Liburan berkeliling Jawa di saat hamil, itu cukup melelahkan hanya saja dengan adanya perjalanan mengunjungi saudara, kerabat, membuat ku semakin banyak terhibur dan banyak pengalaman baru.
Selesai dari Kediri sengaja kami semua mampir di Yogyakarta, mengunjungi salah satu kerabat bunda serta sahabat dari almarhum abi, tak lupa bersama Saka berkeliling kota bernostalgia masa-masa aku kuliah, dan dari Yogyakarta kami semua pulang ke Jakarta untuk kembali ke rutinitas kami semula.
"Yang, cepetan aku ada rapat"
Saka sudah kembali masuk kedalam kamar, kemarin kami sengaja pulang kerumah bunda, karena memang eyang tak ikut kami pulang, karena ingin lebih lama tinggal di Kediri.
Dan pagi ini kami harus mampir pulang terlebih dahulu kerumah eyang sebelum berangkat ke rumah sakit, karena kemarin begitu lelah sehingga seharian kugunakan untuk beristirahat.
"Bentar Yang, sakit perut aku"
Aku lebih dulu masuk kedalam kamar mandi, karena setelah sarapan pagi tiba-tiba perut terasa sedikit sakit.
Sesuatu yang tidak kami semua harapkan, memang malam ketika kami menginap di salah satu hotel di Yogyakarta, aku dan Saka yang terbawa suasana romantis akhirnya di satu minggu liburan, dan satu minggu sebelumnya kami yang tiap malam hanya tidur beneran tanpa ada tidur yang lainya, sehingga malam itu kami begitu panas, apalagi aku yang terlebih dahulu meminta kepada suamiku.
Selain itu kondisi hamil kembar, dan kecapekan perjalanan jauh yang selama perjalanan tak mengindahkan peringatan orang tua untuk beristirahat, jangan menuruti kemauan untuk kesana kemari, dan inilah telah terjadi.
Flek berwarna merah di celana dalam ku, dan perut mulas yang kukira efek sarapan ternyata bukan, ini sesuatu masalah dalam kandungan ku.
"Sayang"
Kembali aku berteriak memanggil suamiku, dan dalam hitungan detik begitu saja Saka masuk kedalam kamar mandi.
"Kenapa? Ada kecoa?apa minta di cebokin?"
Tak kuidahkan bercandaan Saka, aku lebih menunjukkan celana dalam ku padanya, tanpa ada rasa malu kuperlihatkan jika ada darah keluar.
"Astaghfirullah, aku panggil bunda dulu ya"
Beruntungnya kami tinggal di rumah bunda, sehingga tak perlu memakan waktu untuk meminta bunda memeriksa keadaan ku.
Segera kebersihan diriku, keluar kamar dan segera kubaringkan tubuh ku keatas ranjang, aku butuh istirahat di kondisi seperti ini.
"Loh jalan sendiri kamu Yang ke kasur?"
Saka masuk kedalam kamar dengan di ikuti bunda, kemudian beliau mencoba memeriksa darah yang keluar, meraba perut buncit ku, kemudian memastikan keadaan sang cucu.
"Kamu tiduran dulu ya, nanti ke rumah sakit sama bunda, bunda siap-siap dulu"
Bunda begitu cekatan, kemudian berjalan cepat keluar kamar untuk bersiap-siap pergi ke rumah sakit.
"Bun gimana?"
Saka meneriaki sang bunda, yang hanya di jawab kamu berangkat saja dulu, sama izinkan Ais nggak masuk dinas kalau istrimu sakit.
"Sabar ya sayang, buat dzikir aja ya"
Saka yang biasa bermanja dengan ku, kini terlihat begitu bijaksana, sosok suami dewasa yang menyayangi istrinya, dan benar-benar sosok suami yang diidamkan.
"Kamu berangkat aja, nanti aku sama bunda langsung ke IGD"
"Sayang, anaknya ayah yang pinter ya nak"
Elusan dan kecupan di perutku kembali kurasakan, dan kubuka mataku dari menahan rasa sakit yang kadang datang.
"Yang, sudah berangkat aja"
"Berangkat dulu ya"
Kecupan lembut dan dalam di keningku, dan berlanjut kecupan di mata kemudian berakhir di bibir ku.
Banyak akan Rahadian kedepannya, banyak kebahagiaan serta kesedihan di masa depan, akan tetapi semua itu pasti akan ada pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan.
Seperti halnya diriku yang tak pernah menyangka akan berjodoh dengan suamiku Saka, dan aku pun tak pernah menyangka jika hari kemarin aku masih begitu tenang, dan pagi ini bisa berubah begitu ketakutan.
Hidup banyak cerita, sebagai hambanya kita cukup menjalani nya, bersyukur apa yang kita miliki, dan selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Aisha
RomanceBukan wanita sholehah seperti isteri Nabi, Aku hanya Aisyah, wanita yang masih jauh dari kata sempurna.