Choi Soobin.
Nama yang pernah berpengaruh besar dalam sejarah dunia. Berkeliling dunia ke sana kemari untuk tur konser.
Sampai pada akhir tahun 2016, nama nya redup, meredup semakin lama.
Disaat ia di gunjingkan oleh warga net. Dibicarakan di setiap berita, dan diasingkan.
Karena tidak becus menjaga TNG agar tidak bubar kata orang orang.
Semua ini bukan salah dia semua, hanya 50 persen salahnya dan 50 persen lagi kemauan mereka sendiri sendiri untuk bubar. Pikir Soobin, dan itu benar.
Entahlah siapa yang salah, Soobin tak bisa menyalahkan. Ia sendiri, orang tua nya sudah pergi mendahuluinya.
Kakak laki-laki Soobin pergi keluar negeri dan tidak pulang pulang sampai sekarang.
Flashback On
Rumah dia ada di Busan, tapi rumah itu diambil oleh pihak bank karena Soobin masih kecil dan tidak bisa membayar kreditan rumah nya itu.
Dengan uang kecil yang ia tabung, ia pergi ke kota Seoul yang padat penduduk.
Saat sampai di kota Seoul, hujan mengguyur tubuhnya, pakaian nya basah karena tidak berlindung.
Soobin saja tidak tahu dia ada dimana. Soobin kecil hanya percaya pada kaki nya sendiri tanpa tahu tujuan. Ia berjalan dan terus berjalan
"Eomma! Eomma! Hiks... Hikss... Eomma..." Soobin menangis, berlari ke arah halte yang ada di depan matanya dengan kegirangan.
"Fyuh," Keluh soobin lalu duduk di kursi halte. Akhirnya ia memiliki tempat untuk berteduh.
Ia menoleh ke arah kanan, mendapati anak kecil sepantaran nya sedang menatap Soobin. Dengan ramah Soobin melambaikan tangan nya.
"Haii..."
"Hai..."
"Nama ku Ubin, nama kamu?"
"Nama aku Onjun."
"Hai Onjun."
"Ihh, nama aku Onjun!"
"Iya, Onjun kan."
"Bukan! Onjun lho Onjun!"
"Ihh Ubin benar, Onjun..."
"Bukan Ubin, Onjun."
"Nama aku bukan Ubin!"
"Tadi kamu bilang nama kamu Ubin."
"Nama aku Ubin!"
"Iya Ubin!"
"Bukan, Onjun."
"Nama aku bukan Onjun."
"Terus apa?"
"Ck, udahlah, pokoknya aku Onjun, kamu Ubin, oke!" Yeonjun bereaksi jengah, ia lelah dengan perdebatan ini.
"Onjun?"
"Hm?"
Tanpa diduga Soobin memeluk erat teman nya, mengalirkan rasa takut sedari tadi yang ada di dalam tubuhnya.
Mereka berpelukan erat, Yeonjun merasakan badan Soobin bergetar hebat.
Lantas ia bertanya, "Badan Ubin bergetar."
"Iya? Mungkin sedang terjadi gempa?"
"Hah? Apa iya?"
"Enggak tau." Imbuh Soobin lemas. Bahu nya merosot.
"Tapi aku pengin..."
"Yaudah bentar aku tanya eomma," Yeonjun melepas pelukan nya, bersama Soobin itu.
"Eomma, eomma," Yeonjun menarik baju orang di sebelahnya yang sedang asyik membaca buku.
"Hm?" Sadar, Bella-ibu Yeonjun menoleh pada sang pertanya.
"Eomma, kenapa tubuh kita bisa bergetar?"
"Hmm... Eomma tidak tahu, tubuh bergetar biasanya sering terjadi saat si tubuh lagi kedinginan..."
"Ohh..."
"Memang siapa yang tubuhnya bergetar? Kamu enggak kan?"
Yeonjun membalas, "Enggak," Lalu menunjuk Soobin dengan jari telunjuknya, "Dia yang bergetar." Lirihnya.
"Yahh." Yeojun kesal, ia menyilangkan tangan di depan dada lalu menghadap ke arah Soobin.
Bella mengalihkan pandangan nya sesuai arahan Yeonjun, dan ia melihat ada anak kecil dengan tubuh basah kuyup disana. Menggigil.
"Ileon! Gwaenchanha-yo?" Bella memegang bahu Soobin yang bergetar, bisa dilihat dari sini, anak itu mirip dengan Yeonjun.
"E-eomma... Bolehkah aku menyebutmu eomma?"
"Boleh, boleh. Memang kamu enggak punya rumah?" Bella mengambil tisu di tasnya, lalu menyingsing hidung Soobin pelan.
"Ru-rumahku.. Di Busan..."
"Mwo?! K-kok bisa datang ke sini?"
"A-aku pergi sendiri, hehehe."
"Orang tua kamu enggak cari kamu?"
"Me-mereka.. Pergi.." Nada sedih tersirat jelas disana.
"KAU TINGGAL BERSAMA KU SAJA!" Pekik Yeonjun girang.
"Boleh ya, Eomma..."
"Hmm..." Bella berpikir sejenak.
"Boleh ya?" Yeonjun menatap sang ibu dengan puppy eyes miliknya, serta menggoncangkan tangan sang ibu.
"Iya, untuk sementara waktu tidak apa-apa, nanti eomma bilang appa lebih jelas nya." Dia mengusap rambut Yeonjun pelan, lalu tersenyum.
"YEAY!" Dua anak kecil yang berkisar kelas sekolah dasar bergembira riang.
"Akhirnya Ubin punya rumah, makasih Onjun..."
"Sama sama Ubin..."
Mereka berdua tumbuh dewasa bersama, menjadi laki laki dewasa.Sampai cita cita mereka juga sama, ingin jadi penyanyi. Dan mereka telah mencapainya.
Soobin berterimakasih pada mereka, Yeonjun, Bella, yang telah wafat saat mereka ada di bangku sekolah atas dan semua orang yang pernah mendukung nya serta mendoakan nya.
Walaupun Bella sudah meninggal, Soobin sudah ikhlas, Soobin tidak mau berlarut larut dalam kesedihan.
Soobin mengiklaskan Bella untuk pergi selama nya.
Flashback end
"Hyung! Hyung! Soobin hyung!" Orang yang dipanggil langsung keluar dari dunia lamunan nya tadi.
"Hyung memikirkan apa? Hyung melamun terus." Ucap Kai sembari menyiapkan makan malam.
"A... ak.. ku... ti.. tid...ak...me.. mi.. kir.. kan...ap..a...ap...a..." Ucap Soobin mengelap air mata yang secara tidak disadari turun dari pipinya. Laki-laki itu masih dihantui bayangan masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer | TXT
FanfictionIni tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang selalu digentayangi kenangan masa lalu. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beomgyu yang menghilang, cukup me...