanya ingin mengenyahkan dirinya, Kill hanya ingin dia mati.

Dan dia tidak ingin itu, setelah menjual saham perusahaan yang dibagikan atas namanya, ia menghubungi Kill untuk perjanjian itu, dan dia melarikan diri dengan kekasihnya.

Cici tau, Kill pasti sudah tau rencananya untuk kabur, dan sebentar lagi, Kill juga akan mengetahui jika dirinya telah menjual saham perusahaan 35 persen yang dibagikan atas nama dirinya.

Tinggal tunggu saja, bagaimana Kill bereaksi untuk semuanya.

Tiba-tiba mobil berhenti. Cici menatap kedepan, sebuah mobil yang menghentikan laju kendaraan mereka.

Mine Or Mine[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang