The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]

a Fragment of Memories - 18

Xiao Zhan baru saja beranjak dari kasurnya dengan suara pertama yang ia keluarkan adalah aduhan. Padahal matanya belum menyesuaikan pandangannya dengan baik tetapi seketika itu juga pandangannya terbelalak jelas karena rasa sakit di pinggangnya atau bisa dibilang pinggulnya.

Bukan sesuai dengan ekspektasi bahwa dia akan duduk sejenak untuk menyesuaikan pikiran dan hatinya tentang kejadian semalam bersama Raja sialannya, tapi Xiao Zhan langsung berjalan keluar dari rumah ini untuk mencari dimana sosok Wang YiBo yang pagi-pagi sudah menghilang saja.

Matahari pagi tidak terlalu terik bersamaan hawa dingin yang menandakan akan datangnya hujan nanti siang, sebagai seseorang yang kurang suka pagi harinya disambut dengan cuaca buruk ia dibuat menghela nafas rendah.

Xiao Zhan kembali menelusuri lebih jauh karena di sekitar rumah ia tidak menangkap sesosok bayangan pun. Berjalan sedikit jauh dan didapatinya siluet pria yang sedang menggiring kedua kudanya dari aliran sungai.

Xiao Zhan hendak berlari untuk membantu Wang YiBo yang entah kenapa memberikan aura berbeda hari ini, apakah faktor dia sendiri terlalu sering melihat sosok Wang YiBo dengan kelimpahan harta dan disirami selalu oleh perhatian? Entahlah, karena sosok di depannya yang dengan sangat tenang menggiring dua kuda sekaligus menaiki gunung.

Kembali kepada alasan kenapa Xiao Zhan memilih untuk berlari mencari Wang YiBo, itu karena dia mendapat sepotong ingatan yang dia yakin sekali dirinya tak pernah mengalami itu. Tapi Xiao Zhan membuang ide untuk bertanya kemudian memilih untuk berlari kearah YiBo.

Sesaat mereka berdua berdiri sedekat ini - setelah akhirnya mereka benar bisa melihat sosok satu sama lain secara normal- boleh saja Xiao Zhan mengakui bahwa semua ingatan tidak senonoh dari kejadian semalam seperti terputar kembali di wajah YiBo. Begitu pula Wang YiBo yang bereaksi cukup tenang walau kedua kudanya sampai sedikit salah menanggapi respon karena kuda-kuda ini bisa merasakan emosi tertentu dari aura YiBo.

Wang YiBo tersenyum, ia benar-benar mencoba setenang itu!

"Selamat Pagi Ratu, kau tidur cukup nyenyak jadi aku tidak membangunkanmu. Apa kau lapar?" Pertanyaan ini sebenarnya sangat konyol karena kalaupun Xiao Zhan menjawab dia lapar mana bisa mereka membeli makan? Uang mereka saat ini luar biasa harus hemat dan kalau bisa bahkan Wang YiBo ingin mereka berburu saja daripada menghabiskan uang mereka yang sangat terbatas.

Mereka berdua tau ini hanya basa-basi, tapi Xiao Zhan malah menikmati ini dengan melanjutkan basa-basi tak berguna ini, "Tidurku baik, Raja, bukankah lebih baik kita pergi ke tempat Han? Maksudku, kita juga sudah memprediksi akan adanya kejadian tidak diinginkan begini. Kalau diperhitungkan dari waktu perjalanan maka bijak bukan berjalan dari sekarang?"

Wang YiBo mengikat kedua tali kudanya ke masing-masing tangan kiri dan kanannya, kemudian ia berjalan selembut sutra mendekati Xiao Zhan. Ia meraih kedua pelipis Xiao Zhan dan menyentuhnya, seperti mengukur suhu badan kemudian sedikit memijitnya perlahan. Tidak lama, YiBo menarik tangannya dan bertanya, "Apa kau tidak demam? Kita bisa menunggu 1 hari lagi dan tidak akan masalah juga." Ia menyisir lembut surai hitam panjang milik Xiao Zhan, "Kita berangkat nanti sore, beristirahatlah saja dulu."

Xiao Zhan merinding! Dia tidak pernah mengharapkan atau memperkirakan akan datang hari dimana Wang YiBo berhenti memakinya bodoh-gila-tidak berkompeten-malas, tetapi hari nya telah datang dimana Wang YiBo berhenti menjadi brengsek!

Walau Wang YiBo tidak sepenuhnya brengsek, hanya saja Wang YiBo sesenang itu untuk mengacaukan hari Xiao Zhan karena mereka berdua toh akan saling menghina dan jadi terhibur sama-sama. Hanya saja! Disentuh, dibelai, dan dimanjakan seperti ini?

Xiao Zhan buru-buru berlari cepat menuruni jalanan setapak ini dan mencuci wajahnya dengan air sungai yang terasa luar biasa dingin, tapi setidaknya itu memadamkam panas wajahnya.