"Apakah kalian sudah mendengar rumornya?" Riuh rendah yang terdengar di pusat keramaian kota membuat siapapun berebutan untuk saling berteriak ketika mereka berbicara, bukannya mereka tak mau berbicara pelan tapi resikonya mereka akan bicara layaknya orang tuli dan bisu.
"Rumor apa?" Pria itu mengernyitkan keningnya saat perempuan di sebelahnya mengeluarkan sebuah topik.
Perempuan itu justru menatap balik keadah dua sahabatnya dengan tak percaya, ia mendecak keheranan dan mengetuk-ngetuk mejanya tanpa alasan, "Aiya! Asal kalian tau saja, berita ini disembunyikan oleh Kerajaan mati-matian supaya tak ada siapapun yang menyebarkannya kepada orang luar!"
"Lalu? Kenapa kau berani menyebarkan hal ini?"
Malah itu didukung temannya juga, "Benar benar! Kalau kau berani, bukankah ini tidak lagi rahasia? Kau bisa mati lho kalau sampai ketahuan menyebarkan rahasia kerajaan!"
Perempuan itu memutar bola matanya malas, "Aiya! Jadi kalian mau dengar atau tidak? Ini berita yang sangat panas karena banyak orang yang sudah tau! Dan juga banyak yang menganggap ini membahayakan untuk negara kita!" Ia pun melipat kedua tangannya sembari membuang wajahnya, merajuk.
"Baiklah, apa itu?" Pria itu menaruh gelas arak ringannya dan menatap kearah perempuan itu.
Merasa mendapatkan respon yang ia inginkan, perempuan itu pun mendekatkan kursinya ke meja dan mulai berusara seru, "Kalian tau kan Raja kita sekarang?"
"Raja Xiao?" Dijawab dengan mudah oleh pria itu.
Pria lain yang duduk di meja mereka menatap mereka berdua keheranan, "Ha, kalian bisa juga menyebutnya Raja Xiao? Aku malah masih menganggap dia Ratu Xiao, karena bukankah Ratu Xiao Zhan yang mengatakan sendiri bahwa dirinya tak akan mengambil tahta itu?"
"Itu juga romansa yang menakjubkan, bukankah ini membuktikan betapa cintanya Ratu Xiao kepada mendiang Raja Wang?"
"Tidak heran mereka saling mencintai, Raja Wang saja rela sampai menjemput Ratu Xiao dari luar Kerajaan demi meminangnya di Kerajaan!
"Aku jadi mengingat sampai-sampai Ratu Xiao mengganti nama negara kita menjadi Dinasti Wang."
Pria itu mengangguk-ngangguk kemudian memancing kembali perempuan ini untuk berbicara, "Nah, jadi apa berita panasnya?"
Perempuan itu mengangguk, ia mengangkat gelas araknya dan memutar-mutarnya di udara, "Ratu Xiao memang hebat kan? Dia bisa menyatukan seluruh wilayah menjadi kesatuan di bawah tangannya! Tidak ada yang tidak tunduk padanya, tapi, setelah keberhasilannya selama 5 tahun ini bukankah kalian merasakan kehilangan sosok nyata dari Ratu?"
"Mnn, karena kau mengatakan itu aku baru menyadarinya. Bukankah kita tidak pernah lagi melihat sosok Ratu yang sering sekali pergi keluar dari Kerajaan?"
"Oh! Lalu kota akan sangat ribut karena Ratu kembali membawa banyak sembako ke warga! Ahh.. bukankah itu sudah 1 tahun yang lalu?"
Perempuan itu mengangguk-ngangguk seraya ia meneguk air araknya dalam sekali teguk, "Nah itu dia! Inilah permasalahannya! Ratu dikabarkan akan mengambil waktu pensiunnya! Sudah ada banyak orang yang melihat bahwa Ratu sangat sering menghabiskan waktu di area Raja yang dulu sudah hancur terbakar."
"Bukankah itu area yang dimana sejak Ratu kembali berkuasa 5 tahun yang lalu, itu juga adalah tempat yang pertama kali ia bangun kembali?"
"Mn! Benar! Bahkan tidak boleh ada siapapun yang masuk kesana selain prajurit pribadinya Wu dan Kembar Pei yang melihat saksi kematian Raja! Kabarnya semua tugas Kerajaan sudah diserahkan kepada Kembar Pei!"
"Aghh?! Bagaimana bisa Ratu semudah itu?!!" Tanpa disengaja salah satu pria yang adalah teman perempuan ini berteriak keras.
Mereka berdua sontak menutupi teriakan itu dengan seruan lainnya, "Ssssttt!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
Hayran KurguCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...