"Apakah ini panahan yang benar?" Xiao Zhan menarik kembali busurnya, tidak jadi untuk menembakkan anah panahnya karena keraguan yang ada di dalam hatinya, begitu pula dirinya tidak begitu percaya dengan diri padahal tembakan anak panahnya sudah tepat mengenai tanpa meleset satupun.
Wang YiBo mengambil busur panah lain dan ia mengarahkan anak panahnya pada papan target Xiao Zhan. Setelah hanya berdiri disana YiBo pun menurunkan busur panahnya, Xiao Zhan yang melihat itu menatapnya keheranan, "Kenapa? Kau bisa mengenainya lho?"
YiBo menaruh busur panah itu kemudian ia mengambilnya lagi kemudian menembakkan anak panahnya ke papan target tanpa sejenak ragu. Xiao Zhan tersenyum kecil dan ikut menarik busur panahnya tanpa berpikir lama sebelumnya, betul saja anak panahnya tertancap sangat baik di papan targetnya. Ia berbalik badan dan tertawa kecil melihat seberapa sombongnya wajah YiBo disana, "Oke-oke, aku akui kau memang lebih pintar dariku."
Wang YiBo kini berjalan mengambil anak panah yang tertancap di papan target. Mengumpulkan semua anak panah milik Xiao Zhan dan juga 1 anak panah yang ia tembakkan tadi, membawanya kembali kepada Xiao Zhan yang menerimanya sembari mengucapkan terima kasih dengan nada kecil.
"Ini bukan masalah kau pintar atau tidak, tapi kau harus lebih tenang dan jangan terlalu mempertimbangkan perasaanmu." Bagi Xiao Zhan yang mendengar itu entah kenapa rasanya penuh sekali dengan kesombongan.
"Wang YiBo-Wang YiBo, apa kau pikir ini semudah itu?" Kemudian terdengar lagi suara tembakan tsurune milik Xiao Zhan.
Walau dengan suara tembakan itu, tetap saja dapat didengar oleh Wang YiBo dengan baik. YiBo duduk lagi di sebelah Xiao Zhan yang sedang sibuk berlatih skill memanahnya. Xiao Zhan yang sudah menembak anak panahnya untuk tiga set harus mengakui bahwa dia sudah bosan, karena itu untuk mengusir rasa bosannya ia menarik busur panahnya kepada target yang lebih jauh. Fokusnya jatuh disana, tidak ada keraguan dan juga tidak ada kekhawatiran bahwa dirinya akan gagal. Dengan secepat tarikan angin dan tembakan cahaya Xiao Zhan menembak anak panahnya pada ranting pohon yang jatuh sesaat anak panah Xiao Zhan melaju kearah sana. Tsurune nya terdengar lagi, tapi kali ini Wang YiBo juga bisa mendengar bahwa ujung tombak anak panah Xiao Zhan mengenai sesuatu.
Xiao Zhan berkaca pinggang dahulu sebelum ia mengambil anak panahnya, "Nah nah, apa taruhanmu? Apa aku bisa mengenainya?"
Wang YiBo mengacungkan satu jarinya, "Akan kuberikan kasur malam ini untukmu."
Mendengar tawaran dari YiBo bagaikan anak kecil yang mendapatkan tantangan, Xiao Zhan berlari kearah anak panahnya mendarat. Cukup lama karena bidang dibawah mereka ini salju ditambah Xiao Zhan melepaskan anak panahnya itu cukup jauh, setelah menunggu beberapa saat suara sorakan terdengar cukup nyaring, diiringi seorang pria berlari kegirangan kearah lapangan berlatih. Dengan busur panah di lengannya dan anak panah yang ternyata benar mengenai sebuah ranting kecil hingga tertancap ke bagian tengah busur panahnya. Wajahnya sangat bahagia disana, bebannya tidak ada satupun di pundaknya lagi, dia bebas, dan Wang YiBo ingin memberikan itu kepadanya.
"Kasur bebas untukku malam ini kan?!" ia bahkan sampai berseru kegirangan begitu sampai lupa bahwa dia sedang berlari diatas tumpukkan salju bukan rerumputan biasanya.
Wang YiBo sudah tau bahwa Xiao Zhan pasti akan terjatuh karena semangatnya sendiri, karena itu ia sudah berjalan cepat untuk mengejar Xiao Zhan yang juga mengejarnya pula. Saat tersisa dua langkah lagi saja Xiao Zhan jatuh diatas tubuh Wang YiBo yang sengaja tidak menahan tubuh mereka berdua, membawa mereka terbaring diatas salju empuk yang tidak membahayakan persendian mereka, justru membawa tawa nyaring lebih kuat lagi dari Xiao Zhan.
Xiao Zhan membaringkan wajahnya diatas dada Wang YiBo, masih dengan tawa lepasnya yang semakin kecil terdengar yang pada akhirnya tidak lagi ia tertawa lepas. Tapi ia menutup matanya dengan telinganya bisa mendengar jelas detakan jantung milik Wang YiBo. Detakannya lembut, tidak begitu kuat tapi berdetak dengan malu-malu di dalam sana, bersama nafas hangat yang menghembus kepalanya membuat Xiao Zhan membuka matanya karena cahaya matahari yang baru berani mengangkat dirinya secara percaya diri untuk semua mahluk di bumi, "Bagaimana ini.. aku tidak mau lagi membunuh orang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
Fiksi PenggemarCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...