WLTS 3

520 74 4
                                    

Namja berusia kurang lebih 27 tahun baru saja keluar dari studionya, ia memilih untuk memesan kopi di tempat kopi, duduk dan menikmati angin semilir, itu akan enak dilakukan, untuk makan siang.



Baju hitam lengan panjang di padukan nya dengan celana jeans pendek, dengan langkah pendek ia berjalan ke arah kedai kopi. Tak ada salahnya beristirahat dulu sejenak, pikirnya. Kerjaan nya tadi cukup ruwet. Kepalanya serasa ingin pecah. Bahkan sekarang kepalanya sudah sakit.



Dia bisa merasakan beberapa orang yang berpapasan dengannya terkejut, ada juga yang memotret dirinya.



Choi Yeonjun, anggota dari grup TNG yang dipimpin oleh Soobin. Menjadi hyung tertua disana membuatnya dihormati para anggota nya. Walau sekarang penghasilannya hanya dari menulis lagu dan buku.



Ia terus berjalan dan berjalan, namja itu hanya tersenyum kecil saat di potret atau dipandang oleh orang lain. Masih banyak orang yang mengenalnya.



Yeonjun sampai di kedai kopi, tapi ia harus menelan kekecewaan karena kedai kopi itu tutup. Rasa ingin menyumpahserapahi nya naik, hari ini hari biasa, harus nya buka, pikirnya.



Dengan langkah gontai, ia kembali pergi ke studio, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk meminum kopi.



***



Dahulu ia tidak senormal ini, sejak kematian Beomgyu, dia mengurung diri di kamar. Merasa bersalah, sekaligus tidak menyangka, bahwa dia itu pelakunya.



Sekali nya keluar, dia harus memakai pakaian tertutup semua agar wartawan dan orang-orang tidak ada yang tahu itu Choi Yeonjun.



Yeonjun bebas sekarang, walaupun bukan anggota dari TNG, Together Neo Generation, tapi semua orang masih menaruh perhatian padanya.



Ia berhenti, teringat bersamaan luka itu dan suatu hal yang ingin dikerjakan, lalu menelepon orang yang di ingat nya. Ia juga berencana untuk kesana. Daripada pusing, pikirnya



"Halo, Kai." Ucapnya, setelah panggilan tersambung ke nomor tujuan nya. Kulit putihnya terpapar matahari, ia hanya menepikan badan, lalu langsung menelpon sang tujuan.



"..."



"Apa kabar?"



"...."



"Kabar Soobin?"



"..."



"Nanti aku ingin kesana jam 12 siang, kau ada di rumah?"



"..."



"Iya, sampaikan salamku pada Soobin, aku ingin bekerja lagi."



"..."




Tut tut



Panggilan ditutup.



Yeonjun kembali berjalan ke studio. Ia akan membuat kopinya disana saja.




***




12.00 KST



Tok tok



Tok to-



"Hyung! Aku rindu hyung, hyung sudah lama tidak datang kemari..." Kai membuka pintu, nampaklah Yeonjun yang mengetok pintunya berkali kali. Lalu secepat kilat, Kai menabrak tubuh Yeonjun, memeluknya erat.



"Maaf kan aku Kai, pekerjaan menyita banyak waktuku." Yeonjun menggaruk tengkuknya kikuk. Ia merasa tidak enak pada Kai. Rumah Kai itu tanpa gerbang, asal kalian tahu. Taehyun yang memberikan nya waktu itu.



"Tidak apa, Hyung. Ayo masuk."



Soobin dengan langkah terseret menghampiri sofa yang bersebarangan dengan Yeonjun. Seperti biasa, dirinya hanya tersenyum penuh, tanpa bersuara apapun.



"Ah, Soobin!" Ucap Yeonjun menyodorkan tangan nya, memaksa Soobin melakukan tos spesial ala mereka berdua.



Prok tak



Begitu bunyi nya. Lalu mereka sama sama tertawa. Kai pergi, ia mengambil minuman untuk sang tamu.



"Ternyata kau masih ingat gaya itu, Soobin hahaha..."



"Te.. ten... tu... lah..."



"Hahahaha...."



"Hahahah....."



"Hei! Aku tidak diajak?" Tanya Kai mengerecutkan bibirnya sembari memegang nampan di tangannya. Dia sudah kembali. Cepat.



"Aish, sini!" Suruh Yeonjun membuka tangan selebar lebarnya.



"Hehehe," Kai menabrak tubuh Yeonjun lalu memeluknya erat erat, bahwa Yeonjun ingin lepas dari nya. Kai itu terlihat manja.



Setelah merasa sudah cukup, Yeonjun memutus pelukan itu, lalu mulai bersuara, "Aku ingin bercerita pada kalian, kalian mau dengar?"



"Hah? Tentu mau!"



"A.. da... a.. pa... Hyu..ng?" .



"Aku sedang bergembira, Kai, Soobin-ah."



"Memang kenapa?"



"Aku...."



"Aku baru saja menembak seorang yeoja, dan yeoja itu menerimaku!!" Air muka Yeonjun cerah, dia terlihat senang saat mengatakan nya. Maklum, sedang berbunga-bunga.



"Ah, iya? Woahhh daebak! Hyung!"



Kai dan Soobin bertepuk tangan, serta mengucapkan selamat pada Yeonjun. Yeonjun membusungkan dada, tanda bangga atas pencapaiannya itu.



"Kau ini keren, Hyung, jangan lupa traktir kami hahaha.."



"Iya, akan aku traktir, tapi tak bisa hari ini ya, hahahah..."



"Kai dan Soobin bagaimana? Udah dapat belum?" Tanya Yeonjun mengejek mereka yang duduk bersebrangan dengan dia, lalu ia menutup mulut nya dengan tangan, terkikik geli.



"Ngajak war?" Kai menyingsingkan lengan baju nya. Air muka nya tertawa melihat penuturan Hyung nya selancar itu.



Soobin terkekeh pelan tanpa suara.



"Hahaha... Bercanda Huening-ie.. Hahahaha..."



Canda gurau mendominasi ruangan yang tadi nya sepi. Ditambah beberapa camilan. Yeonjun bersyukur masih bisa seperti ini, walaupun kurang.



Mereka bercerita random, dari hal hal yang memang penting untuk dibicarakan, sampai hal yang sangat tidak penting untuk dibicarakan.



Wajah mereka gembira, walau dalam hati, masih ada kekosongan, satu sama lain, yang membuat kurang.


We Lost The Summer | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang