"Hah? Apa! Aku akan kesana!"
"...."
"Ya!"
Kai menutup panggilan telepon terburu buru, rasa terburu buru nya itu semakin menjadi jadi saat jaket abu abu nya sulit ditemukan.
"Kai, ada apa?"
"Ah, itu, itu," Kai kesulitan berbicara, sementara Soobin setia menunggu penjelasan dari Kai.
Peluh mulai memenuhi tubuhnya saat jaket yang ia cari-cari tidak ketemu.
"Sudahlah! Tak usah pakai!" Sengit pria berumur 24 tahun itu frustasi.
"Kai, ada apa?" Teriak Soobin dari kamar melihat Kai berlari, ia juga ikut berlari bergegas keluar rumah.
"Kai!" Soobin berhasil mencekal lengan Kai yang tertutup baju panjang nya.
"Ah? Hyung? Ada apa?" Ucap Kai setenang mungkin, walau keadaan hatinya tidak tenang sekarang ini. Ia menarik nafas pelan.
"Kau mau kemana?"
Menghela nafas panjang, Kai berucap, "Yeonjun hyung..."
"Ke-kenapa? Yeonjun hyung?"
"Di-dia ada di rumah sakit!"
"Hah?! Ayo cepat kesana! Ayo! Kai ayo!"
Dengan gerakan cepat kedua namja itu memanggil taksi, lalu segera pergi ke rumah sakit.
***
"Hosh hosh hosh..."
Peluhan itu terdengar sampai ke orang orang yang ada di rumah sakit.
"I-itu!"
"Ah."
Brak!
"Chingu, be-berapa kamar Yeonjun!"
"Yeonjun?"
"Ya! Cepat!"
Orang yang di panggil chingu oleh Kai langsung membuka map nya lalu dengan teliti mencari nama Yeonjun di sana
"Choi Yeonjun, di kamar 345."
"Ah, kamshanida," Ujar Soobin dan Kai membungkukkan badan, lalu pergi ke arah kamar 345 yang dari setadi terngiang di otak mereka. (Terimakasih)
Sesampai disana, Soobin dan Kai mendorong pintu sekuat tenaga. Tapi pintu itu tidak bergerak sama sekali. Dengan tenaga panik campur ekstra mereka berdua mengambil ancang ancang untuk mendobrak pintu.
Cklek
Hampir saja, Soobin dan Kai ingin mendobrak salah satu dokter harus keluar, menahan mati matian gerakan yang ingin mereka lakukan tadi.
Sang dokter hanya memasang wajah terkejut, melihat kedua tokoh publik, yang dulu sempat menggemparkan dunia.
"Ah! Soobin! Dan... Hueningkai! Ah, ini bukan mimpi kan?" Kata sang dokter keluar dari pembicaraan.
"Ah, ya, Yeonjun ada di dalam?"
"Anak saya nge-fans banget sama anda."
"Boleh minta tanda tangan nya?"
"Ah, boleh." Hueningkai kikuk, disituasi darurat seperti ini, bisa-bisanya sang dokter malah meminta tanda tangan.
"Terimakasih," kata sang dokter menarik kertas yang tadi di sodorkan oleh nya.
Air wajah pria berpakaian jas lab itu berubah menjadi serius, setelah memasukkan kertas ke dalam kantongnya, "Soal pasien, ayo keruangan saya." Sang dokter yakin, Soobin dan Kai pantas tahu pada masalah ini. Karena dilihat dari kamera pun mereka sudah sangat akrab seperti kakak adik.
Setelah sampai di ruangan yang dituju, Kai dan Soobin mulai dipersilahkan duduk. Sepi dan berbau obat obatan, Kai ingin keluar saja dari ruangan sendu ini. Sementara Soobin memperhatikan gerakan dokter yang ada di sana
"Keadaan pasien Choi Yeonjun, dia mengalami leukimia akut, penyakit ini langka ditemukan, dan kami, hanya bisa memberikan kemoterapi dan obat obat an untu menekan kanker itu agar tidak berkembang biak dan meredakan sakit pasien."
"Seperti nya pasien akan melewati hari hari yang berat. Jadi diperlukan dukungan dari pihak keluarga. Kesempatan untuk pasien selamat hanya 10%, karena penyakit ini sudah melebar ke mana mana, dan kami belum menemukan obat yang bisa menyembuhkan nya. Apakah selama ini, kalian tidak melihat perubahan pada pasien?"
"Ah, aku tidak tau," Ungkap Kai jujur, karena dia memang selama ini tak tahu tentang Yeonjun.
Ini gawat.
"Jika tidak diobati, pasien akan meninggal."
Mata Kai membulat, saat sang dokter menyebut kata terakhir dari ucapan nya itu.
"Lakukan yang terbaik!" Semangat Soobin saat merasakan hawa hawa sendu menguar, memenuhi ruangan dokter ini.
"Ya, kami akan melakukan sebaik mungkin. Anda sudah bisa pergi dari ruangan ini."
"Ah, iya. Terimakasih! Mohon usaha nya ya, Dok." Harap Soobin lalu menjabat tangan sang dokter. Setelah itu pergi keluar ruangan.
"Soobin hyung," panggil Kai menatap ke arah bawah lantai dengan sendu. Sepatu hitam nya yang dipakai nya asal-asalan terlihat kumal.
"Ya. Ada apa Kai?" Soobin yang tadi nya berjalan segala memberhentikan jalan nya, menghadap Kai yang berjalan di belakang nya menuju kamar inap Yeonjun.
"Hyung yakin kan, kita tidak kehilangan lagi?"
Soobin terperangah, lalu tersenyum sambil berkata, "Ya, kita tidak akan merasakan kehilangan lagi, Kai."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer | TXT
FanfictionIni tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang selalu digentayangi kenangan masa lalu. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beomgyu yang menghilang, cukup me...