Taehyun POV
Sekarang aku tidak tau perbuatanku, apa yang aku lakukan, apa yang aku ucapkan tidak bisa aku kontrol.
Rasa gengsi itu menghilang saat melihat Yeonjun hyung terbaring lemah di rumah sakit.
Apa lagi dengan ucapan nya yang kemarin malam dia ucapkan, ingin aku tebas kepala nya jika ia mengucapkan itu sekali lagi. Aku tidak bisa tidur di dalam ruangan rumah sakit ini, Kai sudah tertidur pulas, apalagi Soobin hyung, ia sampai mendengkur.
Aku menatap jam yang ada di depan ku.
Jam dua pagi. Ini sudah pergantian hari tapi tetap saja aku tidak bisa tidur.
Aku memutuskan untuk pergi dari ruangan sepi ini, aku berjalan, keluar dari ruangan menuju toilet. Aku ingin mencuci muka.
Saat aku berjalan tak banyak orang yang lalu lalang, hanya kadang suster shift-an yang berjalan membawa obat dan semacam nya.
Rumah sakit ini terlihat seram. Aku mempercepat langkahku saat ruangan sepi, tak berpenghuni sama sekali. Lampu nya juga, tidak terlalu gelap.
Untung toilet ada di depan mata, aku langsung masuk saja, ke dalam toilet pria. Aku mencuci muka di wastafel.
Cukup lama aku memandang diri sendiri, sampai akhir nya, aku terisak sendiri dalam toilet yang sekarang sunyi tak ada satu pun orang.
Kalau aku tidak bersikap seperti dulu kepada Yeonjun hyung, apa hyung akan seperti ini?
Mengapa aku dulu membenci sangat Yeonjun hyung?
Beomgyu. Mungkin karena Beomgyu, yang sudah aku ikhlaskan untuk pergi.
Aku menghela napas kasar. Dalam hati aku berkata agar tidak menangis, tapi tetap saja, air mata itu cukup bandel untuk di nasehati.
"Taehyun-ah! Berhenti lah menangis!"
Terlalu kesal pada cairan bening yang terus menetes dari kedua mata ku, aku berjengit kesal. Kembali menatap cermin.
"Apa aku jahat? Mengapa aku terlalu gengsi untuk mengutarakan perasaan hati ku pada hyung?"
Ini semua salah ku.
Pertama, TNG bubar, dan sekarang Yeonjun hyung.
Mengapa aku selalu menjadi biang masalah! Aku menyalahkan orang lain, tanpa berpikir dengan jernih, aku hanya mengandrungi ego ku yang menggebu gebu. Menuduh, itu caraku melawan. Dan aku tahu, itu salah.
Aku bolos syuting dari tadi siang, saat aku mendengar perkataan Kai ditelepon bahwa Yeonjun hyung masuk rumah sakit membuatku panik.
Aku tidak tahu apakah rasa sayang ku masih ada di Yeonjun hyung.
Aku bergerak diam diam keluar dari tempat syuting, tanpa memberi kabar pada sekretarisku, aku nekat membawa mobil sendiri. Mudah-mudahan besok aku tidak akan dimarahi karena ini.
"Yeonjun hyung, apa benar, dia akan pergi. Mendahuluiku? Tapi, mengapa?"
Jujur, aku menyayangimu Yeonjun hyung, sungguh.
Aku tidak tahu harus mengutarakan pada mu seperti apa lagi. Aku tidak tahu. Aku ingin keluar dari lingkaran ucapan sarkas ini, tapi tidak bisa. Aku mencoba berkali kali. Tapi aku gagal.
Apa ini karena karakterku?
Yeonjun hyung? Kau ingin pergi selama nya dari sisiku? Mengapa?
Mengapa kau melakukan ini semua padaku Yeonjun hyung...
Aku meremas rambut, kepalaku mulai panas memikirkan hal itu terus menerus. Aku ingin mendingin kan otakku, aku mengguyur air ke kepala ku. Alhasil rambutku basah.
Tapi, arghh! Kenapa ini tidak membantu.
Lagi lagi aku menatap cermin. Kenapa aku terus menangis seperti ini?
Aku tidak mau kehilangan Yeonjun hyung. Dia sangat berarti bagiku sungguh. Dia, selalu menyemangatiku. Tapi, apa yang telah kubalas? Aku malah menyakiti hati nya, atau mungkin lebih.
Otakku semakin memanas, memikirkan hal hal yang membuatku risau tersebut. Dengan langkah gontai, aku pergi dari toilet.
Cklek
"Hyun-ah, kau sudah bangun? Sekarang jam berapa?" Aku tersenyum kecut, tak berasa, kemampuan penghilatan Yeonjun hyung mulai menghilang. "Hm, aku disini Hyung-ie, masih jam 3 pagi, kau bisa tidur lagi," jawab ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer | TXT
FanfictionIni tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang selalu digentayangi kenangan masa lalu. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beomgyu yang menghilang, cukup me...