WLTS 24

224 34 0
                                    

"Taehyun-ie."



"Ya, Hyung..."



"Aku takut."



"Untuk?"



Yeonjun membasahkan bibir kering nya dengan air liur. Entah mengapa ia terlihat ketakutan. Taehyun yang duduk tenang di samping Yeonjun mengamati gerak gerik nya.



"Kau takut untuk tes darah?"



"Iya." Yeonjun menunduk, rasa kekhawatiran nya menjadi-jadi saat Taehyun meluncurkan kata itu.



"Kenapa kau takut? Kau takut disuntik?"



"Bukan."



"Lalu?"



"Tidak tahu, pokok nya aku takut. Aku takut. Aku tahu aku harus bertahan. Tapi aku takut." Heboh sendiri.



"Yeonjun-ie hyung..."



Taehyun memegang bahu Yeonjun yang terlihat lemah, lalu segera ia hentakkan ke depan pandangan nya. "Kau tidak boleh takut. Kau pria." Menatap lekat mata Yeonjun yang terlihat melemah dengan pandangan meyakinkan.



"Hah.. Iya."



"Hasil nya akan diberi 2 sampai 4 harian. Jadi kau harus bertahan."



"Iya. Aku tahu."



Disinilah Yeonjun dan Taehyun berada. Rooftop rumah sakit, yang sepi, sendu, sunyi. Tidak ada bunyi lain selain semilir angin.



Yeonjun diam. Taehyun diam. Masing masing bergelut dengan pikiran nya sendiri. Taehyun yang merasa ini berat. Yeonjun yang merasa ini terlalu merepotkan.



"Kai mengalami PTSD." Ucap Taehyun, kembali membuka obrolan. Yeonjun perlu tau hal ini, pikirnya



"Kai?"



"Ya. Sudah lama. Saat aku bertemu dengan nya di rumah sakit."



"Mengapa Kai bisa mengalami itu?"



"Kai trauma, Hyung... Aku tidak tahu dia trauma pada apa. Dia selalu mengalihkan pembicaraan saat aku tanya."



"Hah... Mengapa ini terasa berat ya Taehyun." Yeonjun menatap biru nya langit diatas, di ikuti oleh Taehyun.



"Iya, aku ingin segera keluar dari masalah ini."



"Sudah waktu nya tes?"



"Belum, 20 menit lagi. Aku akan mengantar mu nanti."



"Gomawo, Taehyun-ah." (Terimakasih)



"Gwaenchanha." (Tidak apa-apa)




Diam. Tidak ada yang membuka mulut. Mereka sama sama melakukan tindakan sebelum nya. Melamun.



"Hyun, kau tahu, aku ingin menangis, tapi entah kenapa tidak bisa. Air mataku tidak jatuh."



Taehyun memeluk Yeonjun. Hati nya, sakit. Walau dia tidak tahu kenapa, tapi itu sakit.



"Aku akan selalu mendengar mu, aku akan selalu, ada disamping mu. Yeonjun hyung... Menangislah. Tak usah bersikap sok kuat. Hanya ada aku disini." Taehyun mengedipkan mata nya, saat buliran bening menggangu penglihatan nya. Taehyun menangis.



"A-aku tidak bersifat sok kuat, a-aku hanya..." Yeonjun tak sanggup meneruskan kata kata nya, terlalu membebankan, menggigit bibir bawah nya, untuk menahan isakan yang memberontak keluar dari mulut nya.



"Aku lelah."



Ia menguatkan mata nya agar tidak menangis. "Aku tahu, perjuangan mu, Hyung. Aku tahu, aku salah selama ini. Aku tahu. Tidak usah berpura pura. Aku tahu sikap mu. Kau, Choi Yeonjun, dan tidak akan pernah berubah."



Hati Yeonjun tersentak, setelah Taehyun berkata seperti itu, air mata Yeonjun mengalir deras, isakan yang tadi ia tahan menguar begitu saja.



Taehyun masih dalam merengkuh tubuh Yeonjun, memeluk nya erat, menyalurkan semua ketenangan "Aku ingin kita seperti dulu... Tak ada yang mengerti aku...."



Di sela sela menangis, Yeonjun mengucap itu. Taehyun terdiam, lalu berujar, "Maaf, Hyung, aku dulu tidak mengerti mu. Tapi, aku akan berusaha mengerti mu lagi sekarang. Masih ada aku."



Taehyun terisak, melihat Yeonjun hancur di dalam pelukan nya membuat hati nya teriris. Fakta nya, ia mencoba menyalurkan ketenangan pada Yeonjun, tapi gagal.



Dia ikut menangis, menangis untuk kelam nya masa lalu. Menangis untuk sifat nya di masa lalu.Menangis untuk... Keburukan nya di masa lalu.



"Hyung, hyung harus kuat. Aku tidak mau hyung sakit. Jangan seperti ini..."



"Hyun-ah..."



"Hyung," Taehyun melepas pelukan nya secara paksa, ia tidak boleh berlarut larut dalam kesedihan. Menatap Yeonjun nanar.



Suasana sepi, sunyi, semilir angin pun enggan bertiup untuk kedua namja yang berduaan duduk di kursi rooftop.



"Kita harus berjuang. Kita tidak boleh kalah!" Taehyun tersenyum, terpancar senyum tulus dari nya. Memandang Yeonjun yang sedang mengatur pernafasan dengan air mata yang tidak berhenti sedari tadi.



"Sudahlah, Hyung... Jangan menangis lagi." Taehyun mengelap air mata Yeonjun di pipi. Menyibak rambut Yeonjun ke belakang.



"Ayo! Kita tes darah, Hyung!"



Taehyun menuntun Yeonjun, mengantar nya ke ruangan yang sudah di suruh dokter.




***




Yeonjun masuk, kedalam ruangan yang dituju dokter. Ruangan untuk tes darah. Taehyun menunggu di luar. Berdoa agar semua berjalan lancar tanpa hambatan apapun.



"Atas nama pasien Choi Yeonjun?"



"Ya, saya sendiri."



"Ayo, kita mulai."

We Lost The Summer | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang