"Yang Mulia Ratu, anda tidak diperkenankan untuk berjalan keluar dari kediaman anda. Beristirahatlah secara penuh sampai 1 minggu ke depan dan kita akan melihat bagaimana perkembangan luka anda, robekkan-."
"Tabib Lou.. aku cukup tau saja aku terluka, tak perlu menjelaskan sampai bagaimana keadaannya.. kau boleh pergi, tinggalkan aku sendiri.. kumohon..."
Tabib Lou langsung memberi hormat serendah mungkin karena mendengarkan permohonan Ratu tidaklah pantas untuknya, dan ia pun mundur meninggalkan ruangan Ratu demi pria itu bisa mengambil nafas dan menjernihkan kepalanya setelah kejadian diluar perkiraan itu.
Xiao Zhan tidak pernah merasakan kekecewaan sedalam ini, dia tidak pernah sekecewa ini dengan siapapu. Bahkan untuk mengatakan dia bisa kecewa dengan Raja Wang? Mana pernah dia mengiranya sekalipun dalam hidupnya! Alasannya sederhana, karena Wang YiBo selalu berpikir bijaksana dan keputusannya selalu berdasarkan logika bukan perasaan.
Hanya saja, karena pria itu? Pria yang bahkan Wang YiBo hanya pernah bertemu sekali di hidupnya dan itu adalah 10 tahun yang lalu! Bagaimana bisa.. bagaimana bisa dia memilih cinta ketimbang kepentingan negaranya?
Bagi Xiao Zhan, dia tak masalah kalau dia harus dibawa kembali oleh Keluarga Liu yang memang adalah 'keluarga awal' yang merawatnya dan akhirnya ia diadopsi oleh keluarga Lu. Tapi sampai memilih Peng ChuYue dibebaskan saja semudah itu? Dia baru tau kalau Raja Wang seburuk ini dalam bernegosiasi.
"Aku tidak melihat dia. Liu JingMi." Gumam Xiao Zhan, "Bukankah terakhir kali aku melihatnya itu saat dia sudah berkelana keluar?" Xiao Zhan menggelengkan kepalanya dan mendesah kesal, "1 minggu tanpa melakukan apa-apa begini.. lalu apa yang dilakukan Raja bodoh itu.."
Xiao Zhan tidak marah kepada Wang YiBo, dia hanya tidak mampu melihat wajah pria itu lagi setelah semua yang terjadi. Dia ingin sekali menghindari pria itu selamanya hanya saja dia tidak bisa meninggalkan pria itu sendirian sekarang, tidak di kondisi buruk seperti ini.
"Pengawal!"
Sejak insiden dan keamanan Han yang sudah ia laksanakan, sekarang dayang juga sudah berkurang belum lagi setelah dayang-dayang Xiao Zhan menghilang tanpa jejak. Akhirnya para dayang hanya diizinkan 3 saja untuk Ratu maupun Raja, sedangkan sisanya akan dikawal oleh pengawal tentara Kerajaan.
Seorang pria masuk dan melepaskan penutup kepalanya seraya ia berlutut, "Ratu memanggil."
"Aku butuh Han untuk datang ke ruanganku sekarang."
"Baik, Yang Mulia Ratu."
---
Han datang tidak lama setelah diperintahkan, ia datang dan secara refleks ia langsung menjatuhkan tubuhnya sampai menyentuh tanah bahkan ia tidak menampakkan wajahnya di depan pintu ruangan Ratu Xiao. Xiao Zhan mendesah kesal dan ia berseru rendah, "Aku tidak marah kepadamu, kau melakukan yang terbaik dan terima kasih kepadamu setelah perlakuan Liu WenHua itu."
Han menggelengkan kepalanya, "Hamba tidak sepantasnya datang ke Ruangan Yang Mulia Ratu di saat kondisi Yang Mulia seperti ini." Serunya.
Xiao Zhan tertawa rendah, kalaupun siapapun duduk di sebelahnya Ratu mereka tidak akan bisa melihat Ratu karena sebuah kain tebal nan berlapis-lapis melindungi area kasur Ratu, "Han, aku butuh bantuanmu."
"Sebuah kehormatan bagi hamba ini, tapi Yang Mulia Ratu tidak mempunyai hak untuk memerintahkan pengawal pribad Raja. Maafkan saya Yang Mulia Ratu, tapi ini adalah peraturan Kerajaan."
"Aku butuh informasi dan keadaan suamiku sekarang, siapa lagi yang bisa kuminta dengan keadaan bahkan ada pengkhianat di Tetinggi Kerajaan setelah sehari kau melaksanakan tugasmu? Bahkan padamu aku harus curiga." Xiao Zhan tidak bodoh, bahkan kalau boleh diukur tentang kepercayaan maka Wang YiBo terlalu mudah percaya, luar biasa naif. Berbeda dengan Xiao Zhan yang bahkan curiga dengan kedua tangan dan kakinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
FanficCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...