03.46 KST
Yeonjun mengerjapkan mata nya, dia mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Ia hanya melihat seberkas cahaya kecil yang masuk dari indra penglihatan nya tersebut.
Yeonjun menghela napas, menyerah untuk berusaha memandang apa yang ada di isi ruangan. Sangat cepat, batin nya.
Ia juga tahu, ia akan kehilang kemampuan verbal, dokter bilang kemarin. Ia menyuruh sang dokter, agar Taehyun, Kai, dan lain tidak khawatir pada nya.
Tapi ternyata, sang dokter tak bisa dipercaya, oleh omongan Kai, ia tahu, bahwa dokter bilang semua ini ke Kai dan Soobin.
Pria berambut kuning sekarang itu menoleh, pada arah pintu yang mengeluarkan suara.
"Hyun-ah? Kau sudah bangun? Ini jam berapa?" Insting Yeonjun begitu kuat, ia mengetahui kalau itu Taehyun.
"Hm, aku disini hyung-ie, sekarang masih jam 3 pagi, kau bisa tidur lagi."
"Tidak mau, aku lelah tidur di kasur menyedihkan ini. Aku ingin keluar."
Kata nya menatap Taehyun yang samar samar, melihat mata nya memerah, dan wajah yang semrawut.
Taehyun menyedekap tangan nya, lalu berkata, "Kenapa hyung tidak mau tidur, hyung lelah, dan hyung butuh istirahat."
Yeonjun tertawa samar-samar. "Kau masih peduli ya, dengan ku, Taehyun?
Skakmat. Taehyun dibuat bungkam dengan omongan Yeonjun barusan.
Mulut Taehyun yang bilang sejak 3 tahun yang lalu tidak akan peduli dengan Yeonjun lagi, tapi yang ia lakukan malah sebaliknya.
"Me-mang nya kenapa kalau aku peduli pada mu?"
"Tidak apa apa sih, tapi," Yeonjun menatap ke langit-langit ruangan rumah sakit.
"Kau terlihat manis jika seperti ini, tidak ada Taehyun yang sarkas seperti dulu lagi." Kala Yeonjun mengucapkan kata terakhir nya ia, mulai menitikkan air mata. Tidak deras, karena ia tahan.
"Jangan nangis, cengeng!"
"Hei! Kau juga, kau kemarin menangis! Tak usah berbohong!" Yeonjun mengusap pipinya kasar, tidak terima oleh perkataan Taehyun.
"Tidak!"
"Aku bisa mendengar isakanmu!"
"Itu isakan Kai!"
"Tidak usah menyalahkan orang lain, Taehyun."
"Aish! Iya, kemarin aku menangis, aku cengeng, puas kau!"
"Sangat."
Yeonjun memberanikan diri untuk berusaha melihat ruangan ruangan kembali. Sekejap, dia merasakan ruangan saat ini bukan ruangan yang ia tempati kemarin. Ruangan ini terlihat lebih luas. Dan, suasana nya juga terlihat berbeda.
"Taehyun-ah," Yeonjun memegang tangan Taehyun yang ada di sebelelah kasur nya.
"Ya?"
"Kau memindahkan ku ke ruangan VIP?"
"VVIP! Kau hanya perlu bertahan! Aku akan menyelamatkan mu!"
"Hahaha Taehyun," Yeonjun tertawa kecut.
"Kau bukan dokter, Taehyun-ah."
"Aku memang bukan dokter, tapi aku sepintar dokter."
Sombong, jangan lupa kesombongan nya yang mendarah daging itu. Yeonjun merasa malas dengan ucapan Taehyun yang barusan.
"Kalau aku mati sekarang, boleh, Taehyun? Jangan menangisiku ya." Yeonjun bercanda tapi ekspresi nya seolah olah, bukan candaan.
"KENAPA KAU BILANG ITU LAGI ITU LAGI! HYUNG! KAU AKAN SEMBUH! KAU PASTI SEMBUH!" Taehyun berteriak, dengan suara serak, pria itu menahan air mata nya agar tidak meluncur bebas di tempat.
"Taehyun, aku tidak mau, aku sudah bertahan untuk waktu yang lama, dan aku ingin bebas dari rasa sakit ini."
"KAU PASTI BISA BERTAHAN, HYUNG! JANGAN PUTUS ASA SEPERTI ITU! AKU TIDAK SUKA!" Suara Taehyun yang menggema sampai membuat 2 namja di sebelah nya ikut terbangun.
"Ada apa Taehyun-ie hyung?" Kai terbangun, nyawa nya masih sepersepuluh mungkin.
"Tidak ada. Tidur lah lagi." Ucap Taehyun mengelap air mata yang turun ke pipi nya dengan kasar.
"Adikku sudah besar, ya." Yeonjun mengusap kepala Taehyun perlahan lahan, ia mainkan surai lembut ke merah merahan di kepala Taehyun. Taehyun hanya diam, ia memiringkan kepal, memudahkan Yeonjun mengusap kepalanya di kasur rumah sakit.
"Hyung, kau tidak boleh seperti ini, ini menyiksa ku, kenapa omongan mu menyakitkan sejak kemarin?"
"Apa menyakitkan, hmm, tidak apa apa, karena kau juga sering mengucap omongan yang menyakitkan."
"Aish! Ini bukan waktu yang tepat untuk mengoreksi ku, Hyung."
"Ini waktu yang tepat, Taehyun-ie, sebelum waktu ku habis."
"Hyung! Kenapa, Hyung, bilang itu terus bilang itu terus, berusahalah! Aku akan membantu sekuat tenaga ku!"
"Aku lelah, Taehyun-ie."
"Kenapa kau menyerah? Kumohon, bertahan lah, demi kami."
"Taehyun," Yeonjun merasa terharu mendengar ucapan Taehyun yang terkesan bijaksana.
"Yeonjun hyung, kumohon!"
Yeonjun menghela napas, lalu kembali berujar, "Aku akan bertahan, sebisa ku, Taehyun."
Ia bergumam, "Ini cara yang terbaik, antar kita."
![](https://img.wattpad.com/cover/235988561-288-k727936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer | TXT
FanfictionIni tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang selalu digentayangi kenangan masa lalu. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beomgyu yang menghilang, cukup me...