20

1K 105 2
                                    

20. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub

~ Owen Pov ~

"Cepat bangun Wen!" mama sudah mulai teriak-teriak membangunkanku.

Padahal selama ini aku selalu bangun sendiri tanpa perlu dibangunkan.

Biasanya aku bangun jam setengah lima pagi. Tapi ini sudah jam enam dan aku masih ada di atas tempat tidur. Belum mandi dan belum sarapan.

"OWEN!!" teriak mama setelah membuka pintu kamarku.

"Aku nggak enak badan ma. Aku...izin saja ya ma," kataku tanpa pikir panjang.

Aku cuma tidak mau bertemu dengan Bima. Aku tidak mau bertemu dengannya. Memikirkan bagaimana dia menatapku sudah membuatku stres duluan.

"Kamu sakit?" tanya mama sambil mendekatiku.

Aku terdiam sejenak.

"Nggak, cuma nggak enak badan," sahutku.

Aku bukan pembohong yang handal haha...

"Kalau cuma nggak enak badan, minum paracetamol dan berangkat. Jangan bolos. Sebentar lagi kan ujian."

Aku cemberut.

Gagal.

Aku terpaksa masuk sekolah. Tapi kalau bisa memilih aku lebih baik membolos. Satu hari...dua hari...tiga hari...

...

...

...

Tapi sampai kapan aku membolos?!

" Iya...aku masuk," sahutku pelan.

Akhirnya setelah mandi dengan cepat aku langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan.

Sesampainya di sekolah aku langsung was-was. Tengok kanan kiri. Tengok lagi kanan kiri sampai beberapa kali hanya untuk memastikan apakah Bima ada di dekatku atau tidak.

Aku menghela nafas lega saat memastikan Bima tidak ada di dekatku.

"Wen."

"WAAAAAAAAAA....!!!" aku berteriak kaget saat mendengar namaku disebut.

"A...apa sih? Bikin kaget aja."

Aku melihat Frans yang memegang dadanya.

Ha...haha...hahaha...

Aku yang kaget. Jantungku hampir berhenti.

Aku tersenyum sebisaku.

"Sorry..." desisku.

"Kamu kok histeris banget sih?"

"Aku kaget hahaha..."

"Katanya kamu mau ikut ekstrakulikuler voli? Jadi?"

Aku terdiam untuk beberapa saat. Ingat kemarin saat dua anggota tim basket bergossip tentangku.

Aku menelan ludah.

"Jadi dong," sahutku.

"Cakep. Nih Hengki kemarin nitipin formulir pendaftaran," kata Frans sambil menyodorkan satu lembar kertas padaku.

Aku menerima formulir itu.

"Kalau udah kamu isi. Langsung aja kasih ke Hengki."

"Oke," sahutku.

"Ya udah aku ke kelas dulu. Mau ngerjain pr hehehe..." kata Frans sambil terkekeh.

"Oh ya udah, makasih ya,"

Frans berjalan lebih cepat dariku. Dia sedikit berlari.

DEG.

Jantungku rasanya mau copot saat melihat Bima berjalan kearahku. Dia masih mengobrol sama teman-temannya. Tapi saat melihatku, dia langsung terdiam.

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang