1

5.9K 290 2
                                    

1. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub

~ Owen Pov ~

Suasana waktu istirahat tuh berisiknya minta ampun. Aku yang lagi mikirin tugas makalah buat besok jadi nggak konsen. Suara ramai mereka membuatku kesal lama-lama. Aku dan Liam sedang duduk di teras balkon sambil bersandar di dinding. Tangan kami berdua sedang asik dengan hp masing-masing. Kalau Liam sih sibuk chatting sama pacarnya yang entah keberapa. Dia kan playboy. Kalau aku jelas karena mencari bahan makalah. Terus temenku yang satu lagi sedang asyik bikin video di tik tik. Dia termasuk artis tik tik yang sedang naik daun. Namanya Andrew penggemarnya banyak. Sekarang aja dia sedang joget-joget sama beberapa penggemarnya yang ada di sekolah ini. Sumpah aku kadang malu kalau lagi jalan sama dia terus dia bikin video yang bikin malu.

Tiba-tiba aja banyak anak yang berdatangan dan bergerombol di balkon. Aku akhirnya beranjak dari dudukku dan melihat ke bawah. Mataku menangkap ke arah yang sama dengan mata anak-anak lainnya. Andrew juga keliatan menghentikan aktifitasnya dan menengok ke bawah.

"Yam..yam!!!" aku menepuk-nepuk pundak Liam.

Dia sedang duduk di lantai dekat kakiku.

"Apaan?"

"Nggak tau tuh, coba liat ke bawah deh. Ada gerombol-gerombol itu apaan ya?"

Liam dengan malas berdiri dan ikut menengok ke bawah. Mulut Liam sedikit terbuka saat ngeliat orang yang jalan bergerombol itu.

"Si beruang kutub," kata Liam.

"Beruang kutub?" tanyaku.

"Namanya Bima. Tapi anak-anak manggilnya beruang kutub."

"Yang mana yang beruang kutub?" tanyaku lagi karena memang di bawah sana yang jalan nggak cuma satu orang.

Mereka baru keluar dari ruang guru.

"Tuh yang jalan di tengah. Yang badannya paling gede. Itu si beruang kutub."

"Terus anak-anak kok pada heboh gitu?" tanyaku lagi karena penasaran.

"Ya ampun masa kamu nggak inget sih?? Dua bulan yang lalu dia tawuran sama anak sekolah lain. Hampir semua anak kelas sebelas dan dua belas ikut tawuran sama dia."

"Oh iya bener. Aku inget."

Seingatku dua bulan lalu memang ada huru hara di sekolah. Masalahnya apa aku nggak seberapa ngerti sih. Cuma setelah itu banyak yang kena skorsing. Aku dengernya sih orang yang menjadi otak keributan itu di keluarkan dari sekolah. Ternyata masalahnya itu tawuran antar sekolah. Maklum sih aku cuma anak kelas sepuluh jadi masih adem ayem nggak ngerti apa-apa. Dan aku tu orangnya nggak mau ambil pusing.

!!

Aku kaget tau-tau si beruang kutub melihat ke atas. Ke arah tempat kami melihatnya.

"Aduh ngeri," kata salah satu cewek yang langsung menjauh dari balkon.

Beberapa anak juga ikut menjauh dari balkon.

Aku kembali melihat si beruang kutub yang masih melihat ke arah kami.

Yah...aku nggak ada hubungan apapun sama dia sih. Dunia kami kan jauh berbeda. Dia suka kekerasan. Kalau aku...lebih memperhatikan penampilan. Aku nggak mau memprovokasinya. Mereka pasti tersinggung kalau diliatin kayak gini. Jadi ayo menjauh saja.

Aku meninggalkan balkon dengan diikuti oleh Liam dan Andrew.



~ Bima Pov ~

Sudah berapa lama ya kami di ruangan kepala sekolah? Ada lebih dari sepuluh anak yang mendapat ceramah di waktu yang sama. Padahal ini hari pertama kami kembali ke sekolah setelah mendapat skorsing satu bulan penuh. Kami di panggil ke sini terkait dengan tawuran yang terjadi dua bulan kemarin. Padahal kami cuma mempertahankan diri. Kalau dibiarin mereka makin ngelunjak. Tau sendiri lah, mereka suka cari gara-gara dengan sekolah kami. Padahal kami itu nggak pernah mengusik mereka sekalipun. Terus apa masalah mereka??

"Terutama kamu Bim. Untung ya ayahmu datang kesini dengan niat baik. Dan karena sekolah sudah berhutang banyak pada ayahmu, kamu tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Tapi ingat, jika satu kali lagi kamu terlibat masalah, kamu akan di keluarkan," kali ini pak Temmy selaku kepala sekolah bicara padaku.

Ayahku selalu aja ikut campur urusanku. Padahal dia juga punya banyak masalah di luar sana. Siapa yang nggak kenal ayahku yang punya pengaruh di bisnis gelap. Tangannya yang kotor selalu berhasil dia tutupi dengan sangat rapi berkat tumpukan uangnya yang tebal.

"Iya pak. Saya akan berhati-hati mulai sekarang," sahutku.

Ya kalau mau ngeluarin aku ya silahkan saja. Aku juga dengan senang hati pindah sekolah. Aku kan sudah bisa membaca dan menulis. Nggak ada alasan lagi aku melanjutkan sekolah. Toh kalau luluspun aku cuma jadi penerus bisnis kotor ayahku.

"Ya sudah kalian boleh kembali ke kelas. Sebentar lagi jam istirahat habis."

Kamipun keluar dari kantor kepala sekolah.

"Gila ceramahnya panjang banget. Lagian kita nggak salah apa-apa kok kita yang kena imbasnya," gerutu Ronald.

"Mau gimana lagi?! Orang kita juga ketangkep basah sedang ngelawan," salah satu dari mereka menyahut.

Dan mereka terus mengeluh dan mengeluh.

"Sialan," kali ini Brian ikut mengomel, "kita jadi tontonan."

Hahaha...aku cuma bisa tertawa masam. Di mana-mana kalau ngelakuin hal buruk pasti semua langsung orang tau. Ada yang bilang kalau lidah lebih tajam dari silet.

"Tuh si pangeran sekolah juga ngliatin kita. Aku nggak suka cara dia ngeliatin kita."

Mau nggak mau aku jadi melihat ke atas. Banyak anak-anak yang berkumpul di sana. Tapi yang namanya pangeran tetap saja mencolok. Aku langsung tau yang mana orangnya tanpa di kasih tau. Namanya kalau nggak salah Owen. Katanya sih dia cowok paling cakep di satu sekolah ini. Ya emang bener sih. Temen-temen cewekku pada heboh waktu melihat ada anak kelas sepuluh yang beningnya ampun-ampunan.

Aku melihat pangeran pergi dan aku kembali berjalan menuju kelasku. Rasanya aku dan dia seperti dari dunia yang berbeda. Sekali lihat juga aku tau anak seperti apa dia. Sangat berbeda denganku yang selalu terlibat perkelahian. Padahal niatku aku mau jadi anak SMU biasa. Tapi waktu aku sudah masuk ke SMU, semua anak bermasalah secara insting bergerombol di sampingku. Dan entah sejak kapan anak-anak biasa menganggapku over power dan mulai menundukkan wajah mereka saat berpapasan denganku.

"Ah...bikin kesel aja."

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang