Mereka berdua sudah berlari secukup jauh mungkin bahkan bisa dibilang perjalanan yang sudah mereka tempuh itu sangat cukup untuk siapapun akan mengecap bahwa Raja dan Ratu menghilang dari permukaan bumi. Dikarenakan Xiao Zhan yang harus membawa Rajanya yang tengah shock di tumpangan kudanya, membuat Xiao Zhan yang tidak pernah keluar dari Kerajaan kehilangan ide dimana sebenarnya mereka berada.
Xiao Zhan perlahan memperlambat pergerakan kuda mereka, begitu pula Xiao Zhan menepuk lembut lutut Wang YiBo sebagai pertanda ia bisa turun.
Pria itu mengangguk kecil kemudian menuruni tunggangan kuda Xiao Zhan, ketika ia sudah menapakkan kedua kakinya diatas tanah begitu juga Xiao Zhan mengikat tali kudanya dan kuda Wang YiBo di dekat mereka. Setelah ia memastikan ikatan itu cukup erat Xiao Zhan berjalan mendekati YiBo dan berjongkok dihadapannya, "Bukankah seharusnya kau sekarang sudah boleh berhenti terguncang?"
Wang YiBo tersenyum tipis, di saat ini ia sangat bingung harus berekspresi apa karena dia juga bingung dengan semua hal. Hanya senyuman yang ia bisa lempar kepada Xiao Zhan.
Xiao Zhan menganggukkan kepalanya dengan sepenuhnya ia menghargai jawaban YiBo, "Aku tau ini sangat menyebalkan untuk didengarkan, tapi bertahanlah dan jangan manja untuk waktu ini. Kita hanya tinggal berdua, jadi kau harus bisa bekerja sama denganku untuk bertahan hidup." Xiao Zhan menyodorkan sapu tangan kepada YiBo yang masih putih bersih dari dalam pakaiannya.
"Ini masih bersih." Kemudian ia beranjak dari hadapan Wang YiBo.
Di dalam kepala YiBo tidak lain dan tidak bukan adalah segerombolan ingatan dimana ia menang di menit pertama dan di menit kedua ia kalah telak. Semuanya sudah luar biasa sempurna dengan rencana yang ia susun dengan kepalanya sendiri, tidak cukup yakin ia bahkan sampai meminta Xiao Zhan untuk membaca rencananya.
Tapi kenapa bisa sampai gagal begini?
Apakah ada pengkhianat lagi? Tapi bukankah rencana ini tidak diketahui siapapun selain mereka berdua dan Han? Apa mungkin Han yang sudah menemaninya dari bayi setega itu memutuskan untuk memunggunginya saat ini? Ataukah Xiao Zhan yang mencoba untuk seutuhnya menghancurkan dirinya demi bisa merebut Kerajaan? Karena itu ia bisa merasakan aura tenang setiap kali Xiao Zhan ada di sisinya?
Rencana itu luar biasa sempurna, bahkan Surga pun tau itu sempurna.
Wang YiBo hanya ingin ketenangan, walau dia sudah di daerah tempat yang paling sunyi dan sepi dimana ternyata Xiao Zhan membawa mereka kearah bukit liar begini, dirinya mengakui kepalanya terlalu berisik sampai membuat kepalanya ngilu.
Ia beranjak dari tempat ia duduk lemah dan berdiri untuk melihat pemandangan dari atas bukit ini. Bahkan dari sini Wang YiBo tidak bisa lagi melihat kotanya, yang bisa ia lihat hanyalah hutan demi hutan, bukit hingga pegunungan.
"Sepertinya kita benar-benar tersesat." Suara familiar memasuki gendang telinganga dengan sebuah tangan melingkari tubuhnya kemudian meninggalkan sebuah kain lembut disana.
Xiao Zhan berdiri di sebelah Wang YiBo yang ternyata ia membuka pakaian terluarnya hingga menyisakan beberapa lapisan tipis yang ia modifikasi menjadi cukup ketat dan membebaskan tubuhnya untuk bergerak.
"Aku menemukan sebuah rumah di puncak bukit. Kulihat disana tidak ada orang, bukankah lebih baik disana daripada kau merenung disini Raja?" Tanya Xiao Zhan seraya ia memandangi Raja dan tersenyum lembut kepadanya, bahkan Neraka pun tau kalau pria di sebelahnya ini hanyalah manusia biasa tanpa hati busuk disana.
