Kai terdiam.
Bertepatan dengan matahari yang tenggelam dari barat dengan hilangnya salah satu pria Choi dari bumi.
Mereka terdiam. Entah karena apa. Semua orang sibuk dengan urusan nya masing masing. Dan itu yang mereka lakukan sekarang. Kai masih diam, masih memeluk bahu Yeonjun yang sudah tidak berdaya. Mengiklaskan pergi, jauh dari nya.Merelakan, untuk menghilang.
Soobin, Taehyun terdiam. Berpura pura memandang sang surya yang tenggelam agar tidak terlarut dalam kesedihan.
"Huening-ie, jangan menangis," Ucap Taehyun menghadap ke arah pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah. Tapi sayang, momen sekarang tidak cocok dengan pemandangan nya. Ia tersenyum lebar.
"Aku tidak menangis," Jawab Kai setenang mungkin, memperkuat diri nya agar tidak menangis, menangisi orang yang sekarang berada nyaman di pelukan nya.
"Soobin-ssi, kau juga."
"Ya, aku tidak menangis." Soobin mengatakan dengan wajah yang tertaut dengan langit kota Seoul.
Diam. Cukup lama. Tak ada perbincangan. Yang ada luka, sakit, dan kehilangan yang mendominasi ruangan.
Masing masing dari mereka terdiam. Bingung mau merespon seperti apa. Dada nya sesak, seperti ditusuk oleh ribuan jarum. Pikiran nya hanya Yeonjun, Yeonjun.
Tak menyangka, perjumpaan ini memisahkan mereka. Tak menyangka, tadi adalah hadir nya Yeonjun untuk terakhir kali nya di dunia. Tak menyangka, tadi adalah omongan Yeonjun terakhir kali nya.
Kai mulai kehilangan pengendalian diri, mata nya berair. Hidung nya berangsur mengeluarkan cairan lendir. Jantung nya berpacu lebih cepat dari biasa nya. Dia terus menggumam kan kata 'Jangan menangis' untuk diri nya sendiri.
Tok tok tok
"Permisi, ada orang?"
Dari luar ruangan terdapat suara ketokan pintu. Soobin menghampiri pintu, lalu membuka nya perlahan lahan, sampai sesosok orang itu hadir.
Dokter Yeonjun.
" Ah, Soobin-ssi," Ucap sang dokter membungkukkan badan pada Soobin.
"Ya," Soobin membalas nya dengan membungkuk.
Lalu kedua orang itu berdiri tegap lagi.
"Ada apa?"
"Hm... Ini sudah waktu nya jam jenguk habis, dan pasien tidak boleh dibawa sampai berjam jam seperti ini. Boleh tolong kembalikan pasien ke ruang nya?"
Soobin meneguk ludah.
"Kenapa kau diam?"
Diam. Tak berani. Terlalu sedih untuk dikatakan. Soobin takut menangis, untuk memberitahu nya.
"Ada apa, Soobin-ssi?"
Soobin melayangkan pandangan kearah samping, tidak menggubris pertanyaan sang dokter.
"Soobin-ssi?"
"Dia sudah pergi." Taehyun berjalan santai menghampiri sang dokter dengan pandangan sulit diartikan. Menaruh tangan diatas kantong, berusaha tetap tegar.
"Mengapa? Sudah pergi? Maksud anda?"
"Yeonjun hyung," Taehyun menunduk, menahan kesedihan agar tidak menguar, walau kesedihan itu menggedor gedor ingin dikeluarkan, tapi Taehyun tetap berusaha menyimpan kesedihan itu sendiri. "Anda sudah tahu."
Sang dokter terkejut, terlihat dari ekpresi nya. Lumayan lama. Sampai menimbulkan diam di antara mereka.
"Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tahu. Mungkin sudah takdir nya." Jawab Taehyun dingin.
Sang dokter masih terkejut, sama sekali tidak menggubris jawaban Taehyun barusan. Saat melihat Yeonjun terlelap, dalam pelukan Kai.
"Hei!" Taehyun memekik, saat dokter itu malah melamun.
"Ah! Ya!"
"Untuk apa kau kesini?"
"A-aku hanya ingin memeriksa nya."
"Sekarang kau sudah tau kan? Jadi pergi lah."
Sang dokter berbalik, dua detik kemudian dia berbalik ke arah semula.
"Ah, iya! Sebelum itu saya mau bilang, ada secarik kertas, ada di meja pasien. Ada tiga, untuk Soobin, Taehyun, dan Kai tulisan nya. Aku tidak melihat dalam nya."
"Ah, baiklah, terimakasih. Akanku lihat nanti."
"Kembali."
Brak
Pintu kembali tertutup. Lagi lagi penghuni nya hanya mereka saja.
"Kai. Bawa Yeonjun ke kamar nya terlebih dahulu. Kita akan membuka surat itu. Mungkin ada hubungan nya dengan kita dan masa lalu. Atau mungkin bisa saja itu amanat Yeonjun hyung yang tak bisa ia sampaikan secara lisan." Taehyun menatap fokus ke arah depan dengan serius, ia tahu, surat itu pasti, sesuatu yang tak bisa dibicarakan Yeonjun dengan mulut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer | TXT
FanfictionIni tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang selalu digentayangi kenangan masa lalu. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beomgyu yang menghilang, cukup me...