30

2K 129 22
                                    

30. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub
(CERITA SPESIAL 8 - Suara Desahan) - End

~ Sakti Pov ~

"Gara-gara kamu kelamaan mandi, kita jadi ketinggalan kereta," omel Ronald setelah membuka pintu dan masuk ke dalam kost.

"Mau gimana lagi, tadi aku sekalian setor," sahutku kesal.

Udah panas-panasan. Naik motor kayak di kejar setan. Sampai stasiun, keretanya udah berangkat. Anjim banget.

"Biarpun kamu mandi sambil ngek, harusnya nggak perlu sampai sejam kan?! Kamunya aja yang suka lama kalau sudah di kamar mandi," seru Ronald tak mau kalah, "udah gitu di ajak naik bis nggak mau, mabuk lah, bau ketek lah. Lebay lu."

"Habisnya aku emang nggak bisa bau ketek orang. Apalagi kalau udah kringetan. Baunya bikin mual tau nggak?!"

Aku dan Ronald masuk ke dalam kamar untuk meletakkan tas dan melepas jaket kami. Karena kami di satu kamar jadi kami juga harus berbagi tempat. Di sini banyak kamar kosong sih. Tapi kalau join sama temen cuma bayar separo harga.

"Halah...lebay...lebay," Ronald masih kesal.

Ya mau gimana lagi, ketinggalan kereta juga bukan rencanaku kan?! Apes aja.

"Terus gimana? Aku nggak bisa pulang dong?"

"Nggak tau dan nggak mau tau. Pikir sendiri!"

Ronald melepas sepatunya lalu keluar kamar. Aku mengikutinya dari belakang.

Dia marah banget. Ronald sudah membatalkan janji kencan sama ceweknya tapi malah batal juga nganterin aku pulang hahaha... Dia ikut aku pulang karena mau panen buah.

"Bantuin mikir dong! Kalau aku pulang sendiri, waktu pulang, aku nggak kuat bawa buah sebanyak itu."

"Terus gimana? Mau kereta nanti sore? Dari sana malem? Pulang besok pagi? Gila apa?!"

Aku mengumpat pelan. Masa iya aku gagal pulang minggu ini?! Gara-gara aku mandinya kelamaan.

"Kalau mandi udah kayak perawan aja," Ronald masih mengomel.

AKU MEMANG PERAWAN. BELUM PERNAH NGEWE AMA CEWEK.

Bajingan ini.

Saat aku melewati kamar Brian, langkahku terhenti. Sudah seminggu ini Brian pindah kost. Aku nggak tau dia pindah kemana. Yang jelas kamarnya sekarang dipakai sama Bima. Karena Brian sudah terlanjur bayar uang kost untuk dua bulan kedepan. Jadi sayang kalau nggak di tempati.

Aku lihat kamar Bima kosong. Aku nggak tau kemana makhluk satu itu. Tapi bukankah ini kesempatanku?

Tanpa pikir panjang aku menarik kerah Ronald dan membuatnya mengumpat.

"Apa lagi sih?!" tanya Ronald nyolot.

"Bantuin jaga pintu. Aku mau cari sesuatu di kamarnya Bima," sahutku.

Aku mau nyari hpnya Bima. Siapa tau dia ninggalin hp nya di kamar. Gara-gara foto tytydku yang lucu, aku jadi babunya Bima. Nggak kehitung lagi berapa banyak aku di suruh-suruh sama dia.

"Kamu mau mati apa?!" seru Ronald, "OGAH! Kalau mau mati jangan ajak-ajak."

"Nanti aku kasih tiket nonton. Jadi kamu bisa ajak pacarmu nonton."

"Oke. Cuma jaga pintu kan?!"

"Yup."

"Sip."

Okeeh...

Ayo kita cari hpnya Bima.

Aku langsung masuk ke dalam kamar Brian yang kini di pakai sama Bima. Tempat pertama yang aku geledah adalah meja. Lalu laci meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang