"Yang Mulia Raja, anda harus pulang dan beristirahat. Dia tidak akan bisa kabur dari sini, anda tau sendiri pengawal dan jalur memasuki lantai ini sangat rumit, kalau saja dia kabur maka dia akan tersesat dan tertangkap cepat atau lambat." Pria yang berdiri di samping Wang YiBo benar-benar menundukkan tubuhnya ketika ia mengucapkan kalimat itu.
Walau dia adalah Perwira Agung yang mempunyai posisi kedudukan tiga tertinggi di kerajaan, ia masih harus menjaga wajahnya agar tidak sederajat dengan Raja.
Wang YiBo duduk di depan pintu jeruji kayu berpotongan besar yang tak mungkin bisa dirobohkan oleh orang terkuat manapun. Apalagi mereka bukan lagi di dataran, melainkan di bawah tanah yang mempunyai entah berapa lapisan vertikal.
Setiap lapisan menurun mewakili seberapa berat dan seberapa berbahayanya penjahat yang ditangkap. Di setiap lapisan juga dijaga hanya ada 5-10 ruangan, semakin bawah maka akan semakin sedikit.
Alasan dibuat ini bukan karena mereka iseng, tidak bukan itu alasannya, melainkan mereka berniat membuat tahanan perlahan kehilangan pertahanan diri terutama untuk yang sedang diinterograsi atau sekedar ingin dibuat gila sebelum akhirnya ia dieksekusi.
Atau sekedar didekap di penjara bawah tanah tanpa adanya udara segar dan cahaya matahari maupun rembulan.
YiBo beranjak dari kursi kayu sederhana itu, ia berjalan mendekati jeruji kayu di hadapannya dan menatap rendah kearah Peng ChuYue. Pria itu sudah habis disiksa sampai setengah mati dengan pertanyaan yang sama tetapi ia tetap tutup mulut sampai akhirnya ia kehabisan suara hanya untuk sekedar meringis kesakitan.
Untung saja YiBo datang sebelum sekali lagi cambukan itu menghantam tubuh Peng ChuYue maka dia sudah dijamin akan meregang nyawanya, mati sebagai pahlawan dan mati 'martir'.
Tetapi apa YiBo sebaik itu untuk menghentikannya? Ya, dia menghentikannya tetapi dia tidak memberikan Peng ChuYue yang ada di hadapannya ini minuman atau makanan. Dia malah membiarkan pria di itu pingsan di selnya, menunggunya sadar, dan saat Peng ChuYue sudah siuman ia hanya akan duduk disana menatapnya tanpa ada sedikitpun rasa kejenuhan.
Tidak ada percakapan disana. Tidak ada, sampai ChuYue harus tertawa keras untuk menggertaknya, YiBo tetap tidak bergeming. Ia malah semakin terpatung di hadapannya dengan sangat nyaman.
Barulah sekarang ia bergerak dan bersuara, "Apa Xiao Zhan semenggoda itu?" Semua orang yang ada disana buru-buru mencoba memperbaiki pendengaran mereka ketika Wang YiBo melontarkan kalimat tidak masuk diakal itu.
Bagaimana bisa dia mempermainkan nama Ratunya sendiri? Apa ini candaan atau serius?
"Yang Mulia Raja, anda pasti kelelahan, mari saya tuntun anda keluar dari tempat ini. Terlalu lama di tempat gelap seperti ini buruk untuk pernafasanmu Yang Mulia." Perwira Agung Zhou mendekatkan tubuhnya pada Yibo tetapi lelaki itu malah mengambil kunci yang ada pada Perwira Agung, ia meraihnya dan membuka pintu jeruji sel milik Peng ChuYue.
Setelah itu ia berjalan masuk dengan tenang, seperti tidak ada ketakutan atau apapun ia berjongkok di hadapan ChuYue yang kalau saja dia punya kekuatan maka mencekik Wang YiBo adalah perkara mudah.
Tapi untuk dirinya bernafas saja sakit bukan main. Ah, dia benar-benar memaki dirinya karena dia bisa sampai serendah ini di hadapan pria yang paling ia benci.
"Nah, kalau sudah seperti ini kau bisa apa?" Tanya YiBo dengan tenang, tetapi ekapresi wajahnya sungguh menghina seonggok daging di hadapannya.
Peng ChuYue tersenyum, setengah mati ia menarik dan menghembuskan nafas tetapi entah kenapa ia sangat ingin menertawakan YiBo, "Nikmatilah-.... posisimu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
Fiksi PenggemarCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...