Wang YiBo menyibakkan pakaiannya seraya ia menaiki kudanya, berkuda lagi tanpa memperdulikan salah satu kaki tangan yang siapa sangka masih mampu hidup dengan sangat sehat di hadapannya? Padahal ini sudah 8 tahun.
Wang YiBo mengakui bahwa selama 8 tahun ini pun dia tidak benar-benar produktif, dia lumpuh selama 1 tahun, mentalnya tidak benar-benar mampu menopang tubuhnya dengan benar selama 6 bulan, dilanjutkan dengan ia benar-benar kehilangan semua kekuatannya. Mengharuskan dirinya untuk bermeditasi ke pedalaman dan membatasi dirinya dengan lingkungan sosial.
Ini barulah hitungan ke 5 kalinya ia benar-benar pergi dari area kediamannya yang adalah tempat ia bermeditasi pula. Terisolasi dari dunia luar, membuatnya hanya bisa mendengar sedikit informasi tentang kepemimpinan Yang Mulia Raja Xiao.
Dan dia sudah bertemu dengan anak kesayangan Kerajaan? Memang benar, takdir akan terus mempertemukanmu dengan masa lalumu bahkan di akhirat pun takdir bisa melakukannya.
Wang YiBo juga memaklumi kalau saja semua orangnya di negara ini mengikuti perintah Ratu bahwa Yang Mulia Raja Wang sudah mendiang. Dia tidak akan marah, karena dirinya sendiri yang menghilangkan dirinya dari permukaan bumi kan.
Tapi baru-baru ini saat YiBo memberanikan turun ke permukiman masyrakat, ia pun mulai menyesuaikan keterlambatannya selama 8 tahun ini.
Dimulai dari Raja Xiao yang tidak segan memenggal siapapun atas pelanggarannya terhadap peraturan Kerjaaan. Peraturan Kerajaan itu tidak kejam ataupun ketat, itu ditulis demi keuntungan semua masyarakat pula. Hanya saja membuat orang-orang mengecap sang Raja sebagai Putra Surga Yang Malang.
Dirinya juga mendengar bahwa nama negara ini berubah di tahun kedua kepemimpinannya. Ia benar-benar sampai mendeklarasikan perang terhadap siapapun atau kelompok manapun yang menentangnya. Dari sekian banyak permintaan, hanya ini yang Raja Xiao paksakan hingga ia pernah ikut ke lapangan sekali.
Semua orang lagi-lagi menamainya, tapi dengan nama berbeda kali ini yakni Putra Surga Yang Menyedihkan.
Dan alhasil tidak sedikit banyak warga yang dipenggal karena menghina nama Anggota Keluarga Kerajaan, itulah titik kekuasaan dari Raja Xiao di tahun ketiganya.
Wang YiBo pun juga mendengar banyak hal, tidak sedikit yang mendukung Raja Xiao untuk terus bertahta tetapi tidak sedikit juga yang memintanya untuk pensiun.
Alasannya adalah rumor mengenai kesehatan Raja Xiao yang dikabarkan ia sangat mudah jatuh sakit apabila suhu tubuhnya terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Sakit itu juga lama, bisa sampai 1 bulan.
Wang YiBo tau itu pasti berita palsu karena ia masih ingat betul bahwa Xiao Zhan saja bisa tidak makan 4 hari dan hanya minum air kotor sekalipun, berakhir dengan ia tetap sehat.
Hanya saja rumor ini bukan sekelompok orang saja yang membicarakan, Wang YiBo mendapati hampir semua orang mengakui bahwa hal tersebut adalah sebab daripada Raja Xiao yang sudah berbulan-bulan purnama mendekap di areanya. Banyak yang mengatakan bahwa mereka mengira sejak pengumuman itu Ratu Xiao benar pensiun, karena melihat dirinya tidak pernah sekalipun bersosialiasi lagi, bukankah ini memperbolehkan siapapun memberikan teori logis lainnya?
Wang YiBo mengakui bahwa belum semua informasi ia tau. Membawanya terus berkelana, mencari dan terus menambah informasi baru ataupun berita 8 tahun belakangan.
Suara hujan tidak lagi terdengar, hanya suara lolongan gemerisik angin yang mengacaukan ketenangan dari helai-helai daun yang bergantungan diatas sana. Cahaya matahari yang masih samar-samar terlihat hanya memberikan sedikit percikannya diatas gunung ini. Menambah kemampuan untuk melihat lebih jelas juga.
Langkah demi langkah ia tempu, belokan kekiri, tanjakan, turunan, dan dirinya tau ia tidak salah menilai bahwa burung hantu ini benar mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
Fiksi PenggemarCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...