WLTS 21

257 35 1
                                    

"Be-beomgyu?"



"Hyung..."



Yeonjun berada di seberang Beomgyu. Menatap aneh Beomgyu yang memakai baju tidak biasa. Terlihat seperti jubah putih. Wajah Beomgyu terlihat bergembira.



Mereka ada di sebuah taman yang ditumbuhi pohon-pohon hijau, dan bunga-bunga segar.



Tanpa permisi, Beomgyu datang, mencekal pergelangan Yeonjun.



"Ayo pergi." Seulas senyum tampil di wajah Beomgyu.



"Ti-tidak... A-aku tidak mau Beomgyu... Bagaimana nanti Kai, soobin, dan... Taehyun?"



"Mereka akan baik baik saja."



"Biarkan aku memberikan kata kata terakhir ku untuk mereka." Yeonjun mendengus sarkas



Beomgyu menghela napas, lalu pergi meninggalkan Yeonjun sendiri.



***



19.08



Yeonjun terbangun di ruangan inap, mata nya dibuka nya perlahan lahan. Mendapati Kai yang sedang berjalan mondar mandir di dekat ambang pintu.



Berpikir sebentar.



"Kai, kalau aku pergi, tidak apa kan?"



Kai membelalakkan mata nya, lalu segera menggelengkan kepala. "Tidak, Hyung, belum saat nya!"



Kai yang tadi nya berjalan gelisah segera menghampiri tempat tidur Yeonjun dan berlutut ke arah Yeonjun.



"Tapi aku lelah, Huening-ie..."



"Kau harus bertahan, Yeonjun-ah hyung!"



Yeonjun menggeleng, "Aku sudah tidak sanggup lagi, Kai."



Bulir bening mengalir di pipi Kai, saat Yeonjun mengucapkan kata kata nya.



"Tidak! Kata dokter, Yeonjun hyung hanya butuh istirahat saja! Hanya itu!"



Yeonjun tersenyum kecut, "Memang, itu menurut dokter kan? Dia tak tahu seberapa dalam penyakitku ini, Kai..."



"Ta-tapi, Hyung harus bertahan..."



Kai bersuara dengan suara serak, tak mampu menampung air mata, jika Yeonjun akan menghilang dari sisi nya lagi.



"Maaf..."



"Jangan meminta maaf! Jika kau menyesal, tetap hidup lahlah bersama ku..!"



BRAK!



Taehyun nampak dari arah ambang pintu, di belakang ada Soobin yang mengekori.



"Ka-kau tak apa, Hyung?"



Terpelonjak kaget, Yeonjun langsung tersenyum tulus "Aku tidak apa apa Hyun-ah..."



Taehyun yang baru sadar berkata kepada Yeonjun mengkhawatirkan Yeonjun langsung menutup mulut.



"Hei, Kalian! Kenapa kalian menatapku dengan tatapan seperti itu?"



Soobin dan Taehyun menengok ke arah Kai yang menangis sejadi jadi nya, mata nya memerah, wajahnya merah padam, ekspresi nya menyiratkan kesedihan mendalam.



"Kai, kau tak apa?" Soobin menyentuh pundak Kai, menyalurkan ketenangan pada anak blasteran tersebut.



"Hyung! Yeonjun hyung! Kata nya... Di-dia ti-tidak sanggup lagi..."



Terpelonjak kaget, itu yang dirasakan Soobin, terlebih lebih Taehyun.



"Baru aku ingin berbicara, Kai.." Yeonjun tertawa kecil melihat Kai yang seperti anak kecil, menangis di pelukan Soobin.



"Kau merelakanku pergi kan, Taehyun-ah?" Yeonjun yakin, Taehyun pasti bersukacita kalau ia pergi.



Taehyun yang memandang ke arah lain, merasa mata nya memanas, mati mati an dia mengeraskan hati nya kembali. Ekspresi tulus dari Yeonjun mengambil perhatian nya itu.



Dada nya serasa di tusuk tusuk.



"Te-terserah, aku tidak memaksa." Mengeluarkan suara serak juga, membuat Yeonjun sadar. Taehyun juga tak mau kehilangan.



"Kai," Mata Yeonjun memancarkan ketenangan, menatap Kai. "Setelah ini, kau harus menjadi sosok yang lebih kuat lagi... Kau harus.. Bersinar seperti dulu lagi, Kai Kamal Huening."



Lalu pria bermarga Choi langsung meluncurkan pandangan yang ia berikan pada Kai, "Soobin-ie, kau harus kuat, jangan menangis, ya? Kau leader. Dan selama nya akan begitu. Jangan pernah putus asa, jangan pernah berhenti bermimpi. Dan, ingat, kau itu berharga, Soobin-ah..."



Mendengar kata kata wejangan keluar dari mulut Yeonjun, Soobin langsung merosot ke bawah, memegangi dada nya yang terasa nyeri, seperti di tusuk tusuk.



"Dan, untukmu.... Taehyun-ah..." Suara Yeonjun mulai serak, cairan bening perlahan lahan mulai turun dari pipi nya.



"Maafkan aku selama ini, aku tahu, aku salah, aku tidak tahu aku harus menebus nya dengan apa. Tapi, aku tahu, dengan ini, mungkin akan tertebus, atau mungkin tidak...."



Yeonjun menggigit gigit bibir bawah nya kuat. Menahan isakan yang ingin segera keluar dari mulut nya.



"Aku menyayangi mu, Taehyun. Dulu, sekarang, sampai selama lama nya. Rasa sayang ku tak pernah berubah, melihat mu merubah sikap kepada ku membuat ku kecewa, itu membuatku terpuruk asal kau tahu. Jadilah orang, yang selalu baik ke depan nya, Taehyun-ie, jangan biarkan ego menggerogoti jiwa mu. Aku tahu, nasehatku di luar batas, tapi... Aku hanya ingin kau tahu, apa yang selama ini aku rasakan... Aku tahu aku pun salah, aku tahu... Tapi, tak ada salah nya kan kita saling memperbaiki."



"M-mungkin.. Ini jalan yang terbaik." Hidung Yeonjun terasa rapat, sangat sulit untuk bernafas.



"Hyung..."



Taehyun memeluk Yeonjun dengan air mata yang merembes. Dada nya terasa di tusuk. Melihat pernyataan, dari teman yang sudah disebut nya kakak itu.



"Hyung... Kau tidak boleh pergi, aku menyayangi mu.. Tapi kau tak boleh pergi! Jika kita saling memperbaiki, harus nya kita saling bersama, Hyung! Jangan seperti ini, kumohon...." Suara terakhir Taehyun parau, terlalu terkejut, terlalu cepat, untuk dia merasa cermat.



"Berjanjilah, kalian tidak akan menangisiku." Semua orang yang ada di ruangan terdiam. Suasana nya menjadi sendu, kala Yeonjun berbicara dengan nada parau sekaligus tulus.



"Mari kita bertemu, dan mengulang semua lagi... Di kehidupan mendatang..."



"Hyung... Hyung harus sembuh... Aku akan melakukan segala cara, agar hyung bisa sembuh..." Taehyun memegang tangan Yeonjun yang lemah tak berdaya.



Yeonjun menggeleng, melepas genggaman Taehyun perlahan, "Kau tahu, setiap manusia punya batasan, dan aku sudah mencapai batasan itu."



"Kalian harus belajar melepaskan. Taehyun, Soobin, Kai." Mengerjap beberapa kali membiarkan butiran bening di pelupuk mata nya terjatuh.



"Kau harus belajar melepaskan.. Di waktu yang tepat."

We Lost The Summer | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang