12

1.1K 124 0
                                    

12. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub

~ Owen Pov ~

Ini sudah seminggu setelah aku membantu latih tanding tim voli. Aku mendapat teman baru tentunya. Frans, dia kakak kelasku. Orangnya menyenangkan. Baik dan suka membuat suasana menjadi ramai dengan candaannya. Tipe orang yang langsung bisa akrab dengan siapa saja. Beberapa kali dia datang ke kelasku dan mengajakku ke kantin bersama. Dia kadang menungguku didepan kelas kalau jam pulang sekolah. Kami biasa membicarakan sesuatu seputar voli atau pun pembicaraan yang tidak penting lainnya. Anaknya juga perhatian. Tipe-tipe yang akan disukai banyak cewek.

Ternyata dia itu murid pindahan. Aku yakin, disekolah lamanya, dia menjadi sorotan para cewek. Wajahnya juga tampan. Aku suka saat bicara sama dia, suara tawanya renyah. Aku jadi ikut tertawa saat dia tertawa.

"Mau makan apa?" tanya Frans saat kami berdua berjalan ke kantin.

"Terserah sih. Aku bisa makan apapun asal enak haha. Kamu nggak ada usul?" tanyaku balik.

"Ke kantin pak Mohad aja yuk. Di sana ada nasi campur yang enak," usul Frans, "saat aku baru pindah ke sini, aku di ajak anak-anak makan nasi campur di sana."

"Oke," sahutku.

Saat langkahku mendekati kantin pak Mohad, aku melihat beruang kutub dan gerombolannya duduk di depan kantin. Kami berdua saling bertatapan satu sama lain. Rasanya aku ingin pergi dari sana. Tapi Frans sudah terlanjur masuk ke dalam kantin.

Saat aku melihat Bima membuka mulutnya seperti mau mengajakku ngobrol, aku langsung kembali melangkahkan kakiku.

Cuekin saja. Cuekin. CUEKIN!!!

Aku berjalan melewatinya begitu saja tanpa menatapnya lagi.

Balas dendam dong. Emang enak di cuekin hahaha...

"Kenapa kok senyum-senyum gitu?" tanya Frans yang membuatku sadar kalau aku menunjukkan sesuatu yang menjijikkan haha.

"Nggak hahahaha..."

"Ini nasi bungkusmu. Mau minum apa?"

"Air mineral aja deh," sahutku.

Aku mencari bangku yang kosong sementara Frans membeli minum.

"Habis berapa?" tanyaku saat Frans duduk di sebelahku.

"Nggak usah. Aku traktir aja," sahut Frans.

"Jangan dong. Masa tiap ke kantin selalu kamu nraktir. Biar aku yang nraktir deh," kataku.

"Nggak usah. Hari ini biar aku aja yang nraktir. Besok aja kalau kamu mau nraktir aku."

"Ya udah deh. Makasih ya," sahutku.

Nggak apa-apa deh, biarpun aku nggak enak hati karena selalu di bayarin. Tapi nolak rezeki kan nggak baik.

Saat aku makan, aku merasa di perhatikan dari jauh tanpa jeda. Aku sampai menghela nafas beberapa kali. Tatapan Bima terlihat jelas di sudut mataku. Aduh... Rasanya aku jadi tidak nyaman. Apalagi perlakuan Frans yang membuatku jadi pusat perhatian. Jangan bilang kalau Frans juga suka sama aku?

Ya ampun...sepertinya memang aku yang ke GR ran, semua orang aku anggap suka sama aku.

"Bentar Wen, ada nasi nempel," kata Frans.

Dia menunjuk bibirnya sendiri. Aku mencoba mengikutinya.

"Bukan-bukan, ke kiri dikit," kata Frans lagi.

"Sudah?" aku masih mencari tapi tidak ketemu sebutir nasi.

Tanpa di sangka-sangka jari Frans terulur kearahku lalu menyeka bibirku dengan ibu jarinya. Aku yang kaget cuma bisa terdiam.

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang