Hati Xiao Zhan sudah benar-benar menutup semua pikiran negatif yang mengatakan bahwa ingatan aneh barusan adalah nyata. Dia memilih untuk melarikan diri dari kenyataan tersebut dengan alasan ketidakmasuk akalan yang keukeh. Ia lebih memilih untuk percaya kepada khayalannya yang sangat tidak berdasar sehingga memudahkan dirinya untuk terus berkeliaran di alam mimpi demi melarikan diri terus.
Tapi dia tau ini tidak benar, karena ingatan itu terlalu nyata untuk contoh saja disebut mimpi.
Bukankah saat seperti ini dia boleh berharap YiBo menjawabnya dengan lancar dan dengan pengertian : itu tidak nyata.
Mereka berdua tidak melepaskan pandangan mereka, bahkan untuk mengangkat satu jari pun sungguh tidak bisa lagi dilakukan.
Xiao Zhan sedikit curiga dengan Wang YiBo yang masih memegangi kedua wajahnya ini perlahan melonggarkan genggamannya, bahkan raut wajahnya terlihat tidak mau menjawab pertanyaan Xiao Zhan. Masalahnya, kalau Wang YiBo sendiri tidak mempunyai jawaban untuknya, tak perlu memaksa diri kan? Kenapa dia malah terlihat seperti mengetahui sesuatu tapi tidak mau ia beritau?
Xiao Zhan tau kalau YiBo memang tidak bisa berbohong, dia buruk dalam berbohong. Karena ketika ia berbohong wajahnya akan menghindari dari dirinya lalu malah dia yang seperti ingin menangis atau terkadang malah dia yang marah.
Sekarang benar kan keadaannya YiBo yang menahan diri mati-matian karena hatinya terlalu tidak tega untuk membohongi suatu hal di hadapan orang lain secara langsung, tapi dia mampu berbohong di hadapan banyak orang, contohnya seperti pertemuan tetinggi kerajaan dia pernah berbohong mengenai motif di balik ia memutuskan untuk mengangkat Han sebagai 3 Tetinggi Kerajaan.
Kalau hal seperti ini, lemah sudah diri Wang YiBo.
Xiao Zhan menarik kerah YiBo dan mencengkramnya dengan sangat erat, bahkan ia sampai menjatuhkan kedua tubuh mereka diatas papan kayu yang memberikan bunyi debukan yang kuat. Dirinya duduk diatas YiBo, terus menyudutkan YiBo walau dia belum mendengar jawaban apapun dari Raja ini, tapi hatinya terasa tidak tega untuk terus seperti ini tetapi otaknya menyuruh ia seperti ini.
YiBo tidak melawan Xiao Zhan, ia membiarkan kedua tangannya terbaring lemas di atas kayu dingin ini. Wajahnya pasrah menatap Xiao Zhan penuh dengan rasa bersalah. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya, menaruhnya di pergelangan tangan Xiao Zhan dan membantu kedua tangan itu untuk menekan kuat kerongkongannya.
Ia tersenyum menampakkan kedua bulan sabit disana - berbisik dengan nada rendah layaknya ia tidak punya hak bersuara lagi - "Aku pantas Xiao Zhan, lakukan saja.. jangan meragukan ingatanmu lagi."
Xiao Zhan hendak menarik tangannya dari leher YiBo tapi sebagian dari dirinya memilih untuk tetap meneruskan bahkan ditambah dorongan dari pria di bawahnya yang menahan tangan ini untuk mencekiknya, "Xiao Zhan, tak apa. Jangan ragu. Kau sudah menjadi Raja yang baik, lakukanlah sebagai Raja selanjutnya yang mampu membawa kedamaian ke Kerajaan Negara ini."
Ia berbisik selembut itu, seperti berbicara kepada kekasihnya sebelum tidur malam hari mereka.
"Kenapa..? Bahkan aku belum mengatakan apapun.." inilah sebagian dari hati Xiao Zhan, dia masih segan.
YiBo menarik nafasnya sedikit, mencoba mengisi sedikit paru-parunya walau ia tau itu percuma saja, hatinya sudah terlalu sesak, "Obat yang seharusnya diberikan untukmu sampai kau benar-benar lupa.. obat yang sudah dibuat mati-matian oleh Tabib Kerajaan. Hanya 4 kali kau baru sempat meminumnya, dengan efek sekali dosis adalah kau akan lupa dengan kejadian hari itu untuk selama 4 hari ke depan."
Ia terhenti sebentar namun ia melanjutkannya lagi kemudian, "Terus berlanjut kau meminumnya sampai kau bisa lepas dengan obat itu dengan tanda kau benar-benar tidak ingat dengan kejadian hari itu." Penjelasan yang ia ujarkan barusan entah kenapa malah membuat dirinya tertawa renyah, membuat ia menutup kedua matanya karena tidak mampu lagi dirinya melihat wajah kaget dari Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
Fiksi PenggemarCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...