Kerajaan Wang sama seperti biasanya, bergerak seperti layaknya bumi yang akan selalu berputar mengelilingi garis atmosfer tanpa kenal lelah. Akan berhenti apabila Yang Maha Kuasa akan sangat iseng hanya untuk menghentikan bumi dari rotasinya.
Dibawah langit ini ada kegiatan keseharian manusia yang tidak begitu spesial apabila dipandang dari atas. Bahkan apabila dilihat dari atas langit, rentetan kuda yang sedang ditunggangi seorang pria yang memakai pakaian serba hitam bersama beberapa pria lainnya juga nampak biasa.
Tapi mari kita tarik perspektif itu serendah tanah memandangi langit luas diatasnya.
Itu adalah pemandangan yang patut membuat semua orang bersujud ke tanah setelah sekian lama wajah mereka tidak menyentuh tanah kotor dibawah ini.
Siapa pria itu? Siapa yang berani membuat keributan di sore hari seperti ini?
Tentu saja itu adalah Raja Xiao atau yang sering disebut sebagai Ratu Xiao diluar dinding Kerajaan. Pria itu akhirnya keluar dari kandangnya setelah sekian tahun hanya mendekap di dalam dinding Kerajaan. Melaksanakan tugasnya sebagaimana Wu dan Kembar Pei ada di sisinya. Tidak pernah mengucapkan kalimat apapun, entah itu Tahun Baru ataupun Hari Besar lainnya.
Tapi hari ini, Raja Xiao keluar, melaju dengan kudanya membelah jalanan hingga membawa dirinya pergi jauh dari rumahnya.
Di belakangnya ada Kembar Pei dan Wu mengikutinya bagaikan mereka sudah terlahir untuk ini. 10 prajurit lainnya segera menghentikan kuda mereka untuk berjaga tepat di gerbang terluar pusat kota Wang.
"Eh? Kenapa ini? Apa ada yang terjadi?" Semua orang yang tidak sadar bahwa Ratu sudah lewat justru keheranan karena pintu keluar masuk ditutup dan dijaga oleh prajurit elite yang ada.
Mereka saling berbisik-bisik dan ada juga yang nekad bertanya kepada prajurit elite ini tapi mereka tidak menjawabnya.
"Heh? Bukannya seharusnya ada pengumuman? Bagaimana bisa Negara mengunci masyarakatnya sendiri tanpa--."
Baru saja ditinggal beberapa detik semua warga ini sudah banyak berbicara tanpa tau kesabaran. Bagaikan sudah tau akan hal ini, seorang perempuan yang adalah Pemimpin Pasukan Prajurit Elite Raja datang membawakan pengumuman singkat bersama utusannya yang menempel pengumuman di titik pusat kota.
"Raja Xiao memutuskan untuk keluar dari Kerajaan selama 1 minggu! Yang Mulia Raja memberikan perintah kepada Negara untuk mengunci semua akses keluar masuk kota yang akan berlaku hingga 1 minggu ke depan! Sekian!" Benar-benar singkat hingga menusuk masuk ke dalam inti yang sejujurnya.
"Bukankah ini keterlaluan? Setelah hampir sedekade pria itu tidak keluar dan sekarang dia seenaknya? Huh! Bayangkan saja dia itu pemakan pajak kita!"
Perempuan itu bermarga Xu. Pendengarannya tajam, bukan seperti mainan yang tidak bisa mendengar suara sekeras itu. Tapi dia harus menahan diri tidak menebaskan pedangnya kepada kepala siapapun, karena inilah perintah Raja untuknya. Yaitu ia tidak mau ada pertumpahan darah tidak penting saat ia kembali nanti.
---
"Raja Xiao-."
Tangan Wu terulur untuk menghentikan Pei Yu yang hendak memanggil sang Raja. Sontak Pei Yu melihat kearah Wu yang menggelengkan kepalanya sebagai tanda mereka tidak boleh menganggu apa yang sedang dipikirkan Raja sekarang.
Alasannya karena mereka berempat sudah berkuda sejauh ini, juga di malam hari yang padahal ada suatu trauma sendiri bagi Raja untuk berkuda sendirian. Catat, mereka tidak ada melakukan perhentian sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
FanficCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...