Bab 18

6K 604 28
                                    

Setelah pertengkaran pasti akan muncul kemesraan yang lebih dari sebelumnya, dan selayaknya pengantin baru yang belum memiliki momongan, malam ini aku akhirnya tunduk dalam kungkungan Saka.

Terlena akan pesona berondong yang menikahi ku beberapa bulan yang lalu.

Tadi selepas kami jalan bareng eyang, lebih dulu untuk sembahyang berjamaah, dan ketika aku hendak berganti baju di kamar mandi, Saka terlebih dulu memberikan sebuah baju tidur yang baru saja kami beli di Mall tadi sore.

Memang tadi kami berbelok untuk berbelanja pakaian, hingga tarikan Saka membawaku ketempat pakaian dalam, memilih kan satu set baju tidur untuku, meskipun merasa bahagia karena di perhatikan oleh Suami sampai kemasalah pakaian untuk melayaninya, aku juga merasa malu saat penjaga toko pakaian memperhatikan kami yang bercanda seakan dunia milik kami berdua.

Dan ini juga pelajaran yang di berikan oleh Eyang selaku orang tua ku saat ini, pasalnya untuk masalah melayani suami yang seharusnya aku bisa mendapatkan pelajaran dari ibuku, kini sudah tak bisa lagi kudapatkan, dan selain itu aku selama ini merasa nyaman berbagai cerita dengan Eyang Ara.

Bukankah wajib hukumnya menyenangkan hati suami, melayaniku dengan ikhlas, juga memberikan yang terbaik untuknya, itu kata Eyang.

Kuganti bajuku di dalam kamar mandi, yang sebelumnya kubersihkan badanku agar tercium harum oleh suamiku, mencukur bulu yang kurasa tak nyaman dan membuat ku tak percaya diri di depan Saka.

Menutup tubuhku dengan jubah handuk ketika keluar kamar mandi, menuju meja rias untuk menyisir rambutku, terlihat Saka yang sesekali memperhatikan ku sambil bermain ponsel.

Membuka sedikit jubah, mengoleskan body lotion , serta menyemprotkan parfum non alkohol pada tubuhku.

Berjalan menuju sakelar lampu kamar untuk mematikan, sebelum naik keatas ranjang ku dan Saka.

Kubuka jubah mandi ku, dan masuk kedalam selimut, ternyata kepercayaan diriku masih di bawah rata-rata ketika berpenampilan untuk menggoda Saka, tak seperti ekspetasi ku yang telah ku bayangkan akan menggoda Saka seperti pelajaran yang di berikan eyang.

"Sayang sudah enggak sabar ya?"

Pukk

Pertanyaan Saka kubalas dengan hantaman bantal tepat di kepalanya.

"Aduh"

Terlihat siluet Saka yang mengusap kepalanya, kemudian hendak bangkit dari ranjang.

"Kemana?"

"Mau nyalain lampu tidur sayang takut banget aku tinggalin"

Menjawab dengan percandaan, dan seketika kucegah Saka untuk menyalakan lampu ketika kudengar jawabannya.

"Jangan di nyalain"

"Kenapa? Kamu pingin suasana gelap-gelapan? Pakai lampu tidur remang-remang kan lebih romantis Yang"

Memang benar, dengan lampu yang meremang membuat suasana lebih panas, bisa melihat wajah pasangan, melihat apa yang dia lakukan dan itu semua dalam cahaya yang tak begitu terang, mampu membuat gairahku meningkat.

"Aku malu"

Memang selama ini kami tak pernah membuka seluruh pakaian kami ketika berhubungan badan, mungkin masih menyisakan pakaian yang kami buka.

Saka tak mendengarkan ku, kini lampu tidur telah menyala, dapat kulihat wajah Saka yang tersenyum manis kearahku.

"Seksi tahu enggak sih"

Selimut telah disibak oleh Saka, dan dia menatapku penuh rasa cinta yang mendamba.

Lidahku kelu untuk sekedar menolak argumen Saka, detak jantung ku sudah tak karuan pasalnya dengan mengenakan pakaian tidur yang kurang bahan ini aku baru pertama kali ini, dan ini di depan mata Saka yang memang kupersembahkan untuk dirinya seorang.

"Aku pingin suasana baru, kamu mau kan?"

Dan terjadilah malam panas kami, yang seperti di edukasi kan oleh Eyang, menekan rasa maluku, kulayani Saka sepenuh nya.

Hingga terasa tulang yang remuk, dan mengantarkan ku kedalam mimpi yang indah di dalam dekapan suamiku.

*****

"Sayang aku mau pipis, lepasin dulu ya"

Sebelum subuh datang, aku telah terbangun karena merasa ingin buang air kecil.

Bukan melepas pelukannya, melainkan lebih erat memelukku dengan mengecup pundakku yang hanya terlampir tali baju yang selebar jari kelingking.

"Yang, aku pipis di kasur nih"

"Pipis saja, semalam juga kamu pipisin kasurnya"

Setelah menjawab dengan kalimat yang menggelikan untuk kudengar, Saka segera berteriak dan melepas pelukannya, karena telah kucubit dada telanjang nya.

"Pagi-pagi KDRT kamu Yang, padahal semalam_"

Tak lagi kudengar perkataan Saka karena pintu kamar mandi telah kututup rapat, dan segera kuselesaikan kegiatan pagi hariku di dalam kamar mandi.

Mulai dari buang air kecil, besar, mengguyur badan dari kepala hingga kaki dengan meniatkan bersuci dari  junub.

Dan tiba-tiba kedoran pintu kamar mandi oleh Saka terdengar, memohon untuk segera kubuka karena dirinya juga ingin buang air.

"Pipis saja di kasur, kan semalam kamu juga pipis di sana"

Berniat menggoda Saka tetapi malah diriku yang selanjutnya kembali malu sendiri.

"Cieh isteriku sekarang sudah pinter ngomong pipis di kasur"

Pipis di kasur yang bukan berarti ngompol, tentu saja hal itu masih terasa memalukan untuku, meskipun di setiap malam kami sering melakukan nya.

"Minggir, jangan pegang aku sudah wudhu ini"

Kubuka pintu kamar mandi, ternyata Saka berdiri tepat di tengah pintu.

"Pegang enggak boleh, cium saja kalau gitu"

Bukanya minggir tetapi Saka lebih membawaku kembali kedalam kamar mandi, menekan ku pada dinding, kembali mengecup di tempat yang membuat nya merasa ketagihan.

Dan tanpa bisa kutolak lagi, ketika Saka memintaku untuk membalasnya, selain itu hal ini juga membuat ku candu.

"Aku pipis dulu ya"

Setelah mengakhiri nya, dan berjalan menuju closed untuk melanjutkan hajat yang menjadi tujuan nya masuk kedalam kamar mandi.

Pelajaran berharga yang kudapatkan dari Eyang, dan kini bisa kurasakan sendiri, ketika melayani suami dengan ikhlas pasti suami juga akan merasakan suatu hal yang membahagiakan baginya dan itu akan membuat rasa cinta suami akan semakin bertambah.

Dan pesan yang bagiku adalah tabu, tetapi kini aku juga percaya akan hal itu "jadilah pelacur suamimu ketika di ranjangnya, maka selain kenikmatan, rasa cinta juga pahala yang kamu dapatkan , kamu juga akan merasakan sebuah kebanggaan bisa membuat seorang laki-laki yang halal bagi kita cukup membutuhkan kita seorang untuk memenuhi kebutuhan biologis nya".



Tbc

I am Aisha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang