Kill memegang kepalanya, sedikit dilanda pusing dan mual. Namun, ia tersentak kala pergerakan tangannya terbatas, samar-samar ia melihat selang putih dan tiang besi yang membuatnya bergerak terbatas, Kill mencabut infus yang mengganggunya itu.
Ia mendudukan tubuhnya, namun perutnya terasa sangat sangat perih, ia merintih
"Kenapa? Lo mau apa?" Bobby yang tertidur pulas terbangun dan khawatir
"Fea?" Kill menatap Bobby "dimana Fea?"
"Siapa? Sklafea atau safea?"
"Fea" ujar Kill lagi
"Siapa sih njing!"
"Sklafea"
"Oh, itu Fea di------"
Ucapan Bobby terputus kala Kill turun dari ranjang dan dengan segera tubuhnya ditangkap seseorang. Ah, tidak-tidak Kill yang menangkap tubuh orang itu.
"Fea..." Kill memejamkan matanya
Dev menatap Bobby meminta penjelasan, namun Bobby memilih tidak mengindahkan dan melanjutkan tidurnya
"Lo....udah baikan?" Fea menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya masih direngkuh oleh lelaki itu.
"Aarggggggg" kill kembali merintih, ia melepas pelukannya dan dengan segera Fea dan Dev yang baru saja kembali dari makan membantu tubuh Kill untuk kembali tidur diranjang.
"Tau ahk, lo nyusain" Oceh Bobby yang kembali melanjutkan tidurnya
"Kenapa dicabut infusnya" omel Fea
"Are you okay?" Kill menatap Fea dengan khawatir
Apa-apaan Kill ini! Yang ditusuk siapa yang ditanya baik-baik saja siapa. Dasar bucin Fea.
"Kill....gue baik-baik aja. Lo yang ga baik-baik aja"
"Kill kangen Fea" Kill meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya "Kill takut Fea kenapa-kenapa"
Sklafea bingung sekarang, apa iya sprite nyatanya nyegerin? Eh, apa iya 'Fea' yang Kill maksud adalah dirinya? Ataukah Safea?
"Fea, Kill kangen Fea" ujarnya lagi
"Sklafea"
Fea terdiam, ia menatap Kill yang menatapnya, tunggu. Kill bilang 'sklafea' bukan? Itu artinya fea yang dimaksud adalah dirinya, bukan begitu?
Tidak! Tidak! Ayo Fea jangan mudah diluluhkan, kamu sudah membangun tembok yang tinggi bukan? Jangan biarkan mudah untuk dirobohkan kembali, sebab membangunnya butuh sakit dan isakankan?
Tapi, Kill....
I miss you too
Ujar Fea dalam hati sembari menatap Kill yang sekarang pulas kembali sembari memegang tangannya.
...
"Gimana keadaan dia?"
"Kill ga ada dirumah sakit, kita udah nyari data dia, tapi ga ada pasien atas nama dia"
Dahinya berkerut "terus? Dimana Kill? Cctv bar gimana?"
"Maaf, tapi rekaman cctv dijam itu hilang, kami sudah meminta salinannya tapi kejadian itu tidak terekam di cctv"
Dia menghela nafas, mengepalkan tangannya. Kill benar-benar mengagumkan ternyata. Tapi juga sangat menjijikan. Bagaimanapun Kill, lelaki jahat! dan iblis itu, harus membayar semua yang telah ia lakukan. Semua dosa yang telah ia perbuat harus dibayar lunas.
Termasuk orang-orang disekelilingnya, meskipun hal itu termasuk orang yang tidak tahu apa-apa.
...
"Ga papa Fe?" Bobby menatap Sklafea tidak enak hati
Fea mengangguk "ga papa Bob"
"Kalo dia ngerengek, lo telfon gue aja ya"
Fea mengangguk, Bobby dengan berat hati melangkah pergi. Kill emang dasarnya sudah menyusahkan sampai sakitpun tetap akan meresahkan.
Kill tidak dibawah kerumah sakit, karena rumah sakit bukan tempat yang aman untuk seorang Kill. Ia dibawa ke kantor Bobby, dengan memanggil dokter pribadi. Mengenai data cctv, rekaman Kejadian Kill telah dihapus oleh Bobby dengan bantuan Dev tentunya.
Dan saat Kill terbangun dan sudah disuapi makan oleh Fea, ia merengek untuk ikut pulang bersama Fea saat gadis itu pamit untuk pulang dahulu.
Dan tidak ada yang bisa menolak permintaan Kill. Hingga Bobby harus tidak enak hati dengan Fea demi sepupu tak tau malunya itu."Lo beneran udah sembuh?" Tanya Fea mendekati Kill yang terbaring disofanya
"Fea, Kill sayang Fea" ucap Kill
"Kill jangan bercanda deh"
Kill menggeleng
"Lo mau gue panggilin Safea?" Tawar Sklafea
Kill menggeleng "Sklafea not safea" jelas Kill
"Lo mau apa? Makan?" Fea mengalihkan pembicaraan
"Fea"
Sklafea menghela nafas, rasa ingin membunuh lelaki ini semakin memuncak.
"Hug me, please" Kill menduduki tubuhnya
Fea menelan salivanya kala Kill berjalan mendekati dirinya. Kill memeluknya, sangat erat.
"Lo kenapa sih Kill? Gue ga mau lo permainin lagi" Fea menahan tangisnya
"Why? Why you crying?" Kill melepas pelukannya dan menangkup wajah gadisnya
"Gue Sklafea bukan Safea"
Kill tersenyum "I know"
"Yaudah pergi sana" Fea mendorong dada Kill untuk memberi jarak tubuh mereka, ia berbalik ingin memasuki kamarnya namun Kill menahan tangan Fea. Tangan gadis itu digenggam dengan erat, ia menarik tangan gadis itu agar mengikuti langkahnya
"Kill" Safea tampak antusias dan ingin memeluk Kill, tapi Kill langsung mundur
Safea mengernyit dan ia menatap tangan Kill yang menggenggam tangan Sklafea
"Listen! Gue gak suka sama lo lagi, gue gak sayang sama lo lagi, mengenai lo mau disini ataupun enggak, gue gak peduli, karena Fea, sklafea segalanya buat gue"
Kill berbalik dan menuntun Sklafea untuk masuk kembali ke unitnya.
Safea terdiam ditempat, kenapa tiba-tiba? Kenapa dengan Kill? Apa ia sekarang dicampakan?
"Udah gue bilang, lo seharusnya ga perlu pulang" Dev menepuk pelan bahu Safea dan pergi meninggalkan unit gadis itu
"Gimana? Masih kurang? Kill maunya Sklafea bukan Safea"
Sklafea melepas genggaman Kill.
"Gue benci sama lo" ujarnya dan berlalu
"Kill ditolak Fe?" Teriak Kill sembari tersenyum
Ah, gadisnya manis sekali.
...
Hi semua, i am backkkkk.
Siapa nih yang bilang kangen Kill-Sklafea😍 sekarang kasih part seneng-seneng dulu deh, sebelum nangis kejer😛Vote sama komen temen-temen💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine Or Mine[Lengkap]
Novela JuvenilGue hanya ngingatin dua hal sama lo disini. Pertama, saat lo udah mutusin buat masuk kedalam hidup gue, gak bakal gue lepas lagi. Kedua, Selalu ada didekat gue dan hidup gue bakal jadi milik lo atau lo coba lari saat udah masuk kedalam hidup gue d...