YiBo lama membalas pandangan Xiao Zhan, sungguh dia sangat lama memandangi Xiao Zhan seolah-olah dia sedang termenung tetapi fokus pada wajah Xiao Zhan. Sang Ratu mendesah rendah kemudian menggelengkan kepalanya sebagai rasa iba, "Aku tau kau pasti tidak terima harus tidur di rumah tua yang bahkan entah milik siapa itu. Aku tau kau selama ini tidur di ruangan yang bahkan bisa diberikan untuk puluhan anak yatim piatu di jalanan. Tapi ini yang terbaik bisa kuberikan kepadamu Raja, kumohon.. terima saja oke?" Bahkan ia jadi memohon kepada Rajanya.
Tangan besar milik YiBo jatuh diatas dada Xiao Zhan tanpa banyak bicara, bukan bermaksud melecehkan justru ia menutupi dada putih yang tersingkap bangga dan memukul pinggang Xiao Zhan, "Sampai kapan aku harus mengingatkanmu tentang berhenti berpakaian terbuka?" Lalu ia berlalu pergi.
Xiao Zhan mendengus kesal tetapi wajahnya terasa hangat sampai ke lehernya ia bisa rasakan, menatap jauh punggung lebar itu dengan tak percaya, "Bilang saja kalau dia tergoda huh." "Oii Raja! Memangnya kau tau dimana rumahnya? Jangan main pergi!!"
Dan itu sukses membuat YiBo berhenti sejenak kemudian membalikkan badannya untuk menatap kesal kearah Xiao Zhan, "Makanya cepat kesini dan berhenti jadi anak gadis."
"Ha?! Siapa yang kau bilang anak gadis Raja?!"
"Tentu saja kau!" Wang YiBo pun membalasnya dengan sangat santai.
Seolah-olah tidak mau kalah dengan kalimat YiBo, Xiao Zhan berjalan dengan arogan di sebelah Raja kemudian ia berseru bangga, "Justru kau harus berterima kasih kepada gadis ini karena mau menemanimu bukannya kabur!"
Wang YiBo tersenyum tipis dan kali ini ia akui senyuman yang barusan ia berikan murni karena hatinya bisa setenang ini bersama Xiao Zhan yang seengaknya boleh ia berikan sedikit kepercayaan.
Bahwa dia tak akan menjatuhkan dirinya.
Mereka akhirnya sampai diatas bukit dengan Xiao Zhan memaksa YiBo menarik kudanya sendiri-sendiri. Karena menaiki bukit liar seperti ini bukan perkara mudah, tapi bersama dengan celotehan mereka berdua yang tidak ada habisnya maka perjalanan yang sampai membuat mereka ingin sekali mati saja saat diatas bukit menjadi lebih mudah.
Walau tidak akan terhindar dari Xiao Zhan yang mengeluh kemudian mengolok YiBo untuk menyenangkan hatinya sendiri.
"Naah! Kita sampai Raja!"
"Xiao Zhan." YiBo memanggilnya kemudian.
Yang mempunyai nama memutarkan kepalanya dan ia sudah mendapati YiBo berdiri di belakangnya dengan kedua tangan melingkar di pingganya, wajah mereka berdua luar biasa dekat hingga Xiao Zhan sampai menggigit lidahnya sendiri. Tetapi Wang YiBo tidak, ia sangat tenang walau hatinya berdegup sekencang gempa bumi.
"Apa?" Itu saja yang ia bisa tanyakan, tapi Xiao Zhan mati-matian menahan teriakannya.
YiBo dengan perlahan menaruh keningnya diatas pundak Xiao Zhan, tangan sebelahnya menekan punggung Xiao Zhan dan tangan yang lain mengaitkan tangan mereka.
"Raja.. kalau kau lelah, bukankah seharusnya kau pilih kamarmu sekarang?"
"Bolehkah aku tidur denganmu saja? Terserah dimana, asalkan denganmu."
-TO BE CONTINUE-
All photo featured own by credit
HAPPY READING
THANK YOU55555
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamer & The Lion - YIZHAN [BAHASA INDONESIA]
FanficCOMPLETED. "Hidup Yang Mulia Raja Wang YiBo!" "Hidup Yang Mulia Ratu Xiao Zhan!" "Semoga Raja dan Ratu hidup sehat dan berumur panjang!" Xiao Zhan hanya kebetulan bertemu dengan Wang YiBo hari itu di air terjun. Mereka berdua tidak kaget saling bert...