WLTS 19

225 36 0
                                    

Semilir angin menerpa atma Yeonjun yang sedang berada di rooftop. Suasana sendu mendominasi ruangan itu yang sepi, berhuni Yeonjun saja. Kejadian tadi cukup menggemparkan warga net.



Mabuk miras, Taehyun, aktor drama korea buat onar di rumah sakit, berteriak teriak memanggil dokter.



Begitu isi berita nya. Seketika, berita nya menjadi viral, segera mungkin artikel yang membahas Taehyun sedang mabuk mencapai angka tertinggi di dalam trending. Berita itu segera tersebar ke seluruh penjuru dunia.



Yeonjun pusing akan hal itu. Kenapa Taehyun melakukan hal yang akan membuat citra nya buruk di depan publik? Walaupun dari luar Yeonjun membenci Taehyun.



Tapi, dari dalam, ia sangat menyayangi Taehyun. Laki laki berusia 28 tahun itu sudah menganggap Taehyun sebagai adik nya yang terkasihi. Walaupun Yeonjun terlihat menghiraukan nya, tetapi ternyata Yeonjun memantau nya dari jarak jauh.



Yeonjun POV



Aish, anak itu. Selalu berbuat masalah. Apa dia tidak tahu akibat setelah dia melakukan ini? Nama nya akan memburuk di depan orang banyak. Bagaimana pekerjaan nya nanti. Asal minum saja, tanpa memperhatikan akibat nya.



Aku membenarkan rambut, menyibak nya ke atas. Tapi anak itu seperti terkena depresi, dia sampai memecahkan botol minuman ke tangan nya?



Tapi, bodoh nya, ia malah pergi ke rumah sakit dengan keadaan mabuk. Ditambah wartawan yang berjibun dimana-mana. Sampai sampai teriak teriak segala di depan rumah sakit. Bagaimana tidak menjadi trending? Hah, anak itu, memang. Dari setadi belum bangun, apa dia baik baik saja?



Aku membalikkan badan ku, bergegas ingin keluar dari rooftop untuk mengecek keadaan nya yang sekarang sedang berada di ruang inap, ya dari tadi malam ia menginap.



Tapi sebelum aku mulai berjalan, orang yang aku pikirkan dari setadi muncul di hadapan ku. Aku segera mengubah raut muka ku.



"Kenapa kau kesini?" Tanyanya, menatap sinis ke arah ku. Walaupun sudah menancap jarum infus di lengannya, tapi tetap saja, ia bertindak kasar padaku.



"Masalah aku disini?" Ucapku setenang mungkin, aku tidak ingin memancing keributan di dalam rumah sakit ini.



"Ya, sangat. Pergilah." Tukasnya sarkas, "Pergilah sebelum aku panggil satpam." Terusnya, dengan wajah pucat, kantung matanya hitam.



Aku berpikir pikir sejenak, jika Taehyun benar akan omongannya, aku akan diseret keluar ruangan.Bisa memancing keributan juga, walaupun aku selama ini ada di belakang layar.



Melihat nya seperti ini, membuat hati ku teriris. Taehyun yang tadi berjalan dengan terseret seret. Mau tak mau aku ikut merasakan nya juga. Tangan nya yang di balut perban. Membuat rasa kasihanku menguar begitu saja. Tapi anak itu, berpura pura baik saja. Aku bisa merasakan itu.



Tangan nya pasti sakit kan? Lalu kenapa dia berusaha untuk tidak merasa sakit? Gila.



"Ya. Aku akan pergi." Dengan berat hati aku memutuskan pembicaraan ini.



Aku tidak tega melihat nya seperti ini. Ini di luar ekspetasi ku. Kukira dia akan melemah. Tapi tidak sama sekali. Taehyun tetap Taehyun.



Aku pusing. Lalu mulai berjalan pergi dari situ. Mungkin belum waktunya.


We Lost The Summer | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang